ARTIKEL BIOLOGI
SISTEM PENCERNAAN MAKANAN
Di Susun Oleh :
Nur Mustika Aji Nugroho
XI IPA 1
SMA N 2
WONOSARI
KABUPATEN GUNUNGKIDUL
2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat
Tuhan yang Maha Esa, yang atas rahmat-Nya maka kami dapat menyelesaikan
penyusunan artikel yang berjudul “Sistem Pencernaan Makanan”. Penulisan artikel
adalah merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan tugas
mata pelajaran Biologi Semester II di SMA N 2 WONOSARI.
Dalam penulisan artikel ini, kami
merasa masih banyak kekurangan-kekurangan, baik pada teknis penulisan maupun
materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu kritik dan saran
dari semua pihak sangat diharapkan demi penyempurnaan pembuatan artikel ini.
Akhirnya kami berharap semoga
artikel ini membantu teman-teman mengetahui secara garis besar tentang Sistem
Pencernaan Makanan. Terimakasih kami ucapkan atas waktunya untuk membaca artkel
kami.
Wonosari,
13 Januari 2014
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
.............................................................................................. 2
Daftar Isi ......................................................................................................... 3
A. Sistem Pencernaan pada Manusia ....................................................... 4
B. Gangguan Pada Sistem Pencernaan ................................................... 11
C. Teknologi Yang Berhubungan Pada Sistem Pencernaan .................... 17
D. Gaya Hidup Sehat .............................................................................. 20
A. Sistem Pencernaan pada Manusia ....................................................... 4
B. Gangguan Pada Sistem Pencernaan ................................................... 11
C. Teknologi Yang Berhubungan Pada Sistem Pencernaan .................... 17
D. Gaya Hidup Sehat .............................................................................. 20
Daftar Pustaka ............................................................................................. 24
Sistem Pencernaan
A. Sistem
Pencernaan Pada Manusia
Sistem
pencernaan merupakan sistem yang memproses mengubah makanan dan menyerap sari
makanan yang berupa nutrisi-nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh, sedangkan
sisa-sisa pencernaan dibuang melalui alat-alat pengeluaran yang khusus. Sistem
pencernaan juga akan memecah molekul makanan yang kompleks menjadi molekul yang
sederhana dengan bantuan enzim sehingga mudah dicerna oleh tubuh. Proses
pencernaan pada manusia umumnya terbagi atas 2 macam yaitu:
a)
Pencernaan
Mekanik
Proses pencernaan
mekanik yaitu proses mengubah makanan menjadi kecil dan lembut. Pencernaan
mekanik dilakukan oleh gigi dan alat bantu lain seperti batu kerikil pada
burung merpati. Proses ini bertujuan untuk membantu untuk mempermudah proses
pencernaan kimiawi. Proses ini dilakukan secara sadar atau sesuai dengan
keinginan kita.
b)
Pencernaan
Kimiawi
Proses pencernaan
kimiawi yaitu proses mengubah molekul-molekul zat makanan yang kompleks menjadi
molekul-molekul yang lebih sederhana sehingga mudah dicerna. Pencernaan kimiawi
dilakukan oleh enzim, asam, ‘bile’, dan air. Proses ini dilakukan secara tidak
sadar karena yang mengaturnya adalah enzim.
Sistem pencernaan makanan tersusun atas alat-alat pencernaan
dan enzim pencernaan. Alat-alat pencernaan terdiri atas mulut, kerongkongan
(esofagus), lambung (ventrikulus), usus halus (intestinum), usus besar (colon), dan anus. Adapun enzim pencernaan
dihasilkan oleh kelenjar pencernaan, yaitu
kelenjar ludah, hati, pankreas, dan empedu.
1.
