ARTIKEL BIOLOGI
SISTEM RESPIRASI
Di Susun Oleh :
Nur Mustika Aji Nugroho
XI IPA 1
SMA N 2
WONOSARI
KABUPATEN GUNUNGKIDUL
2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat
Tuhan yang Maha Esa, yang atas rahmat-Nya maka kami dapat menyelesaikan
penyusunan artikel yang berjudul “Sistem Respirasi”. Penulisan artikel adalah
merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan tugas mata
pelajaran Biologi Semester II di SMA N 2 WONOSARI.
Dalam penulisan artikel ini, kami
merasa masih banyak kekurangan-kekurangan, baik pada teknis penulisan maupun
materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu kritik dan saran
dari semua pihak sangat diharapkan demi penyempurnaan pembuatan artikel ini.
Akhirnya kami berharap semoga
artikel ini membantu teman-teman mengetahui secara garis besar tentang Sistem
Respirasi. Terimakasih kami ucapkan atas waktunya untuk membaca artkel kami.
Wonosari,
13 Januari 2014
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
.............................................................................................. 2
Daftar Isi ......................................................................................................... 3
A. Sistem Respirasi pada Manusia ............................................................. 4
B. Gangguan Pada Sistem Respirasi ......................................................... 11
C. Teknologi Yang Berhubungan Pada Sistem Respirasi ........................... 17
D. Gaya Hidup Sehat ................................................................................. 19
A. Sistem Respirasi pada Manusia ............................................................. 4
B. Gangguan Pada Sistem Respirasi ......................................................... 11
C. Teknologi Yang Berhubungan Pada Sistem Respirasi ........................... 17
D. Gaya Hidup Sehat ................................................................................. 19
Daftar Pustaka ............................................................................................. 21
Sistem Respirasi
A. Sistem
Respirasi Pada Manusia
Pada dasarnya
pernapasan dapat didefenisikan sebagai gabungan aktivitas mekanisme yang
berperan dalam proses suplai O2 ke seluruh tubuh dan pembuangan CO2. Fungsi dari
pernapasan atau respirasi adalah menjamin tersedianya O2 untuk kelangsungan
metabolisme sel-sel tubuh serta mengeluarkan CO2 hasil metabolisme
sel secara terus menerus. Bagi ilmuwan biologi, pernapasan merupakan seluruh proses sel pada suatu
organisme dalam menerima oksigen dan melepaskan karbon dioksida. Oleh karena
itu, menurut McLaren & Rotundo (1985: 579), pernapasan dapat dibedakan
dalam tiga bentuk, yaitu pernapasan eksternal (external respiration), pernapasan internal (internal respiration), dan pernapasan
seluler (cellular respiration).
a)
Pernapasan Eksternal
Yaitu merupakan
pertukaran udara yang terjadi di dalam paru-paru. Dalam proses ini, oksigen
masuk ke dalam darah dan karbon dioksida keluar menuju atmosfer.
b)
Pernapasan
Internal
Merupakan peristiwa
pertukaran oksigen dan karbondioksida antara kapiler darah dan sel-sel
jaringan.
c)
Pernapasan
Seluler
Merupakan proses
kimia yang terjadi dalam mitokondria di dalam sel. Dalam proses ini, oksigen
bereaksi dengan molekul makanan (glukosa) sehingga energi dihasilkan. Energi
ini tersimpan dalam ATP. Karbon dioksida dan air dihasilkan sebagai hasil
sampingan.
1. Alat Pernapasan
Alat pernapasan adalah alat atau bagian tubuh tempat O2 dapat
berdifusi masuk dan sebaliknya CO2 dapat berdifusi keluar pada respirasi aerob.
Alat pernapasan pada manusia terdiri atas rongga
hidung, faring ( tekak), laring (pangkal tenggorokan), trakea (dinding batang tenggorokan), bronkus (cabang batang tenggorokan),
dan pulmo (paru-paru).
a.
