Tuesday 27 November 2012

Sistem Reproduksi


ARTIKEL BIOLOGI
 SISTEM REPRODUKSI



Di Susun Oleh :
Nur Mustika Aji Nugroho

XI IPA 1


     SMA N  2 WONOSARI
KABUPATEN  GUNUNGKIDUL
2013

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, yang atas rahmat-Nya maka kami dapat menyelesaikan penyusunan artikel yang berjudul “Sistem Reproduksi”. Penulisan artikel adalah merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan tugas mata pelajaran Biologi Semester II di SMA N 2 WONOSARI.
Dalam penulisan artikel ini, kami merasa masih banyak kekurangan-kekurangan, baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat diharapkan demi penyempurnaan pembuatan artikel ini.
Akhirnya kami berharap semoga artikel ini membantu teman-teman mengetahui secara garis besar tentang Sistem Reproduksi. Terimakasih kami ucapkan atas waktunya untuk membaca artkel kami.
                                                                                   

 Wonosari,    13 Januari 2014
     
                                                                                                        
                                                                                                      Penyusun

DAFTAR ISI
Kata Pengantar   ..............................................................................................   2
Daftar Isi .........................................................................................................   3
A.    Sistem Reproduksi pada Manusia   .........................................................   4    
B.    Gangguan Pada Sistem Reproduksi    .....................................................   15
C.    Teknologi Yang Berhubungan Pada Sistem Reproduksi   .......................   20
D.    Gaya Hidup Sehat   .................................................................................   23              
   Daftar Pustaka    .............................................................................................   25              

Sistem Reproduksi
A.     Sistem Reproduksi Pada Manusia
Sistem reproduksi adalah suatu rangkaian interaksi organ dan zat dalam organisme yang dipergunakan untuk berkembang biak. Sistem reproduksi pada manusia berbeda antara pria dan wanita. Pria menghasilkan gamet jantan atau spermatozoa yang dibentuk di dalam testis. Spermatozoa berukuran sangat kecil dan berbentuk menyerupai berudu, sedangkan wanita menghasilkan sel telur ( ovum) yang dibentuk di dalam ovarium. Semenjak lahir, manusia memang telah dilengkapi alat (organ) reproduksi. Alat-alat reproduksi akan berfungsi ketika mencapai kematangan, di mana seseorang telah menginjak masa subur. Namun demikian, alat-alat reproduksi ini akan berfungsi serta berproses secara baik jika seseorang dalam keadaan sehat.
1.       Organ Reproduksi Pria
Alat kelamin atau alat reproduksi pada pria memiliki dua fungsi yaitu untuk menghasilkan sel-sel kelamin dan menyalurkan sel-sel kelamin tersebut ke saluran kelamin wanita. Alat reproduksi pria dibagi menjadi dua bagian utama, yaitu alat kelamin bagian dalam dan alat kelamin bagian luar. Alat kelamin bagian dalam terdiri atas testis, saluran reproduksi, dan kelenjar-kelenjar kelamin, sedangkan alat kelamin bagian luar hanya terdiri dari satu bagian, yaitu penis.
Berikut ini akan diuraikan masing-masing bagian tersebut.