Mulut
Proses
pencernaan makanan dimulai sejak makanan masuk ke dalam mulut. Di dalam mulut
terdapat alat-alat yang membantu dalam proses pencernaan, yaitu gigi, lidah,
dan kelenjar ludah.. Di dalam rongga mulut, makanan mengalami pencernaan secara
mekanik dan kimiawi. Makanan yang kita makan pertama masuk ke mulut yang
kemudian menjadi halus karena telah dikunyah dengan gigi kita dan
dibantu oleh kelenjar ludah. Setelah halus barulah dapat kita telan dengan
cepat melalui bagian kerongkongan.
a. Lidah
Lidah
berperan dalam membantu proses pencernaan makanan secara mekanik. Ketika makan,
lidah bergerak membalik dan memutar makanan sehingga makanan dapat dikunyah secara
merata. Lidah juga mendorong makanan untuk membantu proses menelan. Lidah
memiliki struktur yang khas, yaitu papila. Papila-papila ini memiliki
ujung-ujung pengecap yang berhubungan dengan jaringan saraf sensorik. Melalui
papila-papila ini, kita memperoleh informasi mengenai rasa (asin, manis, pahit,
dan asam) dan suhu (panas atau dingin) pada makanan yang kita makan. Informasi
tersebut dapat menjadi peringatan awal, mengenai makanan yang kita makan.
Beberapa jenis bahan yang kita makan mungkin dapat berbahaya bagi tubuh kita
jika terlalu panas atau terlalu asam.
b. Gigi
Gigi
adalah organ utama yang berperan dalam pencernaan mekanik dalam rongga mulut.
Pada bayi, gigi akan tumbuh pertama kali pada usia sekitar enam bulan. Gigi
yang tumbuh pertama kali tersebut dinamakan gigi susu. Gigi susu tersebut
berangsur-angsur akan digantikan oleh gigi sulung pada usia sekitar 6–14 tahun.
Setelah itu, gigi sulung berangsur-angsur digantikan gigi tetap. Pada anak-anak
terdapat 20 gigi susu, sedangkan pada orang dewasa terdapat 32 gigi tetap.
Berikut susunan gigi susu dan gigi tetap.
Susunan
Gigi Susu
Jenis
|
P
|
C
|
I
|
I
|
C
|
P
|
Rahang atas
|
2
|
1
|
2
|
2
|
1
|
2
|
Rahang bawah
|
2
|
1
|
2
|
2
|
1
|
2
|
Susunan
Gigi Tetap
Jenis
|
M
|
P
|
C
|
I
|
I
|
C
|
P
|
M
|
Rahang atas
|
3
|
2
|
1
|
2
|
2
|
1
|
2
|
3
|
Rahang bawah
|
3
|
2
|
1
|
2
|
2
|
1
|
2
|
3
|
Keterangan:
I : insisivus
= gigi seri (untuk memotong)
C : caninus =
gigi taring (untuk menyobek)
P : premolar
= geraham depan (untuk mengunyah)
M : molar =
geraham belakang (untuk mengunyah hingga halus
Gigi
terdiri atas beberapa bagian, yaitu bagian mahkota,
leher, dan akar gigi (Gambar 1.3). Bagian gigi yang terlihat
merupakan bagian mahkota, sedangkan bagian leher tertutup oleh lapisan gusi.
Gigi dilapisi oleh lapisan email. Email merupakan lapisan paling keras pada
tubuh manusia, sebagian besar dibangun oleh kalsium. Di bagian bawah lapisan
email terdapat dentin. Di dalam lapisan dentin tersebut terdapat rongga pulpa,
tempat pembuluh darah dan saraf berada.
c. Kelenjar Ludah
Kelenjar ludah menyekresikan air liur yang
mengandung enzim ptialin (amilase). Enzim tersebut berperan dalam pencernaan
enzimatik yang berlangsung di mulut. Amilase mengubah amilum menjadi glukosa.
Selain enzim, ludah juga mengandung zat antibakteri (lisozim) sehingga makanan
yang masuk ke dalam tubuh mengandung lebih sedikit bakteri yang dapat
membahayakan kesehatan kita. Cairan ludah juga membantu melarutkan makanan dan
melumasi rongga mulut. Ludah dihasilkan oleh tiga pasang kelenjar ludah yang
terdapat di dalam mulut, yaitu:
1) glandula parotid, yang berada di mulut
bagian belakang;
2) glandula submaksilaris,
berada di rahang bawah;
3) glandula sublingualis, berada di bawah
pangkal lidah
2.
