Tuesday 3 September 2013

Makalah Ekskresi


ARTIKEL BIOLOGI

 SISTEM EKSKRESI


Di Susun Oleh :
Nur Mustika Aji Nugroho

XI IPA 1


     SMA N  2 WONOSARI
KABUPATEN  GUNUNGKIDUL
2013

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, yang atas rahmat-Nya maka kami dapat menyelesaikan penyusunan artikel yang berjudul “Sistem Ekskresi”. Penulisan artikel adalah merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan tugas mata pelajaran Biologi Semester II di SMA N 2 WONOSARI.
Dalam penulisan artikel ini, kami merasa masih banyak kekurangan-kekurangan, baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat diharapkan demi penyempurnaan pembuatan artikel ini.
Akhirnya kami berharap semoga artikel ini membantu teman-teman mengetahui secara garis besar tentang Sistem Ekskresi. Terimakasih kami ucapkan atas waktunya untuk membaca artkel kami.
                                                                                   

 Wonosari,    13 Januari 2014
     
                                                                                                        
                                                                                                      Penyusun


DAFTAR ISI
Kata Pengantar   ..............................................................................................   2
Daftar Isi .........................................................................................................   3
A.    Sistem Ekskresi pada Manusia   ..............................................................   4    
B.    Gangguan Pada Sistem Ekskresi    ..........................................................   10
C.    Teknologi Yang Berhubungan Pada Sistem Ekskresi   ............................   18
D.    Gaya Hidup Sehat   .................................................................................   22              
   Daftar Pustaka    .............................................................................................   24              

 Sistem Ekskresi
A.     Sistem Ekskresi Pada Manusia
Sistem rekskresi merupakan suatu sistem yang akan membuang sisa metabolisme dalam tubuh dan merespons ketidakseimbangan cairan tubuh. Sisa metabolisme yang dikeluarkan berupa air serta zat yang terlarut didalamnya, garam-garam mineral, dan pigmen empedu. Sisa metabolisme tersebut biasa disebut dengan ekskret yang dihasilkan oleh berbagai macam organ ekskresi didalam tubuh dan dikeluarkan bersama urine atau keringat. Zat diekskresikan keluar tubuh oleh organ ekskresi, yaitu ginjal, kulit, paru-pau, dan hati.

1.       Ginjal
 Ginjal adalah organ utama dalam sistem ekskresi. Ginjal mengeluarkan urea, kelebihan air, dan material sampah lainnya dalam bentuk urine. Urine dialirkan melalui ureter menuju kantung urine. Keinginan untuk mengeluarkan urine muncul ketika kantung urine terisi penuh. Urine dikeluarkan dari tubuh melalui uretra.
Ginjal manusia berbentuk seperti kacang dengan panjang kira-kira 13 cm, lebar 8 cm, dan tebal 2,5 cm. Ginjal berukuran lebih kurang seukuran dengan kepalan tangan Anda. Ukuran organ tersebut memang kecil, tetapi mempunyai fungsi dan efektivitas kerja yang sangat mengagumkan. Manusia mempunyai dua buah ginjal yang terletak di sebelah kanan dan kiri tubuhnya. Dari bagian luar ke dalam, ginjal terdiri atas tiga lapisan, yaitu korteks renalis (korteks), medula renalis (medula) dan pelvis renalis.

Unit fungsional terkecil dari ginjal disebut nefron. Nefron terletak di korteks renalis dan medula renalis. Nefron terdiri atas tiga bagian utama, yaitu glomerulus (tempat darah disaring), kapsula Bowman, dua buah tubulus panjang. Tubulus tersebut dibagi menjadi tubulus kontortus proksimal, lengkung Henle, tubulus kontortus distal, dan yang terakhir adalah tubulus pengumpul.