Rongga Hidung
Hidung merupakan
alat pernapasan paling atas dan paling
awal tempat masuknya udara. Selain sebagai alat pernapasan, hidung juga berperan
sebagai indera penciuman. Rongga hidung dibatasi septumnasi sehingga hidung memiliki
dua lubang. Di dalam rongga hidung dilapisi selaput lendir (mukosa) dan banyak ditumbuhi
rambut-rambut halus sehingga udara yang masuk ke hidung sebelum masuk trakea disaring
terlebih dahulu dan mengeluarkan partikel-partikel yang tersaring. Jadi, hidung
(rongga hidung) memiliki fungsi, yaitu:
a)
menyaring udara yang masuk
hidung;
b)
menghangatkan udara
sehingga udara dari luar akan sama
suhunya dengan tubuh; dan
c)
melembapkan udara.
b.
Faring
Udara dari rongga hidung masuk ke faring, disini terdapat katup
yang disebut dengan katup epiglottis. Katup ini berfungsi dalam mekanisme
menelan dan bernapas. Faring berbentuk
seperti tabung corong, terletak di belakang rongga hidung dan mulut, dan
tersusun dari otot rangka. Faring berfungsi sebagai jalannya udara dan makanan.
c.
Laring
Laring adalah pangkal tenggorokan, terdiri atas kepingan tulang
rawan membentuk jakun pada laki-laki dan terdapat celah menuju batang tenggorok
(trakea) disebut glotis, di dalamnya terdapat pita suara dan beberapa otot yang
mengatur ketegangan pita suara sehingga timbul bunyi. Laring bekerja sebagai
pengatur lintasan keluar masuknya udara pernapasan, menjaga udara dari debu dan
partikel asing dan memproduksi suara. Selain itu laring dibentuk oleh
kartilago, ligamentum, otot dan membran mukosa.
d.
Trakea (Dinding batang tenggorokan)
Dari faring, udara melewati laring, tempat pita suara berada.
Dari laring, udara memasuki trakea. Trakea merupakan tabung berongga yang
disokong oleh cincin kartilago dan terletak di daerah leher di depan
kerongkongan. Panjang trachea kurang lebih 7-8 cm dan memanjang dari laring ke
bronkus. Trakea (dinding batang tenggorok) dan dinding bronkus yang terdiri
atas tiga lapian sel berturut-turut yaitu lapisan epithelium bersilia dan
berlendir, lapisan tulang rawan dengan otot polos, dan lapisan terluar yang
terdiri dari jaringan pengikat. Lendir ini berfungsi menahan benda asing yang masuk,
sebelum akhirnya dikeluarkan dengan gerakan silia yang terdapat pada membran
sel epitel.
Trakea membentuk cabang ke kanan dan ke kiri yang kemudian
disebut dengan cabang bronkus dengan tempat percabangan yang disebut dengan
bifurkasi.
e.
Bronkus (Cabang batang tenggorokan)
Bronkus terdiri atas dua bagian, bronkus kanan lebih pendek dan
lebih lebar daripada yang kiri. Sedangkan bronkus kiri lebih panjang dan lebih
sempit, kemudian membelah menjadi beberapa cabang bronkeolus. Struktur bronkus
menyerupai struktur trakea, yaitu mempunyai dinding fibrosa berotot yang
mengandung bahan tulang rawan dan dilapisi epithelium. Bronkeolus menyediakan
kekuatan penting untuk mengalirkan udara pada pernapasan dari rongga hidung
masuk ke faring, disini terdapat katup yang disebut dengan katup epiglottis.
f.
Pulmo (Paru-paru)
Paru-paru terletak di dalam rongga dada di sebelah kanan dan
kiri. Rongga dada dan rongga perut dipisahkan oleh suatu selaput yang disebut diafragma. Paru-paru diselubungi suatu
kantong berselaput, yaitu pleura
parietalis dan pleura viseralis.
Paru-paru terdiri atas paru-paru kiri dan paru-paru kanan. Paru-paru kiri terdiri
atas dua lobus, sedangkan paru-paru kanan terdiri atas tiga lobus.
Bronkiolus bercabang-cabang lagi menjadi lebih kecil dan berakhir
pada kantong-kantong udara yang disebut alveolus. Alveolus tersusun atas
selapis sel sehingga dindingnya tipis. Pada alveolus ini terjadi pertukaran gas
oksigen dan karbondioksida. Alveolus banyak mengandung kapiler-kapiler darah.