1.     Alat Reproduksi Bagian Dalam
Alat kelamin bagian dalam terdiri atas sepasang testis, saluran reproduksi, dan beberapa kelenjar kelamin.
a)        Testis
Testis atau yang lazim dikenal dengan sebutan buah zakar merupakan suatu alat dengan fungsi ganda, selain sebagai penghasil sel kelamin jantan (spermatozoa) juga merupakan organ hormon endokrin. Hormon yang dihasilkan testis adalah hormon testosteron, yaitu hormon kelamin jantan yang utama. Disebut demikian, karena hormon inilah yang suatu saat bertanggung jawab memperlihatkan ciri-ciri kelamin sekunder pada pria. Ciri-ciri kelamin sekunder, tersebut antara lain adanya janggut, suara membesar, dan bentuk badan yang akan tampak pada saat seorang pria yang mencapai masa pubertas (masa kematangan seksual).
Testis berbentuk bulat telur yang jumlahnya sepasang dan terdapat pada suatu kantong pelindung disebut skortum. Setiap testis dilengkapi dengan saluran-saluran halus yang disebut tubulus seminiferus. Tubulus seminiferus ini apabila direntangkan dari ujung yang satu ke ujung yang lain berukuran lebih dari 200 m. Pada dinding-dinding tubulus seminiferus terdapat bakal sperma yang disebut spermatogonia dengan jumlah kromosom diploid. Spermatogonia ini suatu saat akan berubah menjadi spermatozoa. Proses perubahan spermatogonium menjadi sperma (spermatozoa) terjadi melalui dua proses pembelahan sel yang berlangsung secara meosis. Dengan demikian, setiap spermatogonium suatu saat akan menghasilkan empat sel sperma.
Di samping spermatogonia, pada tubulus seminiferus terdapat pula sel-sel berukuran besar yang disebut sel sertoli. Sel sertoli inilah yang berperan sebagai penyedia makanan bagi spermatozoa-spermatozoa tersebut.

b)       Saluran Reproduksi
Saluran reproduksi pada pria terdiri atas duktus epididimis, duktus deferens (saluran sperma), vesikula seminalis (kantung sperma), dan duktus ejakulatorius (saluran pemancaran). Saluran-saluran tersebut saling berhubungan satu sama lain membentuk satu kesatuan saluran reproduksi. Duktus epididimis berjumlah sepasang terdapat bersama-sama testis di dalam skrotum yang merupakan tempat terjadinya proses pematangan sperma. Saluran ini terletak di sebelah belakang atas dari testis dan tampak berkelokkelok. Saluran lanjutan dari epididimis, dikenal sebagai vas deferens, jumlahnya sepasang, berupa saluran lurus untuk mengangkut spermatozoa dari duktus epididimis ke kantong sperma yang dikenal sebagai vesika seminalis. Vesika seminalis ini berupa sepasang kantong yang dinding-dindingnya menghasilkan suatu cairan untuk makanan bagi spermatozoa. Letak vesika seminalis, yaitu di belakang vesika urinaria (kantong kemih).
Vas deferens yang arahnya ke atas, kemudian melingkar dan salah satu ujungnya berakhir di kelenjar prostat. Di belakang kandung kemih vas deferens ini bersatu membentuk suatu saluran yang dikenal sebagai duktus ejakulatorius. Duktus ejakulatorius ini berjumlah sepasang yang fungsinya untuk memancarkan semen (mani) dan vesika seminalis. Uretra dan duktus ejakulatorius bersamasama berakhir di ujung penis.

c)        Kelenjar Kelamin
Saluran-saluran kelamin dilengkapi oleh tiga macam kelenjar kelamin yang fungsinya menghasilkan sekret. Kelenjar-kelenjar yang melengkapi saluran kelamin itu terdiri atas vesikula seminalis, kelenjar prostat, dan kelenjar boulbouretral yang lebih dikenal sebagai kelenjar cowper. Ketiga kelenjar tersebut memiliki peranan yang berbeda-beda.
Vesikula seminalis merupakan kelenjar yang jumlahnya sepasang terletak di bagian atas dan bawah kandung kemih. Kelenjar ini sebagai penghasil semen yang terbesar, yaitu sekitar 60% dari volume total semen. Cairan yang dihasilkan kelenjar ini berwarna jernih, kental karena mengandung lendir, asam amino, dan fruktosa. Cairan ini berperan sebagai makanan bagi sperma. Selain cairan tersebut, kelenjar ini mengekskresikan prostaglandin yang berguna untuk merangsang otot uterin berkontraksi sehingga semen dapat terdorong mencapai uterus.
Kelenjar boulbouretral yang disebut juga sebagai kelenjar cowper, merupakan kelenjar yang menghasilkan lendir pelindung pada saat ejakulasi terjadi.
Kelenjar ini bermuara di pangkal uretra dan jumlahnya sepasang. Kelenjar prostat memiliki ukuran yang lebih besar jika dibandingkan dengan ukuran kedua kelenjar kelamin lainnya. Sekret yang dihasilkan oleh kelenjar prostat ini berupa cairan encer yang menyerupai susu dan bersifat alkalis, sehingga dapat berperan sebagai penyeimbang (buffer) bagi keasaman residu urin di uretra dan derajat keasaman vagina. Cairan ini suatu saat akan berkumpul di uretra melalui saluran-saluran kecil.