Glomerulus adalah untaian pembuluh kapiler yang dinding-dindingnya bertautan dengan dinding kapsula Bowman. Kapiler yang membentuk glomerulus adalah percabangan dari arteriol aferen.
Kapsula Bowman sendiri berhubungan dengan tubulus kontortus proksimal, lengkung Henle, dan tubulus kontortus distal hingga tubulus pengumpul. Urine dibentuk dengan serangkaian proses yang rumit dan sangat efektif.
Secara umum, terdapat tiga peristiwa penting dalam pembentukan urine, yaitu penyaringan (filtrasi), penyerapan (reabsorpsi), dan pengumpulan (augmentasi).
a.      Penyaringan Darah (Filtrasi)
Proses filtrasi terjadi di antara glomerulus dan kapsula Bowman. Ketika darah dari arteriol aferen memasuki glomerulus, tekanan darah menjadi tinggi. Hal tersebut menyebabkan air dan molekul-molekul yang tidak larut dalam darah melewati dinding kapiler pada glomerulus. Kemudian, air dan molekul-molekul memasuki lempeng filtrasi dari kapsula Bowman. Hasil filtrasi ini disebut filtrat glomerulus atau urine primer. Filtrat ini akan dipindahkan melalui tubulus kontortus proksimal, lengkung Henle, tubulus kontortus distal, kemudian menuju tubulus pengumpul.

b.    Penyerapan Kembali (Reabsorpsi)
Ketika filtrat dipindahkan, darah di arteriol eferen glomerulus menjadi sangat pekat. Hal tersebut terjadi karena hilangnya begitu banyak air. Selain itu, filtrasi mengandung substansi-substansi besar yang tidak dapat melewati dinding kapiler glomerulus, seperti sel darah, protein-protein besar, dan kepingan-kepingan lemak.
Sementara itu, urine primer yang dihasilkan dari kapsula Bowman, memasuki tubulus kontortus proksimal. Di titik pertautan antara kapiler- kapiler yang melingkupi tubulus, diserap glukosa dan asam amino serta ion Na+.
Urine primer yang memasuki lengkung Henle telah lebih isotonik dengan darah di kapiler. Pada lengkung Henle terjadi penyerapan garam NaCl dan air. Penyerapan berlanjut di tubulus kontortus distal. Di sini terjadi penyerapan urea, kreatinin, bahan obat-obatan, H+, dan NH4–. Sementara itu, garam NaCl dan air serta ion HCO3– kembali diserap.
 Urine yang dihasilkan dari tubulus kontortus distal, disebut urine sekunder. Hasil reabsorpsi ini mengandung air, garam, urea, dan pigmen empedu yang memberikan bau dan warna pada urine.

c.      Pengumpulan (Augmentasi)
Urine sekunder dari tubulus kontortus distal akan memasuki tubulus pengumpul. Di tubulus ini, masih terjadi penyerapan kembali air, garam NaCl, dan urea sehingga terbentuk urine yang harus dibuang dari tubuh.
Dari tubulus pengumpul, urine memasuki pelvis renalis, lalu mengalir menuju ureter menuju kandung kemih (vesika urinaria). Ketika kandung kemih penuh, orang akan merasakan keinginan untuk buang air kecil.
Beberapa hal yang memengaruhi volume urine, di antaranya zat-zat diuretik, suhu, konsentrasi darah, dan emosi. Jika sering mengonsumsi kopi dan teh, zat diuretik (kafein) yang dikandungnya akan menghambat reabsorpsi air sehingga volume urine meningkat.
Pada saat terjadi peningkatan suhu, kapiler di kulit melebar dan air berdifusi keluar serta kelenjar keringat menjadi aktif. Saat volume air turun, penyerapan air di ginjal berkurang sehingga volume urine menurun. Begitu pula halnya ketika konsentrasi darah meningkat, atau ketika darah menjadi lebih cair karena banyak mengonsumsi cairan. Emosi tertentu merangsang peningkatan atau pengurangan volume urine, contohnya orang menjadi lebih sering buang air kecil pada saat gugup, tegang, atau takut.

