ARTIKEL BIOLOGI
SISTEM EKSKRESI
Di Susun Oleh :
Nur Mustika Aji Nugroho
XI IPA 1
SMA N 2
WONOSARI
KABUPATEN GUNUNGKIDUL
2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat
Tuhan yang Maha Esa, yang atas rahmat-Nya maka kami dapat menyelesaikan
penyusunan artikel yang berjudul “Sistem Ekskresi”. Penulisan artikel adalah
merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan tugas mata
pelajaran Biologi Semester II di SMA N 2 WONOSARI.
Dalam penulisan artikel ini, kami
merasa masih banyak kekurangan-kekurangan, baik pada teknis penulisan maupun
materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu kritik dan saran
dari semua pihak sangat diharapkan demi penyempurnaan pembuatan artikel ini.
Akhirnya kami berharap semoga
artikel ini membantu teman-teman mengetahui secara garis besar tentang Sistem
Ekskresi. Terimakasih kami ucapkan atas waktunya untuk membaca artkel kami.
Wonosari,
13 Januari 2014
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
.............................................................................................. 2
Daftar Isi ......................................................................................................... 3
A. Sistem Ekskresi pada Manusia .............................................................. 4
B. Gangguan Pada Sistem Ekskresi .......................................................... 10
C. Teknologi Yang Berhubungan Pada Sistem Ekskresi ............................ 18
D. Gaya Hidup Sehat ................................................................................. 22
A. Sistem Ekskresi pada Manusia .............................................................. 4
B. Gangguan Pada Sistem Ekskresi .......................................................... 10
C. Teknologi Yang Berhubungan Pada Sistem Ekskresi ............................ 18
D. Gaya Hidup Sehat ................................................................................. 22
Daftar Pustaka ............................................................................................. 24
Sistem Ekskresi
A. Sistem
Ekskresi Pada Manusia
Sistem rekskresi merupakan suatu sistem yang akan membuang sisa
metabolisme dalam tubuh dan merespons ketidakseimbangan cairan tubuh. Sisa
metabolisme yang dikeluarkan berupa air serta zat yang terlarut didalamnya,
garam-garam mineral, dan pigmen empedu. Sisa metabolisme tersebut biasa disebut
dengan ekskret yang dihasilkan oleh berbagai macam organ ekskresi didalam tubuh
dan dikeluarkan bersama urine atau keringat. Zat diekskresikan keluar tubuh
oleh organ ekskresi, yaitu ginjal, kulit, paru-pau, dan hati.
1.
Ginjal
Ginjal adalah organ utama dalam sistem
ekskresi. Ginjal mengeluarkan urea, kelebihan air, dan material sampah lainnya
dalam bentuk urine. Urine dialirkan melalui ureter menuju kantung urine.
Keinginan untuk mengeluarkan urine muncul ketika kantung urine terisi penuh.
Urine dikeluarkan dari tubuh melalui uretra.
Ginjal
manusia berbentuk seperti kacang dengan panjang kira-kira 13 cm, lebar 8 cm,
dan tebal 2,5 cm. Ginjal berukuran lebih kurang seukuran dengan kepalan tangan
Anda. Ukuran organ tersebut memang kecil, tetapi mempunyai fungsi dan
efektivitas kerja yang sangat mengagumkan. Manusia mempunyai dua buah ginjal
yang terletak di sebelah kanan dan kiri tubuhnya. Dari bagian luar ke dalam,
ginjal terdiri atas tiga lapisan, yaitu korteks
renalis (korteks), medula renalis
(medula) dan pelvis renalis.
Unit
fungsional terkecil dari ginjal disebut nefron.
Nefron terletak di korteks renalis dan medula renalis. Nefron terdiri atas tiga
bagian utama, yaitu glomerulus
(tempat darah disaring), kapsula Bowman,
dua buah tubulus panjang. Tubulus tersebut dibagi menjadi tubulus kontortus proksimal, lengkung
Henle, tubulus kontortus distal,
dan yang terakhir adalah tubulus
pengumpul.
Glomerulus
adalah untaian pembuluh kapiler yang dinding-dindingnya bertautan dengan
dinding kapsula Bowman. Kapiler yang membentuk glomerulus adalah percabangan
dari arteriol aferen.
Kapsula
Bowman sendiri berhubungan dengan tubulus kontortus proksimal, lengkung Henle,
dan tubulus kontortus distal hingga tubulus pengumpul. Urine
dibentuk dengan serangkaian proses yang rumit dan sangat efektif.