Pertukaran gas terjadi secara difusi. Pada paru-paru orang dewasa kira-kira
terdapat 300 pita alveolus sehingga permukaannya luas dan memudahkan terjadinya
pertukaran gas.
2. Mekanisme Sistem Respirasi Manusia
Dalam
pernapasan terjadi proses inspirasi dan ekspirasi. Berdasarkan proses ini,
pernapasan pada manusia dibedakan menjadi dua macam, yaitu pernapasan dada dan
pernapasan perut.
a.
Pernapasan Dada
Pada
pernapasan dada melibatkan otot antartulang rusuk (interkortalis). Saat
inspirasi (udara dihirup), otot interkostalis berkontraksi → tulang rusuk
terangkat → rongga dada membesar → tekanan udara dalam dada (toraks) menurun → paru-paru
mengembang → tekanan udara dalam paru-paru lebih rendah daripada tekanan luar
sehingga udara masuk ke paru-paru.
Saat
ekspirasi (udara diembuskan), otot interkostalis berelaksasi → tulang rusuk
turun → rongga dada mengecil → tekanan udara dalam torak meningkat → paru-paru
mengempis → tekanan udara dalam paru-paru lebih tinggi dibandingkan dengan
tekanan udara luar sehingga udara keluar dari paru-paru.
b.
Pernapasan Perut
Dalam
pernapasan perut, otot yang terlibat adalah otot diafragma. Saat inspirasi,
otot diafragma berkontraksi → diafragma menjadi datar → rongga dada membesar →
paruparu mengembang → tekanan udara dalam paru-paru lebih rendah daripada
tekanan udara luar sehingga udara masuk ke paru-paru.
Saat
ekspirasi, otot diafragma berelaksasi → diafragma melengkung ke arah rongga
dada → rongga dada mengecil → paru-paru mengempis → tekanan dalam paru-paru
lebih tinggi.
3. Volume dan Kapasitas Paru-Paru
Dalam Setiap orang memiliki volume udara yang berbeda-beda. Hal
ini dipengaruhi oleh ukuran paru-paru, cara bernapas, dan kekuatan orang dalam
bernapas. Untuk orang dewasa, volume paru-paru rata-rata 5 - 6 liter. Volume paru-paru
terdiri atas volume tidal, volume cadangan inspirasi, volume cadangan
ekspirasi, dan volume sisa. Untuk lebih mengetahui, mari cermati uraian berikut
ini.
a.
Volume tidal (VT)
Volume
tidal merupakan volume udara yang dapat diinspirasikan maupun diekspirasikan.
Setiap pernapasan normal volume tidal + 500 ml.
b. Volume
cadangan inspirasi (VCI)
Volume
cadangan inspirasi merupakan volume tambahan udara yang dapat diekspirasikan
setelah volume tidal normal. Jumlah volume cadangan inspirasi + 3000 ml.
c. Volume
cadangan ekspirasi (VCE)
Volume
cadangan ekspirasi merupakan volume udara yang dapat diekspirasikan setelah
ekspirasi tidak normal. Jumlah voume cadangan ekspirasi + 1100 ml.
d. Volume
sisa (Volume Residu)
Volume
sisa merupakan volume yang masih tersisa di dalam paru-paru setelah melakukan
ekspirasi dengan kuat. Volume udara sisa + 1200 ml.
Pada peristiwa pernapasan diperlukan penyatuan
dua volume paru-paru atau lebih. Hal ini disebut kapasitas paruparu. Kapasitas
paru-paru meliputi:
1. Kapasitas inspirasi (KI)
Kapasitas inspirasi merupakan jumlah volume pernapasan
terjadi proses inspirasi dan ekspirasi. Berdasarkan proses ini, pernapasan pada
manusia dibedakan menjadi dua macam, yaitu pernapasan dada dan pernapasan
perut.
2. Kapasitas residu fungsional (KRF)
Kapasitas residu
fungsional merupakan jumlah volume udara yang tersisa di dalam paru-paru
setelah melakukan ekspirasi normal. Jumlah KRF + 2300 ml.
3. Kapasitas vital (KV)
Kapasitas vital merupakan
jumlah volume udara maksimum yang dapat dikeluarkan dari paru-paru setelah
inspirasi secara maksimum dan diekspirasikan secara maksimum. Jumlah KV + 4600
ml.