Kerongkongan (Esofagus)
Kerongkongan
berbentuk seperti tabung dengan panjang kira-kira 25 cm yang menghubungkan
mulut dengan lambung. Kerongkongan ikut berperan dalam mendorong makanan menuju
lambung. Kerongkongan dilengkapi sepertiga otot lurik dan dua pertiga otot
halus untuk tugas tersebut. Otot- otot tersebut tersusun memanjang dan
melingkar sehingga mampu melakukan serangkaian kontraksi yang membuat makanan
terdorong menuju lambung. Gerakan ini disebut gerakan peristaltik (Gambar
1.4).
3.
Lambung
Lambung
merupakan suatu organ yang berupa kantong berotot yang terletak di sebelah kiri
atas rongga perut di bawah diafragma. Bagian-bagian dari lambung adalah
kardiak, fundus, dan pilorus. Kardiak adalah bagian yang berbatasan dengan
sfinkter esofagus. Fundus adalah bagian atas lambung. Pilorus adalah bagian
paling bawah lambung yang berbatasan dengan usus halus (duodenum). Pada perbatasan ini terdapat klep yang disebut dengan
sfinkter pilorus. Di dalam lambung makanan dapat tersimpan selama 2 – 5 jam.
Kecepatan pengosongan lambung tergantung pada jenis makanan.
Pencernaan
makanan di dalam lambung terjadi secara mekanis dan kimiawi.
1) Secara mekanis
Bolus yang masuk lambung
akan dihancurkan dan dihaluskan oleh gerakan peristaltik. Makanan yang telah
menjadi bentuk lebih halus disebut chime (kim).
2) Secara kimiawi
Selain dengan gerakan
peristaltik, makanan dicerna dengan getah lambung yang terdiri atas:
a) Pepsin, enzim yang memecah protein menjadi asam amino (albumin dan
peptin).
b) Renin, enzim yang mengubah kaseinogen
menjadi kasein.
c) Lipase, enzim yang menghidrolisa lemak menjadi asam lemak dan
gliserol.
d) HCL (asam lambung) mempunyai fungsi mengaktifkan pepsin, mengubah
pepsinogen menjadi pepsin, dan bakteri yang masuk lambung bersama makanan.
4.
Usus halus (Intestinum)
Usus halus terdiri dari tiga bagian, yaitu duodenum (usus 12 jari) yang panjangnya ± 0,25 cm, Jejunum (usus kosong) yang panjangnya ±
7 meter, dan ileum (usus penyerapan)
yang panjangnya ± 1 meter. Pada lapisan dalam atau tunica mukosa, jejunum dan
ileum terdapat tonjolan-tonjolan halus yang disebut vilus (jamak = vili)
yang berfungsi untuk memperluas permukaan dinding usus dalam penyerapan sari
makanan.
Karbohidrat diserap dalam bentuk
glukosa, sedangkan protein diserap dalam bentuk asam amino. Glukosa dan asam
amino dibawa oleh darah ke hati melalui vena porta hepatica. Dalam hati glukosa
yang berlebihan diubah menjadi glikogen dengan bantuan hormon insulin. Glikogen
disimpan dalam otot dan hati, sedangkan glukosa yang diperlukan dari hati
dialirkan ke jantung melalui vena cava inferior.
Lemak dicerna menjadi asam lemak dan gliserol. Sebelum diserap oleh
usus, asam lemak diemulsikan terlebih dahulu oleh garam empedu, kemudian
dicerna oleh enzim lipase menjadi asam lemak dan gliserol. Penyerapannya
melalui proses difusi, osmosis, filtrasi, dan transportasi aktif.
Di dalam vilus, asam lemak dan
gliserol dibawa oleh pembuluh limfa (getah bening) yang bermuara pada vena
cava, sedangkan garam empedu akan masuk ke dalam darah menuju hati untuk
dijadikan empedu kembali. Vitamin dan garam-garam empedu tidak mengalami
pencernaan.
Getah usus (sukus enterikus) dihasilkan oleh dua macam kelenjar, yaitu
kelenjar burner dan kelenjar leiberkuhn. Kelenjar Burner berada di duodenum
menghasilkan musin dan enzim proteolisis (pemecah protein), sedangkan kelenjar Leiberkuhn
berada di sepanjang usus halus, bermuara di celah-celah vili menghasilkan getah
usus.