2.     Alat Reproduksi Bagian Luar
Alat kelamin luar hanya terdiri dari satu bagian saja, yaitu dikenal dengan nama penis. Penis ini berfungsi sebagai alat kopulasi atau organ persetubuhan, yaitu organ atau alat untuk memasukkan cairan semen ke dalam alat kelamin wanita.
Di dalam penis terdapat uretra yang merupakan muara bagi saluran kencing dan saluran kelamin. Di samping itu, di dalam penis juga terdapat korpus kavernosum atau badan rongga, yaitu dua korpus kavernosum penis di sisi uretra dan satu korpus kavernosum penis di bawah uretra. Apabila terjadi rangsangan rongga ini akan terisi darah, sehingga dapat menyebabkan penis membesar dan memanjang serta menegang yang dikenal sebagai proses ereksi.
Selain itu, pada penis terdapat bagian yang disebut kepala penis (glans penis). Bagian ini merupakan ujung penis tempat terdapatnya lubang uretra (urifisium uretra) dan ujung-ujung saraf perasa. Pada kepala penis terdapat kulit penutup yang dapat melipat disebut kulup (preputium).

3.     Mekanisme Pembentukan Gamet
Sel sperma (spermatogonium) dalam tubulus seminiferus akan mengalami pembelahan membentuk spermatosit primer yang selanjutnya akan membelah secara meiosis pertama  untuk menghasilkan dua spermatosit sekunder. Tiap spermatosit sekunder melakuakan pembelahan meiosis kedua  menghasilkan  2 spermatid. Spermatid akan berkembang menjadi sperma yang matang dan akan menuju epididimis. Proses spermatogenesis memerlukan waktu 65 – 75 hari.
2.       Organ Reproduksi Wanita
Seperti halnya alat reproduksi pada pria, alat reproduksi pada wanita juga terbagi menjadi alat reproduksi bagian dalam dan bagian luar. Untuk lebih jelasnya, berikut ini akan dijelaskan lebih rinci.

1.     Alat Reproduksi Bagian Dalam
Alat reproduksi bagian dalam wanita terdiri atas ovarium (kandung telur), tuba fallopi atau oviduk (saluran telur), dan vagina (saluran kelamin).

a)        Ovarium
 Ovarium berjumlah sepasang yang terdapat di rongga perut, yaitu tepatnya di sebelah kiri dan kanan daerah pinggang. Fungsi ovarium ini untuk menghasilkan sel telur atau ovum dan hormon-hormon kelamin wanita, seperti progesteron dan estrogen. Ovarium dilindungi oleh suatu kapsul pelindung yang mengandung folikel-folikel. Setiap folikel berisi sebuah sel telur yang diselubungi satu atau lebih lapisan sel-sel folikel. Folikel merupakan suatu struktur yang berbentuk bulatan-bulatan dan terdapat di sekeliling oosit, berguna sebagai penyedia makanan dan pelindung bagi sel telur yang sedang mengalami pematangan.