4. Kapasitas total paru-paru (KTP)
Kapasitas total paru-paru
merupakan volume udara maksimum pengembangan paru-paru dengan inspirasi
sekuatkuatnya. Jumlah KTP + 5800 ml.
Frekuensi paru-paru
merupakan kecepatan bernapas. Frekuensi pernapasan pada setiap orang
berbeda-beda. Frekuensi pernapasan ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara
lain:
a)
Jenis kelamin
Secara
umum, laki-laki lebih banyak membutuhkan oksigen dibandingkan perempuan, karena
laki-laki memiliki aktivitas lebih tinggi dibandingkan perempuan sehingga energinya
pun lebih banyak dibutuhkan.
b)
Suhu tubuh
Metabolise
tubuh akan meningkat saat suhu tubuh menurun. Metabolisme tubuh ini berfungsi
untuk menghasilkan panas sehingga membutuhkan oksigen lebih banyak.
c)
Posisi tubuh
Saat
orang tidur dan sedang berdiri berbeda dalam kebutuhan oksigen. Orang yang
berdiri lebih banyak membutuhkan oksigen dibandingkan dengan posisi tidur.
d)
Aktivitas
Orang
yang memiliki aktivitas tinggi, frekuensi pernapasan lebih cepat dan oksigen
dibutuhkan lebih banyak. Hal ini disebabkan, karena metabolisme meningkat untuk
menghasilkan energi.
B. Gangguan
pada Sistem Respirasi Manusia
Bernapas merupakan proses kontak langsung
antara tubuh bagian dalam dan udara luar. Oleh karena itu, banyak sekali risiko
yang mungkin terjadi terhadap alat-alat pernapasan. Terlebih pada saat ini
udara sudah mengalami polusi yang cukup berat. Berikut akan dijelaskan beberapa
kelainan yang dapat mengganggu saluran pernapasan. Di antara gangguan tersebut,
yang umum terjadi antara lain sebagai berikut.
1.
Faringitis
Faringitis adalah
radang pada faring karena infeksi sehingga timbul rasa nyeri pada waktu menelan makanan ataupun
kerongkongan terasa kering. Gangguan ini disebabkan oleh infeksi bakteri atau
virus. Bakteri yang biasa menyerang penyakit ini adalah Streptococcus
pharyngitis. Peradangan juga dapat terjadi karena terlalu banyak merokok,
ditandai dengan rasa sakit saat menelan dan rasa kering di kerongkongan.
2.
Asbestosis
Asbestosis adalah suatu
penyakit saluran pernafasan yang terjadi akibat menghirup serat-serat asbes,
dimana pada paru-paru terbentuk jaringan parut yang luas. Asbestos terdiri dari
serat silikat mineral dengan komposisi kimiawi yang berbeda. Jika terhisap,
serat asbes mengendap di dalam dalam paru-paru, menyebabkan parut. Menghirup
asbes juga dapat menyebabkan penebalan pleura (selaput yang melapisi
paru-paru).
3.
Sinusitis
Sinusitis merupakan penyakit
peradangan pada bagian atas rongga hidung atau sinus paranasalis. Penyakit
sinusitis disebabkan oleh infeksi bakteri, jamur, virus, menurunnya kekebalan
tubuh, flu, stress, kecanduan rokok, dan infeksi pada gigi. Penyakit sinusistis
dapat dicegah dengan cara selalu menjaga daya tahan tubuh, menghilangkan
kebiasan merokok, dan memperbanyak mengonsumsi buah-buahan.
4.
Dipteri
Dipteri adalah infeksi
pada saluran pernapasan bagian atas. Pada umumnya, disebabkan oleh Corynebacterium diphterial. Pada tingkat
lanjut, penderitanya dapat mengalami kerusakan selaput jantung, demam, lumpuh,
bahkan meninggal dunia.
5.
Renitis
Renitis merupakan
peradangan pada rongga hidung sehingga hidung menjadi bengkak dan banyak
mengeluarkan lendir. Gejala-gejala yang timbul pada seseorang yang menderita
renitis antara lain bersin-bersin, hidung gatal, hidung tersumbat, dan berair
(ingus encer). Renitis bisa timbul karena alergi atau faktor lain.