Getah usus mengandung bahan organik dan anorganik. Bahan organik terdiri
atas enzim-enzim sebagai berikut.
1) Amilase yang memecah amilum menjadi disakarida.
2) Pepsin yang memecah peptida menjadi asam amino.
3) Erepsin berasal dari erepsinogen oleh enzim
enterokinase.
4) Lipase, merupakan enzim pemecah gliserida (lemak)
menjadi asam lemak dan gliserol.
5) Disakarase, merupakan pemecah disakarida menjadi
monosakarida.
6) Fosfatase, enzim untuk memperlancar proses penyerapan
asam lemak dan glukosa.
7)
Enterokinase, merupakan enzim tripsinogen dari
pankreas menjadi tripsin.
5.
Usus Besar (Kolon)
Usus
besar dibagi menjadi dua bagian, yaitu kolon
dan rektum. Makanan yang tidak
dapat dicerna dan tidak dapat diserap oleh usus halus, seperti serat pada
sayuran dan buah-buahan serta lemak dan protein yang tidak dapat terurai,
semuanya akan bercampur dengan air dan akan masuk ke dalam kolon. Di dalam
kolon, terdapat berbagai jenis bakteri, salah satunya adalah Escherichia coli yang hidup bersimbiosis
dengan manusia. Escherichia coli (E. coli) mencerna makanan yang tidak
dapat dicerna enzim usus. E.coli menyekresikan
beberapa zat seperti thiamin (vitamin B1), riboflavin (vitamin B3), vitamin
B12, biotin (vitamin H), dan vitamin K. Zat-zat tersebut kemudian diserap oleh
dinding kolon.
Di
kolon, kotoran (feses) yang semisolid dihasilkan. Adanya gerakan peristaltik
kolon menyebabkan feses tersebut terdorong ke bagian usus besar selanjutnya,
yaitu rektum. Di dalam rektum terjadi penyerapan air dan mineral yang masih
dikandung feses semisolid tersebut. Hasilnya adalah feses yang solid. Ketika rektum penuh, akan timbul keinginan
ingin buang air besar (defekasi) sebagai mekanisme untuk membuang sisa makanan
yang tidak dapat dicerna.
6.
Anus
Bagian
kolon paling akhir disebut rektum yang panjangnya ± 15 cm dan diakhiri dengan
anus (dubur). Anus merupakan muara akhir dari sistem pencernaan. Anus mempunyai
dua otot, yaitu otot sadar dan otot tak sadar. Otot sadar terdapat di bagian
eksternal, sedangkan otot tak sadar terdapat di bagian internal.
Jika
feses menyentuh dinding rektum akan merangsang otot tak sadar relaksasi
sehingga ada keinginan untuk buang air besar. Pada saat bersamaan otot sadar
berkontraksi sehingga kamu bisa menahan keinginan untuk buang air besar. Hal
ini, menyebabkan kamu bisa menahan keinginan buang air besar jika keadaan tidak
memungkinkan.
B. Gangguan
pada Sistem Pencernaan Manusia
Gangguan sistem
pencernaan pada manusia sangat banyak, menyangkut berbagai organ yang terkait
dengan sistem pencernaan. Penyebabnya bermacam-macam, dapat terjadi karena luka
di bagian dalam yang terinfeksi oleh virus atau bakteri, hingga kelainan kerja
fisiologis tubuh. Oleh karena itu, kita harus bersyukur kepada Tuhan Yang Maha
Esa karena diberi tubuh yang sehat. Di antara gangguan tersebut, yang umum
terjadi antara lain sebagai berikut.
1.
Karies
pada Gigi (Dental Caries)
Orang mengenal karies
gigi sebagai "gigi berlubang". Lubang terbentuk karena lapisan email
gigi terkikis oleh asam yang dihasilkan oleh bakteri. Ketika sisa-sisa makanan
tertinggal di sela-sela gigi, sisa-sisa makanan tersebut akan menjadi media
pertumbuhan bakteri. Bakteri mencerna sisa makanan tersebut dan menghasilkan
asam. Asam inilah yang mengikis lapisan email gigi
Jika lubang ini telah
mencapai bagian rongga pulpa, tempat jaringan saraf dan pembuluh darah, gigi
akan terasa sakit dan mengganggu. Untuk mencegahnya, gosoklah gigimu setelah
makan.