2.       Kulit

 Sebagai alat ekskresi, kulit mengeluarkan keringat. Keringat terdiri atas air dan garam-garam mineral (terutama NaCl, itu sebabnya keringat terasa asin), serta sedikit sampah buangan, seperti urea, asam urat, dan amonia. Keringat dikeluarkan tubuh dalam jumlah besar ketika melakukan kegiatan berat dan berada di lingkungan yang panas. Pengeluaran keringat juga dipengaruhi oleh makanan, keadaan kesehatan, dan emosi.
Kulit dibagi menjadi dua lapisan utama, yaitu epidermis dan dermis. Epidermis merupakan lapisan kulit paling luar dan lebih tipis dibandingkan lapisan dermis. Epidermis terdiri atas beberapa lapisan, yaitu stratum korneum (lapisan tanduk), stratum lusidum, stratum granulosum, dan stratum germinativum.
Stratum korneum adalah lapisan sel-sel epidermis (sel epitel selapis pipih) yang mati dan menumpuk menjadi berlapis-lapis. Stratum lusidum merupakan lapisan bening di bawah stratum korneum. Stratum granulosum adalah lapisan sel yang mengandung pigmen melanin yang berpengaruh terhadap warna kulit. Stratum germinativum adalah lapisan yang membelah terus-menerus dan mendesak lapisan sel lama ke atas, serta menggantikan sel-sel di lapisan stratum korneum.
Lapisan kulit bagian bawah adalah dermis. Di lapisan dermis terdapat serabut saraf dan pembuluh darah. Selain itu, di lapisan dermis terdapat struktur lain, seperti kelenjar keringat, rambut, dan kelenjar minyak. Minyak yang dihasilkan oleh kelenjar di sekitar folikel rambut berfungsi menjaga permukaan kulit agar tetap lembap.
Kelenjar keringat dibagi menjadi dua bagian, yaitu bagian pangkal berbentuk gulungan anyaman yang terletak di dermis, dan bagian saluran yang berujung di permukaan kulit (epidermis). Bagian pangkal yang bergulung tersebut dikelilingi oleh kapiler darah. Melalui kapiler darah tersebut kelenjar keringat menyerap cairan di jaringan. Cairan tersebut kemudian dikeluarkan sebagai keringat.
Ekskresi keringat berkaitan juga dengan upaya tubuh dalam menjaga kestabilan suhu tubuh. Ketika suhu tubuh naik, suhu darah akan meningkat dan merangsang kelenjar hipotalamus di otak. Hormon yang disekresikan kelenjar ini masuk ke darah dan merangsang pembuluh darah untuk melebar sehingga kecepatan aliran darah menurun dan kelenjar keringat memproduksi keringat. Dengan demikian, suhu tubuh akan menurun.

3.       Paru-Paru
 Paru-paru berperan dalam proses ekskresi karena paru-paru mengeluarkan gas karbon dioksida dan air melalui proses respirasi.
 Dalam paru-paru, terdapat alveoli tempat terjadinya pertukaran gas antara oksigen dan karbon dioksida. Dinding alveoli dan kapiler sangat tipis dan basah sehingga memudahkan pertukaran gas .

 Setelah udara masuk ke alveolus, oksigen masuk melalui dinding alveolus dan segera memasuki dinding kapiler darah. Sebaliknya, karbon dioksida dan air terlepas dari darah dan masuk ke alveoli untuk selanjutnya dikeluarkan dari dalam tubuh

4.       Hati
Hati termasuk dalam sistem ekskresi karena hati mengeluarkan empedu. Setiap hari, hati menyekresi sekitar 600–1.000 mL cairan empedu. Cairan empedu terdiri atas kolesterol, lemak, hormon pelarut lemak, dan lesitin. Fungsi cairan empedu, di antaranya mengemulsi lemak dalam usus halus. Cairan empedu tersebut disimpan dalam kantung empedu untuk disalurkan ke dalam usus halus. Sebagai bagian dari sistem ekskresi, hati menghasilkan produk ekskretori, seperti zat pewarna cairan empedu (bile pigmen), yaitu bilirubin. Bilirubin berasal dari pemecahan hemoglobin darah yang berlangsung dalam hati.
Sel darah merah yang telah rusak dan mati dirombak oleh hati melalui sel-sel khusus yang disebut histiosit. Hemoglobin dalam sel darah merah dipecah menjadi hemin, globin, dan zat besi. Globin dan zat besi disimpan kembali di hati untuk selanjutnya dikembalikan ke limfa dan sumsum tulang belakang dan digunakan dalam pembentukan hemoglobin baru. Hemin digunakan sebagai zat warna empedu yang disebut bilirubin. Bilirubin berwarna hijau biru. Zat tersebut selanjutnya disalurkan ke usus dua belas jari dan dioksidasi menjadi urobilin yang berwarna kuning kecokelatan. Zat warna inilah yang memberi warna pada urine dan feses.