6.
Kanker
Paru-Paru
Penyakit ini merupakan
salah satu yang paling berbahaya. Sel-sel kanker pada paru-paru terus tumbuh
tidak terkendali. Penyakit ini lamakelamaan dapat menyerang seluruh tubuh.
Salah satu pemicu kanker paru-paru adalah kebiasaan merokok. Merokok dapat
memicu terjadinya kanker paru-paru dan kerusakan paru-paru.
7.
SARS
SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome) adalah sebuah penyakit
pernapasan yang disebabkan oleh virus Coronavirus
dari ordo Coronaviridae. Virus ini
menginfeksi saluran pernapasan. Gejalanya berbedabeda pada tiap penderita,
misalnya pusing, muntah-muntah, disertai panas tinggi dan batuk. Sementara itu,
gangguan yang tidak disebabkan oleh infeksi antara lain rinitis, yaitu
peradangan pada membran lendir (mukosa) rongga hidung. Banyaknya lendir yang
disekresikan, mengakibatkan peradangan. Biasanya, terjadi karena alergi
terhadap suatu benda, seperti debu atau bulu hewan.
8.
Rinitis
Rinitis adalah radang pada rongga
hidung akibat infeksi oleh virus, misalkan virus influenza. Rinitis juga dapat
terjadi karena reaksi alergi terhadap perubahan cuaca, serbuk sari, dan debu
serta produksi lendir meningkat.
9.
Laringitis
Laringitis adalah radang pada
laring. Penderita serak atau kehilangan suara. Penyebabnya antara lain karena
infeksi, terlalu banyak merokok, minum alkohol, dan terlalu banyak serak.
10.
Tonsillitis
Tonsillitis adalah peradangan pada
tonsil (amandel) sehingga tampak membengkak, berwarna kemerahan, terasa lunak
dan timbul bintik-bintik putih pada permukaannya. Tonsilitis umumnya disebabkan
oleh infeksi virus dan bakteri. Jika terjadi infeksi melalui mulut atau saluran
pernapasan, tonsil akan membengkak (radang) yang dapat menyebabkan penyempitan
saluran pernapasan.
11.
Hipoksia
Hipoksia yaitu gangguan pernapasan
dimana kondisi sindrom kekurangan oksigen pada pada jaringan tubuh yang terjadi
akibat pengaruh perbedaan ketinggian.Pada kasus yang fatal dapat menyebabkan
kematian pada sel-sel. Namun pada tingkat yang lebih ringan dapat menimbulkan
penekanan aktivitas mental (kadang-kadang memuncak sampai koma), dan menurunkan
kapasitas kerja otot.
12.
Bronkitis
Bronkitis berupa peradangan pada
selaput lendir dari saluran bronkial. Sementara itu, pleuritis adalah
peradangan pada pleura, lapisan pelindung yang membungkus paru-paru. Laringitis
adalah pembengkakan di laring, sedangkan sinusitis adalah pembengkakan pada
sinus atau rongga hidung. Peradangan-peradangan tersebut dapat terjadi karena
berbagai hal, di antaranya karena infeksi oleh mikroorganisme. Peradangan juga
dapat terjadi karena tubuh merespons terhadap zat atau benda asing yang masuk
ke dalam tubuh sehingga terjadi reaksi alergik. Gejala-gejala peradangan
tersebut secara umum adalah batuk-batuk, demam, sulit menelan, dan sakit di
dada.
13.
Asma
Asma adalah kelainan penyumbatan
saluran pernapasan yang disebabkan oleh alergi seperti debu, bulu, ataupun
rambut.Global Initiative for Asthma, sebuah lembaga nirlaba internasional untu
penanggulangan asma, mendefinisikan asma sebagai gangguan pada selaput pipa
udara yang menyalurkan udara ke dalam paru-paru.Pada penyakit asma, paru-paru
tidak dapat menyerap oksigen secara optimal.Asma ditandai dengan kontraksi yang
kaku dari bronkiolus yang menyebabkan kesukaran bernapas.Asma dikenal dengan
bengek yang disebabkan oleh hipersensitivas bronkiolus (disebut asma bronkiale)
terhadap benda-benda asing di udara.Asma merupakan penyempitan saluran
pernapasan utama pada paru-paru.Kelainan ini tidak menular dan bersifat genetis
atau bawaan seseorang sejak lahir.Kelainan ini juga dapat kambuh jika suhu
lingkungan cukup rendah atau keadaan dingin, udara kotor, alergi, dan stres
(tekanan psikologis).