Secara
umum, terdapat tiga peristiwa penting dalam pembentukan urine, yaitu penyaringan (filtrasi), penyerapan (reabsorpsi), dan pengumpulan (augmentasi).
a. Penyaringan Darah (Filtrasi)
Proses
filtrasi terjadi di antara glomerulus dan kapsula Bowman. Ketika darah dari
arteriol aferen memasuki glomerulus, tekanan darah menjadi tinggi. Hal tersebut
menyebabkan air dan molekul-molekul yang tidak larut dalam darah melewati
dinding kapiler pada glomerulus. Kemudian, air dan molekul-molekul memasuki
lempeng filtrasi dari kapsula Bowman. Hasil filtrasi ini disebut filtrat glomerulus atau urine primer. Filtrat ini akan
dipindahkan melalui tubulus kontortus proksimal, lengkung Henle, tubulus kontortus
distal, kemudian menuju tubulus pengumpul.
b.
Penyerapan Kembali (Reabsorpsi)
Ketika
filtrat dipindahkan, darah di arteriol eferen glomerulus menjadi sangat pekat.
Hal tersebut terjadi karena hilangnya begitu banyak air. Selain itu, filtrasi
mengandung substansi-substansi besar yang tidak dapat melewati dinding kapiler
glomerulus, seperti sel darah, protein-protein besar, dan kepingan-kepingan
lemak.
Sementara
itu, urine primer yang dihasilkan dari kapsula Bowman, memasuki tubulus
kontortus proksimal. Di titik pertautan antara kapiler- kapiler yang melingkupi
tubulus, diserap glukosa dan asam amino serta ion Na+.
Urine
primer yang memasuki lengkung Henle telah lebih isotonik dengan darah di
kapiler. Pada lengkung Henle terjadi penyerapan garam NaCl dan air. Penyerapan
berlanjut di tubulus kontortus distal. Di sini terjadi penyerapan urea,
kreatinin, bahan obat-obatan, H+, dan NH4–. Sementara itu, garam NaCl dan air
serta ion HCO3– kembali diserap.
Urine yang dihasilkan dari tubulus kontortus
distal, disebut urine sekunder.
Hasil reabsorpsi ini mengandung air, garam, urea, dan pigmen empedu yang
memberikan bau dan warna pada urine.
c.
Pengumpulan (Augmentasi)
Urine
sekunder dari tubulus kontortus distal akan memasuki tubulus pengumpul. Di
tubulus ini, masih terjadi penyerapan kembali air, garam NaCl, dan urea
sehingga terbentuk urine yang harus dibuang dari tubuh.
Dari
tubulus pengumpul, urine memasuki pelvis renalis, lalu mengalir menuju ureter
menuju kandung kemih (vesika urinaria). Ketika kandung kemih penuh, orang akan
merasakan keinginan untuk buang air kecil.
Beberapa
hal yang memengaruhi volume urine, di antaranya zat-zat diuretik, suhu,
konsentrasi darah, dan emosi. Jika sering mengonsumsi kopi dan teh, zat
diuretik (kafein) yang dikandungnya akan menghambat reabsorpsi air sehingga
volume urine meningkat.
Pada
saat terjadi peningkatan suhu, kapiler di kulit melebar dan air berdifusi
keluar serta kelenjar keringat menjadi aktif. Saat volume air turun, penyerapan
air di ginjal berkurang sehingga volume urine menurun. Begitu pula halnya
ketika konsentrasi darah meningkat, atau ketika darah menjadi lebih cair karena
banyak mengonsumsi cairan. Emosi tertentu merangsang peningkatan atau
pengurangan volume urine, contohnya orang menjadi lebih sering buang air kecil
pada saat gugup, tegang, atau takut.
2.
Kulit
Sebagai alat ekskresi, kulit mengeluarkan
keringat. Keringat terdiri atas air dan garam-garam mineral (terutama NaCl, itu
sebabnya keringat terasa asin), serta sedikit sampah buangan, seperti urea,
asam urat, dan amonia. Keringat dikeluarkan tubuh dalam jumlah besar ketika
melakukan kegiatan berat dan berada di lingkungan yang panas. Pengeluaran
keringat juga dipengaruhi oleh makanan, keadaan kesehatan, dan emosi.