B.     Gangguan pada Sistem Ekskresi Manusia
Mengingat fungsi ginjal yang amat penting bagi kelangsungan hidup organisme maka semaksimal mungkin segala gangguan terhadap ginjal harus dihindarkan. Akan tetapi, ini merupakan pekerjaan berat. Banyak kelainan dan gangguan pada sistem ekskresi, di antaranya akan dijelaskan sebagai berikut.

1.        Kelainan dan Penyakit pada Ginjal
a.    Nefritis
Nefritis adalah peradangan di ginjal terutama pada glomerulus. Penyebabnya adalah bakteri Streptococcus yang masuk melalui saluran pernapasan, kemudian dibawa oleh darah dan selanjutnya ke ginjal. Peradangan menyebabkan glomerulus semakin berlubang-lubang melebihi pori-pori yang sudah ada. Akibatnya, sel-sel darah dan protein masuk ke tubulus bersama filtrat glomerulus. Sel darah dan protein tidak dapat direabsorpsi dan keluar bersama urin. Urin akan tampak merah atau keruh. Pemberian antibiotik dan istirahat total biasanya akan menyembuhkan nefritis.

b.   Uremia
Uremia merupakan kegagalan ginjal membuang limbah metabolisme secara normal. Ini dapat disebabkan beberapa faktor, misalnya nefritis, kerusakan saluran kencing, infeksi bakteri, overdosis vitamin D, shock berat, terbakar, keracunan, reaksi karena tranfusi darah, diabetes, dan benturan fisik tubuh. Gejalanya sakit kepala dan keinginan kencing yang tiba-tiba dan tidak tertahankan. Pada uremia yang parah biasanya dilakukan hemodialisa (cuci darah) atau transplantasi ginjal baru.

c.    Gagal Ginjal
Gagal ginjal adalah ketidakmampuan ginjal menjalankan fungsinya, akibatnya zat-zat yang seharusnya dapat dikeluarkan melalui ginjal menjadi tertumpuk di dalam darah. Salah satu contohnya adalah timbulnya uremia, yaitu peningkatan kadar urea di dalam darah. Kadar urea darah yang tinggi dapat menimbulkan keracunan dan mengakibatkan kematian. Gagal ginjal antara lain disebabkan oleh nefritis. Penyakit ini dapat diatasi dengan dua alternatif. Pertama melakukan dialisis ginjal (cuci darah) yang diIakukan secara rutin. Kedua dengan transplantasi (cangkok) ginjal dari donor. Cangkok ginjal dapat dilakukan jika ada kecocokan antara organ donor dan jaringan penderita sehingga tidak terjadi penolakan.

d.   Diabetes Melitus
Diabetes melitus (kencing manis) adalah penyakit pada sistem ekskresi yang ditandai dengan kadar glukosa darah melebihi normal karena kekurangean hormon insulin. Kelebihan glukosa darah akan dikeluarkan bersama urine. Diabetes melitus pada anak diatasi dengan penyuntikan insulin secara rutin. Diabetes melitus pada orang dewasa dapat diatasi dengan mengatur diet, olahraga, dan pemberian obat-obatan penurun kadar glukosa darah.

e.    Diabetes Insipidus
Diabetes insipidus adalah penyakit yang ditandai dengan pengeluaran urine yang berlebih. Penyebab diabetes insipidus, yaitu kekurangan ADH. Kurangnya ADH mengakibatkan pening katan pengeluaran urine, peningkatan dehidrasi pada penderita, rasa haus terus-menerus, dan tekanan darah rendah.

f.     Albuminuria
Albuminuria adalah penyakit pada sistem ekskresi yang ditandai dengan urine penderita mengandung albumin. Albumin merupakan protein yang bermanfaat bagi manusia karena berfungsi untuk mencegah agar cairan tidak terlalu banyak keluar dari darah. Penyakit ini menyebabkan terlalu banyak albumin yang lolos dari saringan ginjal dan terbuang bersama urine. Penyakit ini disebabkan oleh kekurangan protein, penyakit ginjal, dan penyakit hati.