b)       Tuba Fallopi
Tuba fallopi yang lazim disebut sebagai oviduk berjumlah sepasang. Tuba fallopi ini merupakan suatu saluran yang menghubungkan ovarium dengan rahim (uterus). Tuba fallopi terbagi menjadi tiga bagian, yaitu ismus yang merupakan bagian tuba fallopi yang terletak dekat uterus atau rahim, ampula, yaitu daerah yang berbentuk lengkungan yang terletak di atas ovarium, dan infudibulum, yaitu daerah pangkal tuba fallopi yang berbentuk corong (fimbria).
Pangkal tuba fallopi yang berbentuk corong disebut pula infudibulum. Infudibulum mengandung tonjolan-tonjolan seperti kaki cumi-cumi yang berjumbai-jumbai disebut fimbriae. Fimbriae ini berperan untuk menangkap ovum. Ovum yang telah ditangkap fimbriae, kemudian diangkat oleh tuba fallopi. Dengan adanya gerak peristaltik serta dinding tuba fallopi yang bersilia, ovum kemudian diangkat menuju rahim.
Dengan demikian, tuba fallopi memiliki beberapa fungsi, yaitu untuk menyalurkan ovum menuju uterus dan menyediakan lingkungan yang cocok bagi proses pembuahan dan perkembangan telur sebelum fertilisasi terjadi.

c)        Uterus
 Uterus lazim disebut rahim, pada manusia hanya terdiri dari satu ruang yang disebut simpleks. Uterus ini berbentuk seperti buah pear dan berotot cukup tebal. Pada wanita-wanita yang belum pernah melahirkan, ukuran panjang rahimnya adalah 7 cm dengan lebar antara 4 cm sampai 5 cm.
Pada rahim bagian bawah bentuknya mengecil dan dinamakan serviks uterus, sedangkan bagian yang lebih besar disebut badan rahim atau corpus uterus. Rahim pada manusia dan mamalia tersusun atas tiga lapisan, yaitu perimetrium, meiometrium, dan endometrium. Pada lapisan endometrium dihasilkan banyak lendir, serta terdapat banyak pembuluh darah. Lapisan endometrium ini mengalami proses penebalan dan akan mengelupas setiap bulannya apabila tidak terdapat zigot yang terimplantasi (tertanam). Uterus ini merupakan tempat untuk pertumbuhan dan perkembangan janin.
Di samping itu, rahim juga terbagi atas tiga bagian, yaitu fundus, bagian paling atas yang berdekatan dengan saluran telur, ismus bagian tengah rahim, dan serviks yang sering kali disebut sebagai leher rahim adalah bagian paling bawah dan tersempit, yang memanjang sampai vagina.

d)       Vagina
 Vagina merupakan bagian dalam kelamin wanita yang berbentuk seperti tabung dilapisi dengan otot yang arahnya membujur ke arah bagian belakang dan atas. Bagian dinding vagina lebih tipis dibandingkan dengan dinding rahim dan terdapat banyak lipatan-lipatan. Lipatan-lipatan tersebut berguna untuk mempermudah jalannya proses kelahiran bayi. Di samping itu, pada vagina juga terdapat lendir yang dikeluarkan oleh dinding vagina dan sepasang kelenjar yang dikenal sebagai kelenjar bartholi. Vagina ini merupakan organ persetubuhan (kopulasi) pada wanita.

2.     Alat Reproduksi Bagian Luar
Alat reproduksi bagian luar pada wanita disebut vulva, terdiri atas labia mayora, mons pubis, labia minora, organ klitoris, orificium uretra, dan himen (selaput dara).
 Labia mayora adalah bibir bagian luar dari vagina yang tebal dan berlapiskan lemak, sedangkan mons pubis merupakan bagian tempat bertemunya dua bibir vagina dengan bagian atas yang terlihat membukit. Labia minora atau bibir kecil, yaitu sepasang lipatan kulit pada vagina yang halus dan tipis serta tidak mengandung lapisan lemak.
 Organ klitoris, merupakan bagian vagina yang berbentuk tonjolan kecil yang sering kali disebut klentit. Adapun orificium uretra adalah muara saluran kencing yang letaknya tepat di bawah organ klitoris. Di bagian bawah saluran kencing yang mengelilingi tempat masuk ke vagina, terdapat himen yang dikenal dengan nama selaput dara.