Kulit
dibagi menjadi dua lapisan utama, yaitu epidermis
dan dermis. Epidermis merupakan
lapisan kulit paling luar dan lebih tipis dibandingkan lapisan dermis.
Epidermis terdiri atas beberapa lapisan, yaitu stratum korneum (lapisan tanduk), stratum lusidum, stratum
granulosum, dan stratum germinativum.
Stratum korneum
adalah lapisan sel-sel epidermis (sel epitel selapis pipih) yang mati dan
menumpuk menjadi berlapis-lapis. Stratum
lusidum merupakan lapisan bening di bawah stratum korneum. Stratum granulosum adalah lapisan sel
yang mengandung pigmen melanin yang berpengaruh terhadap warna kulit. Stratum germinativum adalah lapisan
yang membelah terus-menerus dan mendesak lapisan sel lama ke atas, serta
menggantikan sel-sel di lapisan stratum korneum.
Lapisan
kulit bagian bawah adalah dermis. Di lapisan dermis terdapat serabut saraf dan
pembuluh darah. Selain itu, di lapisan dermis terdapat struktur lain, seperti
kelenjar keringat, rambut, dan kelenjar minyak. Minyak yang dihasilkan oleh
kelenjar di sekitar folikel rambut berfungsi menjaga permukaan kulit agar tetap
lembap.
Kelenjar
keringat dibagi menjadi dua bagian, yaitu bagian pangkal berbentuk gulungan
anyaman yang terletak di dermis, dan bagian saluran yang berujung di permukaan
kulit (epidermis). Bagian pangkal yang bergulung tersebut dikelilingi oleh
kapiler darah. Melalui kapiler darah tersebut kelenjar keringat menyerap cairan
di jaringan. Cairan tersebut kemudian dikeluarkan sebagai keringat.
Ekskresi
keringat berkaitan juga dengan upaya tubuh dalam menjaga kestabilan suhu tubuh.
Ketika suhu tubuh naik, suhu darah akan meningkat dan merangsang kelenjar
hipotalamus di otak. Hormon yang disekresikan kelenjar ini masuk ke darah dan
merangsang pembuluh darah untuk melebar sehingga kecepatan aliran darah menurun
dan kelenjar keringat memproduksi keringat. Dengan demikian, suhu tubuh akan
menurun.
3.
Paru-Paru
Paru-paru berperan dalam proses ekskresi
karena paru-paru mengeluarkan gas karbon dioksida dan air melalui proses
respirasi.
Dalam paru-paru, terdapat alveoli tempat
terjadinya pertukaran gas antara oksigen dan karbon dioksida. Dinding alveoli
dan kapiler sangat tipis dan basah sehingga memudahkan pertukaran gas .
Setelah udara masuk ke alveolus, oksigen masuk
melalui dinding alveolus dan segera memasuki dinding kapiler darah. Sebaliknya,
karbon dioksida dan air terlepas dari darah dan masuk ke alveoli untuk
selanjutnya dikeluarkan dari dalam tubuh
4.
Hati
Hati
termasuk dalam sistem ekskresi karena hati mengeluarkan empedu. Setiap hari,
hati menyekresi sekitar 600–1.000 mL cairan empedu. Cairan empedu terdiri atas
kolesterol, lemak, hormon pelarut lemak, dan lesitin. Fungsi cairan empedu, di
antaranya mengemulsi lemak dalam usus halus. Cairan empedu tersebut disimpan
dalam kantung empedu untuk disalurkan ke dalam usus halus. Sebagai bagian dari
sistem ekskresi, hati menghasilkan produk ekskretori, seperti zat pewarna
cairan empedu (bile pigmen), yaitu bilirubin. Bilirubin berasal dari pemecahan hemoglobin
darah yang berlangsung dalam hati.
Sel
darah merah yang telah rusak dan mati dirombak oleh hati melalui sel-sel khusus
yang disebut histiosit. Hemoglobin dalam sel darah merah dipecah menjadi hemin,
globin, dan zat besi. Globin dan zat besi disimpan kembali di hati untuk
selanjutnya dikembalikan ke limfa dan sumsum tulang belakang dan digunakan
dalam pembentukan hemoglobin baru. Hemin digunakan sebagai zat warna empedu
yang disebut bilirubin. Bilirubin berwarna hijau biru. Zat tersebut selanjutnya
disalurkan ke usus dua belas jari dan dioksidasi menjadi urobilin yang berwarna
kuning kecokelatan. Zat warna inilah yang memberi warna pada urine dan feses.