g.    Nefrolitiasis

Nefrolitiasis (batu ginjal) adalah penyakit pada sistem ekskresi yang ditandai dengan adanya batu pada ginjal, saluran ginjal, atau kandung kemih. Batu ginjal pada umumnya mengandung garam kalsium (zat kapur) antara lain kalsium oksalat, kalsium fosfat, atau campurannya. Batu ginjal terbentuk karena konsentrasi unsur-unsur tersebut dalam urine tinggi yang dipercepat dengan infeksi dan penyumbatan pada ureter. Penyakit ini diobati dengan cara mengeluarkan batu ginjal. Apabila batu ginjal masih berukuran kecil, dapat dihancurkan dengan obat-obatan. Apabila batu ginjal sudah berukuran besar, harus dikeluarkan dengan tindakan operasi. Dengan kemajuan ilmu dan teknologi, batu ginjal dapat dihancurkan dengan gelombang suara yang berintensitas tinggi tanpa perlu tindakan operasi.

h.   Sisitis
Sistitis merupakan radang selaput mukosa kantong kemih, disebabkan infeksi bakteri atau karena zat-zat kimia, atau kerusakan fisik. Lebih banyak terjadi pada wanita karena saluran kemihnya (uretranya) lebih pendek, memudahkan masuknya bakteri dari luar.

i.      Anuria
Anuria merupakan kegagalan ginjal tidak dapat membuat urin sedikit pun. Ini juga karena adanya kerusakan glomerulus. Filtrasi tidak dapat dilakukan sehingga tidak ada urin yang terbentuk. Tekanan darah yang rendah juga menghambat masuknya filtrat glomerulus ke tubulus sehingga menyebabkan anuria juga.

2.        Kelainan dan Penyakit pada Kulit
a.    Jerawat
Jerawat adalah kondisi abnormal kulit akibat gangguan berlebihan produksi kelenjar minyak (sebaceous gland) yang menyebabkan penyumbatan saluran folikel rambut dan pori-pori kulit. Peradangan pada kulit terjadi jika kelenjar minyak memproduksi minyak kulit (sebum) secara berlebihan sehingga terjadi penyumbatan pada saluran kelenjar minyak dan pembentukan komedo (whiteheads) dan seborhoea. Apabila sumbatan membesar, komedo terbuka (blackheads) muncul sehingga terjadi interaksi dengan bakteri jerawat

b.        Eksim
Eksim adalah istilah kedokteran untuk kelainan kulit yang mana kulit tampak meradang dan iritasi. Keradangan ini bisa terjadi dimana saja namun yang paling sering terkena adalah tangan dan kaki. Jenis eksim yang paling sering dijumpai adalah eksim atopik atau dermatitis atopik. Gejala eksim akan mulai muncul pada masa anak anak terutama saat mereka berumur diatas 2 tahun.

c.         Simptom
Simptom adalah sejenis penyakit yang disebabkan tungau, disebut scabies, termasuk penyakit kulit yang sangat menular lewat kontak dengan kulit atau tidur di ranjang yang sama atau menggunakan handuk yang sama dengan orang yang terinfeksi. Ruam merah gatal pada kulit adalah reaksi alergi terhadap tungau.

d.        Biang Kringat
Biang keringat terjadi karena kelenjar keringat tersumbat oleh sel-sel kulit mati yang tidak dapat terbuang secara sempurna. Keringat yang terperangkap tersebut menyebabkan timbulnya bintik-bintik kemerahan yang disertai gatal. Daki, debu, dan kosmetik juga dapat menyebabkan biang keringat. Biasanya anggota badan yang terserang biang keringat yaitu daki, leher, punggung, dan dada.

e.         Ringworm
Penyebab ringworm dapat menginfeksi kuku dan kulit kepala. Ciri dari infeksi jamur ini adalah membentuk bekas melinkar di kulit. Penyakit ini dapat dikurangi dengan menggunakan obat jamur. Karena disebabkan oleh jamur, cara yang paling tepat untuk mencegah penyakit ini dengan menjaga kebersihan diri dan menjaga agar kulit tetap kering dan tidak lembab.

f.          Kanker Kulit
Dari semua jenis kanker, kanker kulit adalah jenis kanker yang paling sering dijumpai. Paparan terhadap sinar matahari yang berlebihan dapat memicu timbulnya kanker kulit. Penyakit ini lebih sering menyerang orang dengan kulit berwarna terang yang lebih sensitif terhadap sinar matahari. Pencegahan dapat dilakukan dengan menggunakan tabir surya atau membatasi lamanya kulit terpapar sinar matahari.