3.     Mekanisme Pembentukan Gamet
 Berbeda dengan sel sperma yang diproduksi seumur hidup oleh pria, sel telur pada wanita terbatas jumlahnya. Jumlah sel telur wanita, pada usia tujuh tahun adalah sekitar 300.000. Akan tetapi, jumlah tersebut berkurang seiring waktu. Selama masa reproduksi, sel telur yang akan dilepaskan hanya sekitar 400–500 buah sel telur (Starr and Taggart, 1995: 780). Sel telur tersebut diovulasikan setiap bulan mulai dari masa aktif reproduksi saat menstruasi kali pertama. Jadi, kurang lebih wanita akan mengalami masa subur dalam waktu 33 hingga 41 tahun atau dalam rentang usia 12 hingga 45–63 tahun. Oosit primer telah dibentuk pada saat organogenesis bayi di dalam rahim dan telah mencapai tahap profase I. Setelah oosit terbentuk, oosit mengalami masa penantian (arestasi) hingga akhirnya wanita tersebut mulai memasuki masa subur yang ditandai dengan menstruasi. Kemudian, oosit melanjutkan pembelahan meiosisnya menjadi dua buah oosit sekunder. Salah satu dari oosit tersebut, akan mengalami degenerasi sehingga hanya ada satu oosit yang akan berkembang.
 Oosit degeneratif (badan polar) hasil meiosis I tidak akan ikut dalam meiosis II. Oosit sekunder, lalu akan mengalami pembelahan meiosis kedua menghasilkan satu buah oosit fungsional. Oosit fungsional tersebut kemudian yang akan diovulasikan setiap bulan (dalam periode lebih kurang 28 hari) selama masa subur wanita.

4.     Siklus Menstruasi
 Siklus menstruasi pada wanita terdiri adri tiga fase, yaitu :
a.       Fase aliran menstruasi, terjadi saat pendarahan menstruasi (hilangnya sebagian besar lapisan fungsional endometrium. Hal ini disebabkan oleh hormone progesterone dan estrogen berhenti diproduksi, sehingga endometrium mengalami degenerasi.
b.      Fase Poliferasi, sisa endometrium yang tipis akan mulai mengalami regenerasi dan menebal selama satu atau dua minggu.
c.       Fase sekresi,  endometrium terus menebal, mengandung lebih banyak pembuluh, dan mengembangkan kelenjar yang mensekresikan cairan yang kaya akan glikogen. Perubahan endometrium dipengaruhi oleh hormone estrogen dan progesterone. Jika tidak terjadi kehamilan, korpus luteum berdegenerasi sehingga progesterone dan estrogen menurun bahkan hilang.

5.     Proses Pembuahan Dan Perkembangan Embrio
  Sel telur yang telah dibuahi akan membentuk zigot. Zigot yang terbentuk menuju rahim (uterus), kemudian membelah diri menjadi dua, empat, delapan, enam belas, dan seterusnya. Sementara itu, lapisan dalam dinding rahim terus menebal untuk memberi makanan bagi embrio. Embrio memperoleh makanan dari tubuh induknya melalui plasenta (ari-ari) yang akan masuk ke embrio melalui tali pusar. Melalui tali pusar pula, sisa-sisa metabolisme dan zat yang tidak berguna dialirkan kembali ke plasenta dan akhirnya ke tubuh ibunya.
Embrio di dalam rahim akan dilindungi oleh  selaput pembungkus, yaitu antara lain sebagai berikut :
a.         Amnion, merupakan selaput yang membatasi ruangan tempat terdapatnya embrio. Dinding amnion mengeluarkan getah berupa air ketuban yang berguna untuk menjaga embrio agar tetap basah dan melindungi embrio dari guncangan.
b.         Korion, merupakan selaput yang berada di sebelah luar amnion. Korion dan alantois akan tumbuh membentuk jonjot pembuluh darah yang berhubungan dengan sistem  peredaran darah induknya melalui plasenta.
c.          Sakus vitellinus (kantong kuning telur) merupakan pemunculan sel-sel dan pembuluh darah yang pertama yang terletak di antara amnion dan plasenta.
d.        Alantois terletak di dalam tali pusat. Alantois berfungsi untuk respirasi, saluran makanan, dan ekskresi. Waktu embrio berkembang, jaringan epitelnya menghilang dan tinggal pembuluh darah yang berfungsi sebagai penghubung embrio dan plasenta.