2.
Ulkus
(Tukak Lambung/maag)
Mag adalah peradangan
yang terjadi pada dinding lambung. Hal tersebut disebabkan asam (HCl) yang
dihasilkan lambung terlalu banyak sehingga mengikis dinding lambung. Selain
itu, penelitian terbaru menunjukkan bahwa ulkus dapat disebabkan oleh bakteri
(Gambar 6.16). Makan yang teratur dapat mencegah terjadinya mag.
3.
Gastroenteritis (Flu
Perut)
Gastroenteritis yaitu peradangan
dari lambung, usus kecil, dan usus besar. Viral gastroenteritis adalah infeksi
yang disebabkan oleh keragaman dari virus-virus yang berakibat pada muntah atau
diare atau kedua-duanya. Gastroenteritis seringkali disebut flu peru
4.
Diare
Diare adalah penyakit
atau keadaan di mana si penderita mengalami buang air besar bercampur air
berkali-kali. Penyebab diare yaitu peradangan usus oleh penyakit lain seperti
kolera dan disentri. Seringkali diare juga disebabkan oleh virus,
bakteri, alergi atau tidak tahan makanan tertentu, atau kurang gizi.
Diare termasuk penyakit yang kerap dialami oleh anak-anak kecil karena
kegemaran memasukkan sesuatu ke mulutnya atau dialami pula oleh anak-anak yang
gemar jajan sembarangan.
Orang yang mengalami diare akan kehilangan banyak cairan tubuh dan jika
diare berlangsung lama, si penderita dapat mengalami dehidrasi. Kondisi
kesehatan anak-anak yang mengalami diare biasanya cepat menurun. Bobot tubuh
juga menjadi turun drastis. Bahkan jika tidak segera diobati dapat menyebabkan
kematian pada anak-anak balita.
Penyakit diare yang disebabkan oleh kuman. Penularan terjadi melalui
feses (kotoran) dari penderita diare yang buang air besar di sembarang tempat.
Tinja yang dibuang sembarangan akan mengotori lingkungan, khususnya sumber daya
air seperti mata air, sungai, dan lain-lain. Air yang terkotori oleh kuman itu
kemudian dipakai oleh orang yang sehat. Akhirnya orang yang memakai air
tersebut tertular oleh penyakit.
Pengobatan gejalanya dilakukan dengan pemberian obat yang menghentikan
diare. Misalnya, norit atau karbotablet, yang bahan utamanya karbon. Diare yang
disebabkan oleh kuman dapat diobati dengan antibiotika. Jika penyebabnya karena
kekurangan gizi, maka harus diberi asupan makanan yang bergizi beberapa waktu.
Untuk mengembalikan cairan tubuh yang hilang, pederita diberi garam
oralit. Jika tidak ada, penggantinya ialah larutan garam dan gula. Anda dapat
membuat sendiri larutan oralit. Caranya yaitu dengan melarutkan dua sendok teh
gula dan kira-kira seperempat sendok teh garam dalam segelas air teh. Larutan
ini diberikan beberapa kali kepada penderita
5.
Sembelit
(Konstipasi)
Jika pada kasus diare
air tidak terserap sempurna, kasus sembelit terjadi sebaliknya, air justru
terlalu banyak terserap. Gerak peristaltik usus halus yang terlalu lambat juga
dapat menjadi penyebabnya. Semakin lama feses berada di dalam usus besar,
semakin banyak air yang terserap sehingga feses menjadi sangat keras dan sukar
dikeluarkan. Mengkonsumsi makanan yang kaya serat, seperti buah-buahan dan
sayur-sayuran dapat mengurangi gangguan ini. Serat tidak tercerna oleh tubuh
kita dan cenderung mampu menyimpan air dibandingkan jenis makanan yang lain.
6.