Hampir separuh jumlah penderita
mendapat asma karena alergi ataupun sistem pernafasan yang terlalu sensitif
terhadap debu, obat, makanan, dan minuman.Pola hidup tidak sehat turut mempengaruhi
timbulnya penyakit asma, seperti merokok dan stress.
Asma adalah penyakit sistem
pernapasan manusia yang paling banyak di derita di dunia.Di tahun 2010,
penderita asma di seluruh dunia berkisar 300 juta orang.Sementara jumlah
penderita asma di Indonesia mencapai 12 juta orang atau kurang lebih 6 % dari
jumlah seluruh penduduk Indonesia. Asma bukanlah penyakit menular, sehingga
jika ada salah satu anggota keluarga yang terserang asma, anggota lain tidak
perlu panik.
14.
Influenza
Penyakit influenza disebabkan oleh
virus influenza. Gejala yang ditimbulkan antara lain pilek, hidung tersumbat,
bersin-bersin, dan tenggorokan terasa gatal. Influenza merupakan suatu penyakit
infeksi akut saluran pernafasan terutama ditandai oleh demam, gigil, sakit
otot, sakit kepala dan sering disertai pilek, sakit tenggorok dan batuk yang
tidak berdahak. Lama sakit berlangsung antara 2-7 hari dan biasanya sembuh
sendiri.
Penyakit ini merupakan penyakit yang
paling sering menyerang sistem pernapasan pada manusia di seluruh dunia. Flu
diakibatkan oleh virus RNA dari keluarga Orthomyxoviridae. Gejala umum flu
adalah badan menggigil, deman, mata berair, hidung tersumbat kepala berat,
disertai batuk, dan nyeri di beberapa bagian tubuh.
15.
TBC
(Tubercolosis)
Merupakan penyakit
paru-paru yang disebabkan oleh Mycobacterium
tuberculosis. Bakteri tersebut menimbulkan bintil-bintil pada dinding
alveolus. Jika penyakit ini menyerang dan dibiarkan semakin luas, dapat
menyebabkan sel-sel paru-paru mati. Akibatnya paru-paru akan kuncup atau
mengecil. Hal tersebut menyebabkan para penderita TBC napasnya sering
terengah-engah.
16.
Pneumonia
Pneumonia atau
Logensteking yaitu penyakit radang pari-paru yang disebabkan oleh Diplococcus pneumoniae. Akibat
peradangan alveolus dipenuhi oleh nanah dan lender sehingga oksigen sulit
berdifusi mencapai darah. Pneumonia adalah suatu penyakit infeksi atau
peradangan pada organ paru-paru yang disebabkan oleh bakteri, virus, jamur
ataupun parasit di mana pulmonary alveolus (alveoli) yang bertanggung jawab
menyerap oksigen dari atmosfer menjadi “inflame” dan terisi oleh cairan.
Pneumonia dapat juga disebabkan oleh iritasi kimia atau fisik dari paru-paru
atau sebagai akibat dari penyakit lainnya, seperti kanker paru-paru atau
terlalu banyak minum alkohol. Namun penyebab yang paling sering ialah serangan
bakteria streptococcus pneumoniae.
17.
Infeksi
Saluran Pernapasan Atas (ISPA)
Upper Respiratory tract
Infection (URI) merupakan penyakit yang menyerang sistem pernapasan manusia
bagian atas, yaitu hidung, laring (tekak), dan tenggorokan.Penyakit ini sering
dijumpai pada masa peralihan cuaca. Penyebab munculnya ISPA hampir sama dengan
influenza, yaitu karena kekebalan tubuh yang menurun.
Perubahan suhu yang
ekstrim terutama pada masa pancaroba membuat daya tahan tubuh menurun.Namun
kadang virus dan bakteri turut berperan menyebabkan ISPA.Lebih dari 200 jenis
virus dapat menyebabkan ISPA, namun virus yang paling sering menyerang adalah
rinovirus.Selain itu masihada juga coronavirus, parainfluenza virus, adenovirus,
dan enterovirus.