B. Gangguan
pada Sistem Ekskresi Manusia
Mengingat fungsi ginjal
yang amat penting bagi kelangsungan hidup organisme maka semaksimal mungkin
segala gangguan terhadap ginjal harus dihindarkan. Akan tetapi, ini merupakan
pekerjaan berat. Banyak kelainan dan gangguan pada sistem ekskresi, di
antaranya akan dijelaskan sebagai berikut.
1.
Kelainan dan Penyakit pada Ginjal
a.
Nefritis
Nefritis adalah
peradangan di ginjal terutama pada glomerulus. Penyebabnya adalah bakteri
Streptococcus yang masuk melalui saluran pernapasan, kemudian dibawa oleh darah
dan selanjutnya ke ginjal. Peradangan menyebabkan glomerulus semakin
berlubang-lubang melebihi pori-pori yang sudah ada. Akibatnya, sel-sel darah
dan protein masuk ke tubulus bersama filtrat glomerulus. Sel darah dan protein
tidak dapat direabsorpsi dan keluar bersama urin. Urin akan tampak merah atau
keruh. Pemberian antibiotik dan istirahat total biasanya akan menyembuhkan
nefritis.
b.
Uremia
Uremia merupakan
kegagalan ginjal membuang limbah metabolisme secara normal. Ini dapat
disebabkan beberapa faktor, misalnya nefritis, kerusakan saluran kencing,
infeksi bakteri, overdosis vitamin D, shock berat, terbakar, keracunan, reaksi
karena tranfusi darah, diabetes, dan benturan fisik tubuh. Gejalanya sakit
kepala dan keinginan kencing yang tiba-tiba dan tidak tertahankan. Pada uremia
yang parah biasanya dilakukan hemodialisa (cuci darah) atau transplantasi
ginjal baru.
c.
Gagal
Ginjal
Gagal ginjal adalah
ketidakmampuan ginjal menjalankan fungsinya, akibatnya zat-zat yang seharusnya
dapat dikeluarkan melalui ginjal menjadi tertumpuk di dalam darah. Salah satu
contohnya adalah timbulnya uremia, yaitu peningkatan kadar urea di dalam darah.
Kadar urea darah yang tinggi dapat menimbulkan keracunan dan mengakibatkan
kematian. Gagal ginjal antara lain disebabkan oleh nefritis. Penyakit ini dapat
diatasi dengan dua alternatif. Pertama melakukan dialisis ginjal (cuci darah)
yang diIakukan secara rutin. Kedua dengan transplantasi (cangkok) ginjal dari
donor. Cangkok ginjal dapat dilakukan jika ada kecocokan antara organ donor dan
jaringan penderita sehingga tidak terjadi penolakan.
d.
Diabetes
Melitus
Diabetes melitus (kencing manis)
adalah penyakit pada sistem ekskresi yang ditandai dengan kadar glukosa darah
melebihi normal karena kekurangean hormon insulin. Kelebihan glukosa darah akan
dikeluarkan bersama urine. Diabetes melitus pada anak diatasi dengan
penyuntikan insulin secara rutin. Diabetes melitus pada orang dewasa dapat
diatasi dengan mengatur diet, olahraga, dan pemberian obat-obatan penurun kadar
glukosa darah.
e.
Diabetes
Insipidus
Diabetes insipidus adalah penyakit
yang ditandai dengan pengeluaran urine yang berlebih. Penyebab diabetes
insipidus, yaitu kekurangan ADH. Kurangnya ADH mengakibatkan pening katan
pengeluaran urine, peningkatan dehidrasi pada penderita, rasa haus
terus-menerus, dan tekanan darah rendah.
f.
Albuminuria
Albuminuria adalah
penyakit pada sistem ekskresi yang ditandai dengan urine penderita mengandung
albumin. Albumin merupakan protein yang bermanfaat bagi manusia karena
berfungsi untuk mencegah agar cairan tidak terlalu banyak keluar dari darah.
Penyakit ini menyebabkan terlalu banyak albumin yang lolos dari saringan ginjal
dan terbuang bersama urine. Penyakit ini disebabkan oleh kekurangan protein,
penyakit ginjal, dan penyakit hati.
g.