Radang
Usus Buntu (Appendicitis)
Radang usus buntu
sering disebabkan oleh bakteri. Hal ini dapat terjadi karena adanya penyumbatan
usus buntu oleh tinja yang mengeras atau zat- zat asing lainnya (misalnya,
biji-bijian). Appendicitis dapat
menyebabkan usus buntu bengkak, membusuk, dan pecah.
7.
Dispepsia
Dispepsia disebut juga dengan salah
cerna. Dispepsia disebabkan oleh banyak faktor seperti fungsi pankreas atau
empedu yang tidak maksimal. Gejalanya berupa rasa penuh pada lambung baik
sebelum dan sesudah makan.
8.
Flatulens
Flatulens adalah kondisi saluran
pencernaan penuh dengan gas. Flatulens disebabkan karena pemecahan makanan yang
belum tercerna di kolon oleh bakteri dan juga karena udara yang terbawa masuk.
Gas dapat menyebabkan kembung, nyeri, dan sendawa.
9.
Sariawan
Sariawan dapat terjadi dengan
diawalinya dengan timbulnya luka kecil dalam rongga mulut. Bila tidak segera
disembuhkan, sariawan dapat mengganggu pencernaan makanan di dalam mulut.
Pencegahannya dilakukan dengan mengkonsumsi vitamin C dalam jumlah yang cukup.
10.
Gastroparesis
Gastroparesis adalah ketidak mampuan
lambung untuk mengosongkan ruangan. Hal ini terjadi dimana makanan yang
berbentuk benda padat tetap tertahan di perut/ lambung. Banyak yang dapat
menyebabkan gastroparesis, termasuk diantaranya penyakit yang tidak diketahui
sebabnya, tapi penyebab yang paling umum adalah diabetes mellitus. Pada
beberapa pasien dengan gastropareis, hanya cairan dan partikel berukuran lebih
kecil dari 2 mm yang dapat disalurkan atau dikeluarkan dari lambung, hal ini
merupakan salah satu perkembangan penting untuk pengembangan obat bagi penyakit
ini.
11.
Gondongan
Penyakit Gondongan (Mumps atau
Parotitis) adalah suatu penyakit menular dimana sesorang terinfeksi oleh virus
(Paramyxovirus) yang menyerang kelenjar ludah (kelenjar parotis) di antara
telinga dan rahang sehingga menyebabkan pembengkakan pada leher bagian atas
atau pipi bagian bawah.
12.
Gastritis
Gastritis adalah radang pada
lambung. Gastritis disebabkan karena kecanduan alkohol, penggunaan obat-obatan
seperti aspirin dan ibuprofen yang berkepanjangan atau infeksi bakteri. Gejala
gastritis adalah nyeri dan kembung.
13.
Akalasia
Merupakan suatu keadaan yang
ditandai dengan peristaltik yang lemah dan tidak teratur, atau aperistaltis
korpus esofagus. Kegagalan sfingter esofagus bawah untuk berelaksi secara
sempurna sewaktu menelan. Akibatnya, makanan dan cairan tertimbun dalam
esofagus bagian bawah dan kemudian dikosongkan dengan lambat bila tekanan
hidrostatik meningkat. Korpus esofagus kehilangan tonusnya dan dapat sangat
melebar.
14.
Koloik
Kolik adalah timbulnya rasa nyeri
pada lambung akibat salah cerna makan makanan yang merangsang lambung, seperti
terlalu banyak makan atau pengaruh alkohol dan cabai.
15.
Batu
Empedu
Batu empedu adalah penyakit
yang disebabkan oleh penyumbatan pada saluran empedu. Hal ini terjadi
karena adanya endapan di saluran empedu.
16.
Radang
Dinding Lambung
Radang dinding lambung
menyerang membran mukus yang melapisi lambung. Gejalanya sulit bernapas, feses
berwarna gelap bercampur darah, dan sakit kepala. Penyebabnya mungkin alergi
makanan, alkohol, atau obat-obatan, racun atau bakteri. Pengobatannya dilakukan
sesuai dengan penyebabnya. Yang disebabkan oleh bakteri pasien diberi
antibiotika.
17.