Embrio yang terus tumbuh selanjutnya akan keluar dari tubuh ibu melalui mekanisme kelahiran. Bayi yang telah lahir memerlukan ASI (air susu ibu) sebagai sumber makanan dan nutrisi untuk pertumbuhannya. ASI memiliki manfaat yang tidak diragukan lagi, karena :
a.         Kandungan gizi pada ASI sangatlah banyak sesuai dengan kebutuhan bayi seperti laktosa.
b.         ASI mengandung zat kekebalan tubuh, sehingga bayi akan terhindar dari penyakit.
c.         ASI sangatlah aman dikonsumsi, peluang untuk terjadinya alergi sangatlah kecil.
d.        Suhu dari ASI sesuai dengan suhu tubuh bayi.
Selain itu ASI juga mengandung kolostrum yang sangat baik untuk dikonsumsi bayi yang baru saja lahir. Kolostrum merupakan air susu yang pertama kali keluar dari payudara seorang ibu yang baru saja melahirkan.

6.     Alat Kontasepsi
 Kontrasepsi adalah suatu cara yang bertujuan mencegah terjadinya pembuahan. Kontrasepsi memiliki beberapa metode, antara lain:
a)    Tanpa alat bantu
Kontrasepsi dengan cara tidak melakukan koitus pada masa subur wanita (hari 12 – 16 siklus haid). Cara ini dikenal dengan nama sistem kalender atau abstinensi.
b)   Menggunakan alat bantu
Pada cara ini, mencegah pertemuan ovum dengan spermatozoa, dapat dilakukan dengan berbagai alat bantu, misalnya: kondom, spiral, jelly, dan lain-lain.
Kontrasepsi dengan menggunakan alat bantu dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:
o    Secara mekanik, yaitu dengan cara mencegah bertemunya sperma dengan ovum. Pada lakilaki menggunakan kondom, sedangkan pada wanita bisa menggunakan diafragma, spiral, IUD (Intra Uterine Device).
o    Secara kimiawi, yaitu dengan menggunakan spermisida senyawa kimia yang dapat membunuh sel-sel sperma. Misalnya bisa berbentuk jelly, busa, dan lain-lain.
o    Secara hormonal, yaitu dengan cara memengaruhi kesuburan wanita, misalnya dengan KB suntik, susuk dan pil KB. Bahkan kini juga sudah dikembangkan teknik hormonal (pada laki-laki).

c)    Sterilisasi
Sterilisasi dilakukan dengan mengikat/me motong saluran vas deferens dikenal dengan istilah vasektomi, atau mengikat/memotong tuba fallopii dikenal dengan istilah tubektomi.

B.     Gangguan pada Sistem Reproduksi Manusia
Kelainan pada sistem reproduksi manusia dapat disebabkab oleh berbagai faktor, yaitu faktor dari luar maupun dari dalam. Yang dari luar misalnya karena masuknya bakteri atau virus. Berikut ini beberapa kelainan yang terjadi pada sistem reproduksi manusia.

1.    Gonorrhea
Gonorrhea disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae. Di masyarakat, penyakit kelamin ini dikenal juga dengan nama raja singa. Bakteri penyebab gonorrhea tidak dapat hidup di luar tubuh sehingga hanya akan menular melalui kontak hubungan seksual. Penderita gonorrhea akan mengalami rasa sakit yang luar biasa pada saat buang air kecil (kencing), yaitu rasa pedih dan terbakar. Seringkali disertai dengan urine yang bernanah. Biasanya, penyakit ini tidak cepat dirasakan oleh wanita sehingga jarang sekali wanita yang mengalami keluhan terserang gonorrhea. Pada wanita, infeksi tersebut menyebabkan pembentukan selaput lendir di tuba Fallopi yang mencegah pergerakan sperma menuju sel telur sehingga mengakibatkan kemandulan.