Nefrolitiasis
Nefrolitiasis (batu
ginjal) adalah penyakit pada sistem ekskresi yang ditandai dengan adanya batu
pada ginjal, saluran ginjal, atau kandung kemih. Batu ginjal pada umumnya
mengandung garam kalsium (zat kapur) antara lain kalsium oksalat, kalsium fosfat,
atau campurannya. Batu ginjal terbentuk karena konsentrasi unsur-unsur tersebut
dalam urine tinggi yang dipercepat dengan infeksi dan penyumbatan pada ureter.
Penyakit ini diobati dengan cara mengeluarkan batu ginjal. Apabila batu ginjal
masih berukuran kecil, dapat dihancurkan dengan obat-obatan. Apabila batu
ginjal sudah berukuran besar, harus dikeluarkan dengan tindakan operasi. Dengan
kemajuan ilmu dan teknologi, batu ginjal dapat dihancurkan dengan gelombang
suara yang berintensitas tinggi tanpa perlu tindakan operasi.
h.
Sisitis
Sistitis merupakan
radang selaput mukosa kantong kemih, disebabkan infeksi bakteri atau karena
zat-zat kimia, atau kerusakan fisik. Lebih banyak terjadi pada wanita karena
saluran kemihnya (uretranya) lebih pendek, memudahkan masuknya bakteri dari
luar.
i.
Anuria
Anuria merupakan
kegagalan ginjal tidak dapat membuat urin sedikit pun. Ini juga karena adanya
kerusakan glomerulus. Filtrasi tidak dapat dilakukan sehingga tidak ada urin
yang terbentuk. Tekanan darah yang rendah juga menghambat masuknya filtrat
glomerulus ke tubulus sehingga menyebabkan anuria juga.
2.
Kelainan dan Penyakit pada Kulit
a.
Jerawat
Jerawat adalah kondisi abnormal
kulit akibat gangguan berlebihan produksi kelenjar minyak (sebaceous gland) yang menyebabkan penyumbatan saluran folikel
rambut dan pori-pori kulit. Peradangan pada kulit terjadi jika kelenjar minyak
memproduksi minyak kulit (sebum) secara berlebihan sehingga terjadi penyumbatan
pada saluran kelenjar minyak dan pembentukan komedo (whiteheads) dan seborhoea.
Apabila sumbatan membesar, komedo terbuka (blackheads)
muncul sehingga terjadi interaksi dengan bakteri jerawat
b.
Eksim
Eksim adalah istilah kedokteran
untuk kelainan kulit yang mana kulit tampak meradang dan iritasi. Keradangan
ini bisa terjadi dimana saja namun yang paling sering terkena adalah tangan dan
kaki. Jenis eksim yang paling sering dijumpai adalah eksim atopik atau
dermatitis atopik. Gejala eksim akan mulai muncul pada masa anak anak terutama
saat mereka berumur diatas 2 tahun.
c.
Simptom
Simptom adalah sejenis penyakit yang
disebabkan tungau, disebut scabies, termasuk penyakit kulit yang sangat menular
lewat kontak dengan kulit atau tidur di ranjang yang sama atau menggunakan
handuk yang sama dengan orang yang terinfeksi. Ruam merah gatal pada kulit
adalah reaksi alergi terhadap tungau.
d.
Biang
Kringat
Biang keringat terjadi karena kelenjar
keringat tersumbat oleh sel-sel kulit mati yang tidak dapat terbuang secara
sempurna. Keringat yang terperangkap tersebut menyebabkan timbulnya
bintik-bintik kemerahan yang disertai gatal. Daki, debu, dan kosmetik juga
dapat menyebabkan biang keringat. Biasanya anggota badan yang terserang biang
keringat yaitu daki, leher, punggung, dan dada.
e.
Ringworm
Penyebab ringworm dapat menginfeksi
kuku dan kulit kepala. Ciri dari infeksi jamur ini adalah membentuk bekas
melinkar di kulit. Penyakit ini dapat dikurangi dengan menggunakan obat jamur.
Karena disebabkan oleh jamur, cara yang paling tepat untuk mencegah penyakit
ini dengan menjaga kebersihan diri dan menjaga agar kulit tetap kering dan
tidak lembab.
f.
Kanker
Kulit
Dari semua jenis kanker, kanker
kulit adalah jenis kanker yang paling sering dijumpai. Paparan terhadap sinar
matahari yang berlebihan dapat memicu timbulnya kanker kulit. Penyakit ini
lebih sering menyerang orang dengan kulit berwarna terang yang lebih sensitif
terhadap sinar matahari. Pencegahan dapat dilakukan dengan menggunakan tabir
surya atau membatasi lamanya kulit terpapar sinar matahari.
g.