g.         Biduran
Udara dingin bisa menyebabkan kulit kita menjadi gatal dan timbul bengkak-bengkak dengan bentuk yang tidak teratur. Kondisi seperti ini disebut biduran. Biduran dapat berlangsung beberapa jam hingga beberapa hari dan tidak meninggalkan bekas. Alergi terhadap bahan kimia, makanan, atau obat-obatan dapat pula menyebabkan biduran.

h.        Kaki Atlet (Athlete’s Foot) 
Penyakit ini disebabkan oleh infeksi jamur pada kaki. Keadaan lembap dan berkeringat pada kaki merupakan kondisi yang mendukung pertumbuhan jamur ini. Menjaga agar kaki kita tidak lembap dan segera melepaskan sepatu atau kaus kaki setelah beraktivitas dapat membantu mencegah penyakit kaki atlet.

i.           Psoriasis
Penderita psoriasis mengalami gejala seperti kulit kemerahan dan bersisik yang dapat terjadi pada kulit kepala, sikut, lutut, atau punggung. Gejala ini sering berulang dan hingga saat ini psoriasis belum dapat disembuhkan secara total.

3.        Kelainan dan Penyakit pada Hati
a.         Hepatitis
Hepatitis adalah radang hati yang disebabkan oleh virus. Ada bermacam-macam virus, misalnya virus hepatitis A, B, C, D, E, F, dan G. Hepatitis yang disebabkan oleh virus hepatitis B lebih berat daripada yang disebabkan oleh virus hepatitis A. Hepatitis A disebabkan oleh infeksi hepatitis A virus (HAV). Hepatitis A menular melalui makanan, air, dan peralatan yang terkontaminasi HAV. Hepatitis B disebabkan oleh infeksi hepatitis B virus (HBV). Hepatitis B dapat menular melalui darah, misalnya melalui transfusi darah. Hepatitis C disebabkan oleh virus yang belum diketahui secara pasti.

b.        Sirosis Hati
Sirosis hati adalah kelainan pada hati yang ditandai dengan timbulnya jaringan parut dan kerusakan sel-sel normal hati. Sirosis hati sering terjadi pada peminum alkohol, keracunan obat-obatan, infeksi bakteri, serta komplikasi hepatitis. Karena hati merupakan organ yang mempunyai banyak fungsi vital, sirosis hati akan menimbulkan beberapa akibat, antara lain gangguan kesadaran, koma, dan bahkan kematian. Pengobatan sirosis hati ditujukan pada penyebab utamanya, pemulihan fungsi hati sampai transplantasi hati.


4.        Kelainan dan Penyakit pada Paru-Paru
a.         Bronkitis
Bronkitis adalah suatu peradangan pada bronkus (saluran udara ke paru-paru). Penyakit ini biasanya bersifat ringan dan pada akhirnya akan sembuh sempurna. Tetapi pada penderita yang memiliki penyakit menahun (misalnya penyakit jantung atau penyakit paru-paru) dan pada usia lanjut, bronkitis dapat bersifat serius.

b.        Pneumonia
Pneumonia adalah sebuah penyakit pada paru-paru di mana pulmonary alveolus (alveoli) yang bertanggung jawab menyerap oksigen dari atmosfer menjadi inflame dan terisi oleh cairan. Pneumonia dapat disebabkan oleh beberapa penyebab, termasuk infeksi olehbakteria, virus, jamur, atau parasit.

c.         Asbestosis
Asbestosis adalah suatu penyakit saluran pernafasan yang terjadi akibat menghirup serat-serat asbes, dimana pada paru-paru terbentuk jaringan parut yang luas. Menghirup serat asbes dapat menyebabkan terbentuknya jaringan parut (fibrosis) di dalam paru-paru. Jaringan paru-paru yang membentuk fibrosis tidak dapat mengembang dan mengempis sebagaimana mestinya.

d.        Kanker Paru-Paru 
Kanker paru-paru adalah tumor berbahaya yang tumbuh di paru-paru. Sebagian besar kanker paru-paru berasal dari sel-sel di dalam paru-paru, namun kanker paru-paru bisa juga berasal dari kanker di bagian tubuh lainnya yang menyebar ke paru-paru. Kanker paru-paru merupakan penyebab utama dari kematian akibat kanker.