2.    Sindrom Premenstrual
Sindrom Premenstrual adalah keadaan dimana terjadi gangguan emosi, lesu, sakit kepala, bengkak pada tungkai, rasa pedih, dan nyeri payudara yang terjadi beberapa hari sebelum menstruasi. Penyebabnya diduga adalah kadar estrogen tinggi, progesterone rendah, gangguan metabolisme karbohidrat, kadar prolaktin tinggi, dan gangguan psikis.

3.    Herpes
Herpes merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus herpes. Gejalanya tidak tampak secara langsung. Umumnya, ditandai dengan timbulnya bintik-bintik merah, rasa sakit ketika urinasi, dan (buang air kecil) gatal-gatal di sekitar alat kelamin. Lama-kelamaan, penyakit ini dapat membuat kelelahan pada otot dan menyerang jaringan saraf pusat.

4.    Kanker Leher Rahim
Kanker leher rahim adalah kanker yang menyerang leher rahim perempuan melalui tahap-tahap pra-kanker (displasia ringan), displasia berat, kanker yang belum menyebar dan kanker yang akan menyebar. Pada stadium lanjut, kanker ini memiliki gejala pendarahan setelah senggama, pendarahan setelah menopouse dan keputihan atau keluar cairan kekuningkuningan, berbau dan bercampur dengan darah.

5.    Vulvovaginitis
Vulvovaginitis adalah peradangan pada vulva dan vagina yang sering menimbulkan gejala keputihan (flour albus) yaitu keluarnya cairan putih kehijauan dari vagina. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Gardnertella vaginalis. Dapat pula disebabkan oleh protozoa, misalnya Trichomonas vaginalis atau oleh jamur Candida albicans.

6.    Sifilis
Sifilis termasuk penyakit kelamin cukup berbahaya. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri dari jenis Treponem pallidum. Bakteri ini dapat tertular dari seorang ibu penderita kepada anaknya yang masih dalam kandungan. Penularan penyakit ini disebabkan oleh hubungan kelamin yang tidak sehat. Penyakit ini baru terlihat pengaruhnya pada seseorang yang tertular setelah 30 hari penularan. Penyakit ini jarang sekali tertular melalui benda-benda bekas penderita. Pengobatan penyakit ini dapat dilakukan dengan menggunakan antibiotik. Namun demikian, seseorang yang menderita penyakit ini sebaiknya ditangani oleh dokter, tidak mengobati sendiri.

7.    Hamil Anggur
Hamil anggur merupakan suatu kehamilan yang tidak berisi janin, tetapi berisi gelembung-gelembung mola dan bekuan darah. Hamil anggur dapat menyebabkan kesakitan atau kematian karena pendarahan, tembusnya dinding rahim oleh proses mola dan infeksi.