Malnutrisi
(Kurang gizi)
Yakni penyakit yang
disebabkan oleh terganggunya pembentukan enzim pencernaan. Gangguan tersebut
disebabkan oleh sel-sel pancreas atropi yang kehilangan banyak reticulum
endoplasma. Sebagai contoh adalah kwashiorkor, yakni penyakit akibat kekurangan
protein yang parah dan pada umumnya menyerang anak-anak.
18.
Disentri
Disentri
disebabkan karena infeksi bakteri atau amuba. Gejala penyakit ini adalah
buang air besar bercampur darah.
19.
Pirosis
(Nyeri Ulu Hati)
Pirosis dalah gejala penyakit
esofagus yang sering terjadi. Pirosis ditandai oleh sensasi panas, terbakar
yang biasanya terasa di epigastrium atas atau di belakang prosesus xipoideus
dan menyebar ke atas. Nyeri ulu hati dapat disebabkan oleh refluks asam lambung
atau sekret empedu ke dalam esofagus bagian bawah, keduanya sangat mengiritasi
mukosa. Refluks yang menetap disebabkan oleh inkompetensi sfingter esofagus
bagian bawah dan dapat terjadi dengan atau tanpa hernia hiatus atau esofogitis.
C. Teknologi
yang Berhubungan dengan Sistem Pencernaan
Ada beberapa kelainan atau gangguan pada sistem
pencernaan makanan dapat diperiksa atau diatasi dengan alat yang disebut dengan
Endoskop. Endoskop merupakan alat yang digunakan untuk memeriksa bagian atau
organ dalam tubuh melalui celah atau bagian tubuh yang diiris. Berikut ini beberapa
nama atau macam-macam endoskop khusus yang digunakan untuk memeriksa
organ-organ tertentu. Endoskop dan kegunaannya:
1.
Feeding tube, adalah
alat berupa selang untuk memberi makan pasien / penderita melalui hidung, jika
tidak memungkinkan karena suatu hal.
2.
Gastroscope, adalah
endoskop khusus untuk memeriksa bagian organ yang ada dalam perut.
3.
Sigmoidoscope, adalah
endoskop khusus untuk memeriksa rongga belokan berbentuk S antara rektum dengan
colon yang menurun.
4.
Stomach tube, adalah
alat berbentuk selang yang digunakan untuk mencuci perut, memberi obat-obatan
atau untuk mengambil getah lambung.
5.
Duodenoscope, adalah
endoskop khusus untuk memeriksa bagian duodenum ( usus duabelas jari, bagian
sari usus halus ).
6.
Colonoscope, adalah
endoskop khusus untuk memeriksa bagian colon ( usus besar ).
7.
Rectal tube, adalah
alat untuk membersihkan rectum atau mengeluarkan gas-gas dari usus.
8.
Anoscope, adalah
endoscop khusus untuk memeriksa rongga saluran antara anus dan rektum (
anorektal ).
9. Protoscope, adalah endoskop khusus untuk
memeriksa bagian anus / dubur.
D. Gaya
Hidup Sehat untuk Menghindari Gangguan pada Sistem Pencernaan
1.
Olahraga Secara Teratur
Olahraga,
sebagai bagian dari gaya hidup sehat, karena dapat membantu mencegah masalah
pencernaan. Sebuah penelitian ilmiah yang dipublikasikan di jurnal Clinical
Gastroenterology and Hepatology, seperti yang dikutip situs askmen
menemukan, aktivitas fisik bisa mengurangi banyak gangguan pencernaan. Dalam
studi ini, para peneliti menemukan hubungan antara obesitas, kurang olahraga,
rasa sakit di perut, diare, dan gejala-gejala gangguan usus.
2. Memperbanyak
Minum Air
Air
berfungsi sebagai pelarut senyawa-senyawa liannya, membasahi makanan dalam
saluran pencernaan, membantu memecah mineral, vitamin dan nutrisi sehingga
mempermudah proses penyerapan, dan menjaga kecukupan air agar terhindar dari
masalah konstipasi.