Sedangkan bakteri yang
dapat menyebabkan ISPA berasal dari jenis Stafilokokus, Streptokokus, dan
Pneumokokus.ISPA dibagi dalam tiga tingkat, yaitu ringan, sedang, dan
berat.Gejala ISPA ringan berupa batuk, suara serak, hidung berlendir
(mengeluarkan ingus), dan demam (atau suhu badan terasa meningkat tidak seperti
biasanya). Gejala ISPA sedang berupa demam tinggi hingga 39 derajat celcius,
tenggorokan merah, pada kulit terdapat bercak-bercak berwarna merah menyerupai
campak, telinga sakit dan mengeluarkan darah, dan pernafasan berbunyi
mendecit.Sedangkan pada ISPA berat, gejala-gejalanya berupa bibir dan kulit
mulai membiru, kesadaran menurun, gelisah, dan pernafasan berbunyi keras.
18.
Flu
Babi (Swine Influenza)
Flu babi adalah kasus-kasus influensa yang disebabkan
oleh virus Orthomyxoviridae yang biasanya menyerang babi. Flu babi menginfeksi manusia tiap tahun
dan biasanya ditemukan pada orang-orang yang bersentuhan dengan babi, meskipun
ditemukan juga kasus-kasus penularan dari manusia ke manusia. Gejala virus
termasuk demam, disorientasi, kekakuan pada sendi, muntah-muntah, dan
kehilangan kesadaran yang berakhir pada kematian
Menurut Pusat
Pengawasan dan Pencegahan Penyakit di Amerika Serikat, gejala influensa ini
mirip dengan influensa.Gejalanya seperti demam, batuk, sakit pada kerongkongan,
sakit pada tubuh, kepala, panas dingin, dan lemah lesu.Beberapa penderita juga
melaporkan buang air besar dan muntah-muntah.
19.
Flu
Burung (Avian Influenza)
Flu burung atau avian influenza adalah penyakit menular yang
disebabkan oleh virus yang biasanya menjangkiti burung dan mamalia. Penyebab
flu burung adalah virus influensa tipe A yang menyebar antar unggas. Virus ini
kemudian ditemukan mampu pula menyebar ke spesies lain seperti babi, kucing, anjing,
harimau, dan manusia.
Virus ini dapat menular
melalui udara ataupun kontak melalui makanan, minuman, dan sentuhan. Namun
demikian, virus ini akan mati dalam suhu yang tinggi. Oleh karena itu daging,
telur, dan hewan harus dimasak dengan matang untuk menghindari
penularan.Kebersihan diri perlu dijaga pula dengan mencuci tangan dengan
antiseptik.Kebersihan tubuh dan pakaian juga perlu dijaga.
Virus dapat bertahan
hidup pada suhu dingin.Bahan makanan yang didinginkan atau dibekukan dapat
menyimpan virus.Tangan harus dicuci sebelum dan setelah memasak atau menyentuh
bahan makanan mentah.
Unggas sebaiknya tidak
dipelihara di dalam rumah atau ruangan tempat tinggal.Peternakan harus
dijauhkan dari perumahan untuk mengurangi risiko penularan.
Gejala umum yang dapat
terjadi adalah demam tinggi, keluhan pernafasan dan (mungkin)
perut.Perkembangan virus dalam tubuh dapat berjalan cepat sehingga pasien perlu
segera mendapatkan pengobatan.
C. Teknologi
yang Berhubungan dengan Sistem Respirasi
Ada beberapa teknologi yang berhubungan dengan sisitem
pernafasan. Teknologi itu antara lain :
1.
Oxygen
catherer atau Oxygen cannula, merupakan alat yang digunakan
untuk mengalirkan oksigen ke dalam lubang hidungadalah alat berupa selang untuk
memberi makan pasien / penderita melalui hidung, jika tidak memungkinkan karena
suatu hal.
2.
Pulmotor, merupakanalat
untuk melakukan pernapasan buatan. Pernapasan buatan biasanya dilakukan pada
orang-orang yang mengalami gangguan pernapasan karena tenggelam dan shock
karena sengatan listrik.