Biduran
Udara dingin bisa
menyebabkan kulit kita menjadi gatal dan timbul bengkak-bengkak dengan bentuk
yang tidak teratur. Kondisi seperti ini disebut biduran. Biduran dapat
berlangsung beberapa jam hingga beberapa hari dan tidak meninggalkan bekas.
Alergi terhadap bahan kimia, makanan, atau obat-obatan dapat pula menyebabkan
biduran.
h.
Kaki
Atlet (Athlete’s Foot)
Penyakit ini disebabkan
oleh infeksi jamur pada kaki. Keadaan lembap dan berkeringat pada kaki
merupakan kondisi yang mendukung pertumbuhan jamur ini. Menjaga agar kaki kita
tidak lembap dan segera melepaskan sepatu atau kaus kaki setelah beraktivitas
dapat membantu mencegah penyakit kaki atlet.
i.
Psoriasis
Penderita psoriasis
mengalami gejala seperti kulit kemerahan dan bersisik yang dapat terjadi pada
kulit kepala, sikut, lutut, atau punggung. Gejala ini sering berulang dan
hingga saat ini psoriasis belum dapat disembuhkan secara total.
3.
Kelainan dan Penyakit pada Hati
a.
Hepatitis
Hepatitis adalah radang
hati yang disebabkan oleh virus. Ada bermacam-macam virus, misalnya virus
hepatitis A, B, C, D, E, F, dan G. Hepatitis yang disebabkan oleh virus
hepatitis B lebih berat daripada yang disebabkan oleh virus hepatitis A. Hepatitis
A disebabkan oleh infeksi hepatitis A virus (HAV). Hepatitis A menular melalui makanan,
air, dan peralatan yang terkontaminasi HAV. Hepatitis B disebabkan oleh infeksi
hepatitis B virus (HBV). Hepatitis B dapat menular melalui darah, misalnya
melalui transfusi darah. Hepatitis C disebabkan oleh virus yang belum diketahui
secara pasti.
b.
Sirosis
Hati
Sirosis hati adalah kelainan pada
hati yang ditandai dengan timbulnya jaringan parut dan kerusakan sel-sel normal
hati. Sirosis hati sering terjadi pada peminum alkohol, keracunan obat-obatan,
infeksi bakteri, serta komplikasi hepatitis. Karena hati merupakan organ yang
mempunyai banyak fungsi vital, sirosis hati akan menimbulkan beberapa akibat,
antara lain gangguan kesadaran, koma, dan bahkan kematian. Pengobatan sirosis
hati ditujukan pada penyebab utamanya, pemulihan fungsi hati sampai
transplantasi hati.
4.
Kelainan dan Penyakit pada Paru-Paru
a.
Bronkitis
Bronkitis adalah suatu
peradangan pada bronkus (saluran udara ke paru-paru). Penyakit ini biasanya
bersifat ringan dan pada akhirnya akan sembuh sempurna. Tetapi pada penderita
yang memiliki penyakit menahun (misalnya penyakit jantung atau penyakit paru-paru)
dan pada usia lanjut, bronkitis dapat bersifat serius.
b.
Pneumonia
Pneumonia adalah sebuah
penyakit pada paru-paru di mana pulmonary alveolus (alveoli) yang bertanggung
jawab menyerap oksigen dari atmosfer menjadi inflame dan terisi oleh cairan. Pneumonia
dapat disebabkan oleh beberapa penyebab, termasuk infeksi olehbakteria, virus,
jamur, atau parasit.
c.
Asbestosis
Asbestosis adalah suatu
penyakit saluran pernafasan yang terjadi akibat menghirup serat-serat asbes,
dimana pada paru-paru terbentuk jaringan parut yang luas. Menghirup serat asbes
dapat menyebabkan terbentuknya jaringan parut (fibrosis) di dalam paru-paru.
Jaringan paru-paru yang membentuk fibrosis tidak dapat mengembang dan mengempis
sebagaimana mestinya.
d.
Kanker
Paru-Paru
Kanker paru-paru adalah
tumor berbahaya yang tumbuh di paru-paru. Sebagian besar kanker paru-paru
berasal dari sel-sel di dalam paru-paru, namun kanker paru-paru bisa juga
berasal dari kanker di bagian tubuh lainnya yang menyebar ke paru-paru. Kanker
paru-paru merupakan penyebab utama dari kematian akibat kanker.