3. Mengonsumsi
Serat Setiap Hari
Serat tidak
hanya berfungsi mencegah gangguan pencernaan tetapi juga penting bagi kesehatan
tubuh secara umum. Kita dianjurkan untuk mengonsumsi serat sebanyak 10-15 gram
sehari. Kita dapat menambah asupan serat dengan menambah konsumsi sayur, buah,
sereal whole grain, serta kacang-kacangan yang kaya akan serat.
4. Jangan Lupa
Mengunyah
Mengunyah merupakan salah satu bagian terpenting dalam proses pencernaan,
tapi seringkali dilupakan. Mengunyah tidak hanya membantu memecah makanan,
tetapi juga memberi sinyal pada kelenjar saliva, lambung, dan usus halus untuk
mulai melepaskan enzim-enzim pencernaan.
5. Makan
Secukupnya
Tubuh hanya
mempunyai sejumlah enzim pencernaan yang mungkin saja tidak cukup untuk
mencerna tambahan makanan. Selain itu, porsi makan besar berarti lambung harus
memproduksi lebih banyak asam untuk membantu mencerna makanan. Hal ini akan
meningkatkan kemungkinan mengalami gangguan pencernaan. Oleh karena, itu
sebaiknya kita makan dengan secukupnya saja.
6.
Menghindari Stres
Stres juga
dapat berpengaruh buruk terhadap sistem pencernaan. Tubuh akan merespon stres
dengan cara mengurangi aliran darah ke perut dan menurunkan produksi
enzim-enzim pencernaan, serta memperlambat proses pencernaan. Akibatnya, anda
akan merasa perut kembung dan juga memicu konstipasi.
7.
Pola Hidup Sehat
Hindari pola hidup
tidak sehat. Merokok merupakan salah satu kebiasaan yang tidak menyehatkan
terhadap tubuh dan pencernaan seseorang.
8.
Membatasi Makanan Berlemak
Batasi Konsumsi Makanan
Berlemak. Ini dikarenakan, makanan berlemak dapat menganggu proses pencernaan
makanan yang sedang berlangsung. Untuk menetralisir kadar lemak dari makanan
yang kita konsumsi, imbangilah dengan mengkonsumsi aneka buah yang kaya akan vitamin
dan sumber serat.
9.
Hindari Konsumsi Makanan Instan yang Berlebihan
Makanan instan hanya
mengandung zat gizi tertentu. Umumnya makanan instan mengandung zat penghasil
tenaga dalam jumlah besar dan zat gizi yang lain hanya sedikit atau bahkan
tidak ada.
10.
Susunlah Makanan Secara Bervariasi
Variasilah menu makanan dengan berbagai
makanan. Setiap bahan makanan mengandung zat gizi yang berbeda- beda dan
jumlahnya juga tertentu. Menu makanan yang bervariasi akan mencegah terjadinya
kekurangan atau kelebihan zat gizi tertentu.
11. Gunakan Suplemen Mineral dan Vitamin
Seperlunya Saja
Penggunaan suplemen mineral dan vitamin harus
sesuai dengan dosis yang dianjurkan. Apabila dikonsumsi melebihi dosis dapat
berbahaya bagi tubuh. Misalnya saja, seseorang yang minum tablet suplemen kalsium (Ca) dalam dosis tinggi. Bila
dikonsumsi terus-menerus dalam waktu lama maka akan terjadi penimbunan Ca dalam
jumlah besar dan akan mengalami defisiensi Mg, Zn, dan Fe.
12. Pilihlah Bahan Makanan yang Masih
Alami
Proses pengolahan, misalnya pengawetan seringkali
mengakibatkan menurunnya nilai gizi. Riset telah membuktikan bahwa zat gizi,
nutrisi, dan antioksidan dari bahan pangan alami lebih baik kualitasnya
dibanding bahan pangan olahan maupun makanan suplemen.
D.A
Pratiwi, dkk.2006.Biologi untuk Kelas XI.Jakarta:Erlangga
Suwarno.
2009. BSE. Jakarta: PT Sunda kelapa
pustaka.
Irman
Soemantri.2008.Sistem Pencernaan Makanan.Jakarta:Salemba Medika.
http://
sistem pencernaan/gangguan-dan-penyakit-pada-sistem.html
0 comments:
Post a Comment