3.
Trakeotomi, berfungsi
untuk pembuatan lubang pada trakea untuk membantu memberikan pernapasan
bantuan. Trakeotomi biasanya dilakukan pada penderita dipteri akut yang dapat
menyebabkan penyumbatan pada saluran pernapasannya.
4.
Spirometer, alat untuk
mengukur secara langsung dan cepat kemampuan paru-paru seseorang serta untuk
keperluan diagnosa paru-paru yang abnormal.
D. Gaya
Hidup Sehat untuk Menghindari Gangguan pada Sistem Respirasi
Banyak
yang dapat kita lakukan untuk hidup secara sehat supaya dapat terhindar dari
berbagai macam penyakit pada sistem pernafasan. Gaya hidup sehat yang dapat
kita lakukan diantaranya:
1.
Menghindari Rokok, Alkohol
Dengan menghindarkan
diri untuk merokok, mengkonsumsi alkohol, dan kafein kita sudah menjalankan gaya hidup sehat dan
terhindar dari bahaya nikotin yang jelas merusak sistem pernafasan dan jantung
manusia.
2.
Menghindari Debu dan Polusi
Bagi anda
yang sering beraktivitas di jalan raya seperti tukang ojek, polisi, supir
angkot, dan lain sebagainya sebaiknya menggunakan pelindung masker. Hindari
debu yang masuk ke hidung karena dapat mengganggu sistem pernafasan.
3.
Olahraga Secara Teratur
Olahraga,
sebagai bagian dari gaya hidup sehat, karena dapat membantu mencegah masalah pernapasan.
Kita dapat melakukan kegiatan olahraga seperti berjalan kaki, jalan cepat, atau
jogging. Kegiatan olahraga yang bukan bersifat kompetisi dan tidak terlalu
berlebihan dapat menguatkan kerja sistem pernafasan dan melancarkan peredaran
darah ke seluruh tubuh.
4.
Mengkonsumsi Antioksidan
Polusi
udara, asap kendaraan bermotor atau asap rokok menciptakan timbulnya radikal
bebas dalam tubuh. Radikal bebas dapat mengganggu sistem pernafasan. Untuk
mengeluarkan kandungan radikal bebas dalam tubuh, perlu adanya antioksidan yang
akan menangkap dan membuangnya. Antioksidan dapat diperoleh dari berbagai macam
buah-buahan dan sayuran.
5.
Makan Secukupnya
Menghindari
makan terlalu banyak, karena jika kita terlalu kenyang, ruang untuk udara dalam
lambung makin sempit. Lambung berisi tiga hal yaitu makanan, minuman, dan
udara. Jika makanan atau minuman terlalu banyak, udara akan terdesak.
Pernafasan kita akan terganggu meski kita tidak menyadarinya. Udara yang
terdesak tidak mampu mengalir dengan baik ke setiap sel atau darah.
6.
Tidur Malam yang Cukup
Jangan
sampai kekurangan tidur ketika malam hari. Dari hasil sebuah penelitian
menunjukkan bahwa jika tubuh kekurangan waktu tidur malam maka dapat
meningkatkan tekanan darah, mempengaruhi hormon serta tingkat gula darah. Jadi
dengan tidur malam yang cukup memungkinkan kita terhindar dari resiko tekanan
darah tinggi dan serangan jantung.
7.
Mengontrol Berat Badan
Jika berat
badan kita semakin bertambah, maka semakin bertambah pula resiko kita terserang
penyakit jantung. Jadi kontrollah berat
badan ideal anda, perhatikan ukuran tubuh anda. karena berat badan mempunyai
pengaruh yang cukup siginifikat terhadap penyakit jantung. Dengan melakukan ini
bukan hanya kesehatan jantung yang terjaga, namun penampilan anda juga akan
terjaga.
D.A Pratiwi,
dkk.2006.Biologi untuk Kelas XI.Jakarta:Erlangga
Suwarno. 2009. BSE. Jakarta: PT Sunda kelapa pustaka.
Irman
Soemantri.2008.Sistem Pencernaan Makanan.Jakarta:Salemba Medika.
Suwarno. 2009. BSE. Jakarta: PT Sunda
kelapa pustaka.
0 comments:
Post a Comment