C. Teknologi
yang Berhubungan dengan Sistem Ekskresi
Untuk membantu mengatasi masalah ekskresi, berbagai
pengetahuan tentang teknologi telah berkembang sangat pesat. Teknologi tersebut
antara lain:
1.
Radioterapi
Radioterapi
adalah sebuah teknik terapi bagi para penderita kanker. Radioterapi telah
mengalami teknik radiasi yang berkembang dari sejak pertama kali diperkenalkan
sampai saat ini. Kegunaan radioterapi adalah sebagai berikut:
a) Mengobati
Banyak
kanker yang dapat disembuhkan dengan radioterapi, baik dengan atau tanpa
dikombinasikan dengan pengobatan lain seperti pembedahan dan kemoterapi.
b) Mengontrol
Jika tidak
memungkinkan lagi adanya penyembuhan, radioterapi berguna untuk mengontrol
pertumbuhan sel kanker dengan membuat sel kanker menjadi lebih kecil dan
berhenti menyebar
c) Mengurangi
gejala
Selain untuk
mengontrol kanker, radioterapi dapat mengurangi gejala yang biasa timbul pada
penderita kanker seperti rasa nyeri dan juga membuat hidup penderita lebih
nyaman.
2.
Test Pack
Hepatitis
Selama ini
orang hanya tahu untuk mendeteksi penyakit hepatitis melalui tes darah di
laboratorium yang harganya sangat mahal. Karenanya banyak orang yang tidak
pernah melakukan pemeriksaan. Diharapkan dengan adanya alat tes hepatitis yang
cepat dan murah, seseorang bisa mendapatkan perawatan lebih awal.
3.
Hemodialisis
Hemodialisis
adalah salah satu pengobatan gagal ginjal, bila jiwa telah terancam oleh gagal
ginjal. Tujuan untuk mengambil atau mengeluarkan cairan yang berlebihan dan
sisa metabolisme yang biasanya dikeluarkan oleh ginjal. Prinsipnya adalah darah
pasien dialirkan melalui pipa dengan dinding membran semi permeabel → ginjal
artifisial → transfer toksin dan cairan: air, molekul kecil menembus dinding,
molekul besar (protein) tidak.
4.
Inhaler
Obat semprot
atau inhaler bagi penderita asma bisa menjadi barang yang sangat penting dalam
pertolongan pertamanya. Tapi peneliti mengungkapkan, terlalu sering menggunakan
inhaler bisa membuat penyakit asma semakin parah.
Perawatan
yang paling umum dilakukan oleh penderita asma adalah menggunakan obat semprot
yang mengandung senyawa salbutamol. Tapi penelitian terbaru mengungkapkan, jika
penggunaannya terlalu sering, senyawa salbutamol bisa menyebabkan paru-paru
melepaskan bahan kimia yang berbahaya serta memicu lebih banyak serangan
penyakit.
Inhaler yang
digunakan sebenarnya berguna untuk mengurangi gejala dengan merelaksasikan
otot-otot dalam saluran udara yang menyempit, sehingga penderita dapat bernapas
lebih mudah.
5.
Scanning
Laser Hair Removal System
Laser hair
removal bekerja dengan mengirimkan sinar laser ke folikel rambut dengan energi
yang cukup untuk menghancurkan akar, tanpa mempengaruhi daerah sekitarnya.
Bekerja pada kulit kepala yang bermasalah.
6.
Galvanic
Galvanic
adalah jenis alat kecantikan yang berdaya guna ionisasi, yang berguna untuk
meresapkan kosmetik pemupuk yang berbentuk ekstrak (ionthoporesis), atau
disincrustasi.
D. Gaya
Hidup Sehat untuk Menghindari Gangguan pada Sistem Ekskresi
Banyak
yang dapat kita lakukan untuk hidup secara sehat supaya dapat terhindar dari
berbagai macam penyakit pada sistem ekskresi. Gaya hidup sehat yang dapat kita
lakukan diantaranya:.
1.
General Checkup
Gagal ginjal
dapat dicegah melalui pemeriksaan kesehatan (medical checkup) secara rutin,
termasuk pemeriksaan urin dan darah. Memeriksakan gangguan ginjal seperti
kencing batu, prostat dapat mecegah munculnya gagal ginjal
2.