C.     Teknologi yang Berhubungan dengan Sistem Ekskresi
Untuk membantu mengatasi masalah ekskresi, berbagai pengetahuan tentang teknologi telah berkembang sangat pesat. Teknologi tersebut antara lain:

1.    Radioterapi
Radioterapi adalah sebuah teknik terapi bagi para penderita kanker. Radioterapi telah mengalami teknik radiasi yang berkembang dari sejak pertama kali diperkenalkan sampai saat ini. Kegunaan radioterapi adalah sebagai berikut:
a)    Mengobati
Banyak kanker yang dapat disembuhkan dengan radioterapi, baik dengan atau tanpa dikombinasikan dengan pengobatan lain seperti pembedahan dan kemoterapi.
b)   Mengontrol
Jika tidak memungkinkan lagi adanya penyembuhan, radioterapi berguna untuk mengontrol pertumbuhan sel kanker dengan membuat sel kanker menjadi lebih kecil dan berhenti menyebar
c)    Mengurangi gejala
Selain untuk mengontrol kanker, radioterapi dapat mengurangi gejala yang biasa timbul pada penderita kanker seperti rasa nyeri dan juga membuat hidup penderita lebih nyaman.
  
2.    Test Pack Hepatitis 
Selama ini orang hanya tahu untuk mendeteksi penyakit hepatitis melalui tes darah di laboratorium yang harganya sangat mahal. Karenanya banyak orang yang tidak pernah melakukan pemeriksaan. Diharapkan dengan adanya alat tes hepatitis yang cepat dan murah, seseorang bisa mendapatkan perawatan lebih awal.  

3.    Hemodialisis 
Hemodialisis adalah salah satu pengobatan gagal ginjal, bila jiwa telah terancam oleh gagal ginjal. Tujuan untuk mengambil atau mengeluarkan cairan yang berlebihan dan sisa metabolisme yang biasanya dikeluarkan oleh ginjal. Prinsipnya adalah darah pasien dialirkan melalui pipa dengan dinding membran semi permeabel → ginjal artifisial → transfer toksin dan cairan: air, molekul kecil menembus dinding, molekul besar (protein) tidak.

4.    Inhaler
Obat semprot atau inhaler bagi penderita asma bisa menjadi barang yang sangat penting dalam pertolongan pertamanya. Tapi peneliti mengungkapkan, terlalu sering menggunakan inhaler bisa membuat penyakit asma semakin parah.
Perawatan yang paling umum dilakukan oleh penderita asma adalah menggunakan obat semprot yang mengandung senyawa salbutamol. Tapi penelitian terbaru mengungkapkan, jika penggunaannya terlalu sering, senyawa salbutamol bisa menyebabkan paru-paru melepaskan bahan kimia yang berbahaya serta memicu lebih banyak serangan penyakit.
Inhaler yang digunakan sebenarnya berguna untuk mengurangi gejala dengan merelaksasikan otot-otot dalam saluran udara yang menyempit, sehingga penderita dapat bernapas lebih mudah.

5.    Scanning Laser Hair Removal System
Laser hair removal bekerja dengan mengirimkan sinar laser ke folikel rambut dengan energi yang cukup untuk menghancurkan akar, tanpa mempengaruhi daerah sekitarnya. Bekerja pada kulit kepala yang bermasalah.  

6.    Galvanic 
Galvanic adalah jenis alat kecantikan yang berdaya guna ionisasi, yang berguna untuk meresapkan kosmetik pemupuk yang berbentuk ekstrak (ionthoporesis), atau disincrustasi.

D.     Gaya Hidup Sehat untuk Menghindari Gangguan pada Sistem Ekskresi
Banyak yang dapat kita lakukan untuk hidup secara sehat supaya dapat terhindar dari berbagai macam penyakit pada sistem ekskresi. Gaya hidup sehat yang dapat kita lakukan diantaranya:.
1.    General Checkup
Gagal ginjal dapat dicegah melalui pemeriksaan kesehatan (medical checkup) secara rutin, termasuk pemeriksaan urin dan darah. Memeriksakan gangguan ginjal seperti kencing batu, prostat dapat mecegah munculnya gagal ginjal

2.    Berhenti Merokok
Dilihat dari sudut pandang manapun merokok akan selalu merugikan tubuh. Karena rokok dengan kandungan nikotinnya dalam proses jangka waktu lama akan merusak organ-organ penting tubuh, baik paru-paru, kulit, jantung maupun ginjal.

3.    Mengonsumsi Air putih
Mengonsumsi air putih yang cukup, menghidari konsumsi jamu atau herbal yang tidak jelas, menghidari konsumsi obat-obatan secara sembarangan (tanpa resep dokter) merupakan hal sederhana yang dapat dilakukan untuk mengurangi potensi munculnya penyakit ekskresi terutama pada ginjal.

4.    Mengurangi Makanan yang Berlemak
Makanan berlemak akan menyebabkan kandungan kolesterol dalam darah meningkat. Untuk itu, sebaiknya mengonsumsi makanan yang mengandung lemak jangan sampai berlebihan.

5.    Olahraga
Untuk menghindari penyakit pada sistem ekskresi dapat dilakukan olah raga secara rutin dan teratur. Olah raga yang teratur (tidak terlalu berat) akan lebih berdampak positif bagi tubuh dibandingkan dengan olah raga berat namun tidak teratur. Misalnya, melakukan jalan santai setiap pagi atau bersepeda 1-2 jam setiap minggu.

6.    Melindungi Kulit dari Sengatan Sinar Matahari
Sinar matahari, khususnya pada siang hari akan merusak serat elastin yang memberi kelenturan kulit. Juga dapat merusak kolagen yang membentuk dan menunjang jaringan kulit. Pancaran sinar matahari secara langsung pada siang hari dapat menyebabkan kulit lelah dan mengalami dehidrasi.  

7.    Diet Seimbang
Semua zat gizi diperlukan tubuh. Akan tetapi, zat gizi yang sangat diperlukan oleh kulit yaitu vitamin A, vitamin B kompleks, vitamin C, dan mineral.

8.    Menghindari Alkohol
Mengonsumsi alkohol dapat menghabiskan simpanan vitamin B dalam tubuh dan mengurangi cadangan vitamin C, sehingga alkohol ini dapat berakibat buruk bagi kulit.

9.    Tidak Sembarangan Mengonsumsi Obat Kimia
Hasil proses berbagai macam obat akan dialirkan ke ginjal untuk difiltrasi. Beberapa antibiotik dan antinyeri jika dikonsumsi tanpa anjuran dan dosis dari dokter dapat merusak ginjal. Oleh karena itu, sebaiknya penggunaan obat harus dikonsultasikan kepada dokter terlebih dahulu. Beberapa bahan kimia seperti alkohol atau cairan pembersih dapat merusak ginjal baik secara sengaja atau tidak, baik termakan atau tersedak. Kita harus berhati-hati dalam pemakaian bahan kimia dan harus melihat petunjuk atau cara pemakaiannya.



D.A Pratiwi, dkk.2006.Biologi untuk Kelas XI.Jakarta:Erlangga
Suwarno. 2009. BSE. Jakarta: PT Sunda kelapa pustaka.
Irman Soemantri.2008.Sistem Pencernaan Makanan.Jakarta:Salemba Medika.
Suwarno. 2009. BSE. Jakarta: PT Sunda kelapa pustaka.

http://mutiarafebrybudiman.blogspot.com/2010/03/biologi-teknologi-dalam-sistem-eksresi.html
http://humanityfever.blogspot.com/2009/07/sumber-httpsafarila.html
http://tipsku.info/cara-mencegah-penyakit-ginjal/
http://scienceone-smada.blogspot.com/2012/01/sistem-ekskresi.html
http://www.crayonpedia.org/mw/Sistem_Ekskresi_Pada_Manusia_Dan_Hubungannya_Dengan_Kesehatan_9.1
http://aliaharza.blogspot.com/2012/04/biologi-teknologi-dan-sistem-eksresi.html
http://www.goodtoknow.co.uk/wellbeing/galleries/7809/what-does-my-rash-mean/4
http://berita-penyakit.blogspot.com/2012/04/penyakit-kanker-kulit.html

http://kabarinews.com/kesehatanpenemuan-neurosains-cahaya-laser-untuk-pengobatan/50774

0 comments:

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Affiliate Network Reviews