Berhenti Merokok
Dilihat dari
sudut pandang manapun merokok akan selalu merugikan tubuh. Karena rokok dengan
kandungan nikotinnya dalam proses jangka waktu lama akan merusak organ-organ
penting tubuh, baik paru-paru, kulit, jantung maupun ginjal.
3.
Mengonsumsi Air putih
Mengonsumsi
air putih yang cukup, menghidari konsumsi jamu atau herbal yang tidak jelas,
menghidari konsumsi obat-obatan secara sembarangan (tanpa resep dokter)
merupakan hal sederhana yang dapat dilakukan untuk mengurangi potensi munculnya
penyakit ekskresi terutama pada ginjal.
4.
Mengurangi Makanan yang Berlemak
Makanan
berlemak akan menyebabkan kandungan kolesterol dalam darah meningkat. Untuk
itu, sebaiknya mengonsumsi makanan yang mengandung lemak jangan sampai
berlebihan.
5.
Olahraga
Untuk
menghindari penyakit pada sistem ekskresi dapat dilakukan olah raga secara
rutin dan teratur. Olah raga yang teratur (tidak terlalu berat) akan lebih
berdampak positif bagi tubuh dibandingkan dengan olah raga berat namun tidak
teratur. Misalnya, melakukan jalan santai setiap pagi atau bersepeda 1-2 jam
setiap minggu.
6.
Melindungi Kulit dari Sengatan Sinar Matahari
Sinar
matahari, khususnya pada siang hari akan merusak serat elastin yang memberi
kelenturan kulit. Juga dapat merusak kolagen yang membentuk dan menunjang jaringan
kulit. Pancaran sinar matahari secara langsung pada siang hari dapat
menyebabkan kulit lelah dan mengalami dehidrasi.
7.
Diet Seimbang
Semua zat
gizi diperlukan tubuh. Akan tetapi, zat gizi yang sangat diperlukan oleh kulit
yaitu vitamin A, vitamin B kompleks, vitamin C, dan mineral.
8.
Menghindari Alkohol
Mengonsumsi
alkohol dapat menghabiskan simpanan vitamin B dalam tubuh dan mengurangi
cadangan vitamin C, sehingga alkohol ini dapat berakibat buruk bagi kulit.
9.
Tidak Sembarangan Mengonsumsi Obat Kimia
Hasil proses
berbagai macam obat akan dialirkan ke ginjal untuk difiltrasi. Beberapa
antibiotik dan antinyeri jika dikonsumsi tanpa anjuran dan dosis dari dokter
dapat merusak ginjal. Oleh karena itu, sebaiknya penggunaan obat harus
dikonsultasikan kepada dokter terlebih dahulu. Beberapa bahan kimia seperti
alkohol atau cairan pembersih dapat merusak ginjal baik secara sengaja atau
tidak, baik termakan atau tersedak. Kita harus berhati-hati dalam pemakaian
bahan kimia dan harus melihat petunjuk atau cara pemakaiannya.
D.A Pratiwi,
dkk.2006.Biologi untuk Kelas XI.Jakarta:Erlangga
Suwarno. 2009. BSE. Jakarta: PT Sunda kelapa pustaka.
Irman Soemantri.2008.Sistem
Pencernaan Makanan.Jakarta:Salemba Medika.
Suwarno. 2009. BSE. Jakarta: PT Sunda
kelapa pustaka.
http://mutiarafebrybudiman.blogspot.com/2010/03/biologi-teknologi-dalam-sistem-eksresi.html
http://humanityfever.blogspot.com/2009/07/sumber-httpsafarila.html
http://tipsku.info/cara-mencegah-penyakit-ginjal/
http://scienceone-smada.blogspot.com/2012/01/sistem-ekskresi.html
http://www.crayonpedia.org/mw/Sistem_Ekskresi_Pada_Manusia_Dan_Hubungannya_Dengan_Kesehatan_9.1
http://aliaharza.blogspot.com/2012/04/biologi-teknologi-dan-sistem-eksresi.html
http://www.goodtoknow.co.uk/wellbeing/galleries/7809/what-does-my-rash-mean/4
http://berita-penyakit.blogspot.com/2012/04/penyakit-kanker-kulit.html
http://kabarinews.com/kesehatanpenemuan-neurosains-cahaya-laser-untuk-pengobatan/50774
0 comments:
Post a Comment