8.    AIDS
AIDS merupakan kepanjangan dari Acquired Immune Deficinecy Syndromyang artinya penurunan sistem kekebalan tubuh. Penyakit ini disebabkan oleh jenis virus yang diberi nama HIV (Human Immunodeficiency Virus).
Struktur HIV memiliki dua molekul RNA di dalam intinya. Virus ini awalnya berasal dari virus kera di Afrika yang telah mengalami mutasi. Meskipun penyakit yang ditimbulkan oleh virus HIV ini sangat berbahaya dan mematikan, tetapi dalam proses penularannya tidak semudah penularan virus jenis yang lainnya. Virus HIV tidak menular melalui kontaminasi biasa, seperti berjabat tangan, berpelukan, atau melalui batuk, bersin, peralatan mandi, dan makanan. Melainkan harus dengan media berupa cairan tubuh melalui luka di kulit atau selaput lendir, dengan kata lain harus melalui penetrasi cairan tubuh dari penderita ke orang yang tertular. Beberapa proses penularan penyakit dapat melalui hubungan seksual, penggunaan jarum suntik bekas penderita, atau melalui transfusi darah.
Indikasi awal dari penyakit ini, yaitu penderita akan mengalami pembesaran organ limfa. Penyakit-penyakit yang umum diderita oleh orang yang mengidap penyakit AIDS, yaitu pneumonia, kanker, diare, penurunan berat badan, dan gagal jantung. Virus HIV banyak terkonsentrasi di dalam darah penderita dan cairan mani. Apabila seseorang telah terinfeksi virus ini, maka seumur hidupnya virus ini akan tetap ada. Mengapa demikian? Karena virus ini tidak mudah untuk diobati, kalau pun sembuh tidak mungkin sembuh total.

9.    Demam Panas Karena Baru Melahirkan
Demam panas karena baru melahirkan dikenal sebagai demam nifas seperti itu terjadi dalam waktu 10 hari melahirkan atau keguguran. Plasenta baku menjadi sangat rentan terhadap luka dan infeksi setelah pemisahan. Hal ini ditandai dengan demam yang sangat tinggi, dan memerlukan perhatian medis.

10.     Cervicitis
Cervicitis adalah peradangan serviks uterus. Kelenjar lendir banyak terbentuk di wilayah ini yang menjaga vagina dilumasi. Meskipun demikian, ini menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pertumbuhan mikroba dan bakteri lainnya. Dengan demikian, infeksi pada vagina dapat ditularkan ke servik uterus yang pada akhirnya menyebabkan peradangan leher rahim.

11.     Erosi Serviks
 Erosi serviks adalah kondisi di mana borok terbentuk di daerah leher rahim. Hal ini ditandai dengan bintik-bintik merah dan pink cerah, sekitar pembukaan serviks. Selama awal penyakit, potongan lendir dibuang oleh tubuh. Hal ini kemudian ditindaklanjuti dengan berbagai tingkat tindakan perbaikan.

12.     Sindroma Ovarium Polikistik
Sindroma ovarium polikistik (PCOS) mengacu pada kondisi ovarium wanita. Penyakit ini, menyebabkan ovarium membesar dan ditutupi oleh sejumlah kista kecil. Jenis penyakit ini adalah gangguan hormonal yang umum pada wanita usia reproduksi. Hal ini ditandai dengan periode menstruasi yang abnormal dan pertumbuhan rambut yang berlebihan. Jika tidak terdiagnosa pada tahap awal dapat mengakibatkan komplikasi jangka panjang dan berisiko.

13.     Prostatis
Prostatis adalah peradangan pada prostat yang sering disertai dengan peradangan uretra. Gejalanya berupa pembengkakan yang dapat menyumbat uretra sehingga timbul rasa nyeri dan sulit buang air kecil.

14.     Endometriosis
Endometriosis adalah keadaan di mana jaringan endometrium terdapat di luar rahim, yaitu dapat tumbuh di sekitar ovarium, oviduk, atau jalur di luar rahim. Gejalanya berupa nyeri perut, pinggang terasa sakit, dan nyeri pada saat menstruasi. Jika tidak ditangani akan menyebabkan sulit terjadinya kehamilan. Penanganannya dengan pemberian obat-obatan, laparoskopi, atau bedah laser.

15.     Oligomenore
Oligomenore adalah kondisi yang ditandai oleh celah yang berkepanjangan antara dua menstruasi. Biasanya seorang wanita menstruasi setiap 25-30 hari, meskipun dalam oligomenore, perempuan hanya mengalami menstruasi selama 4 sampai 9 kali dalam setahun. Kondisi ini disebabkan karena kekurangan estrogen dan dapat mengakibatkan kemandulan.

16.     Amenore
Penyakit ini mengacu pada suatu kondisi di mana seorang individu gagal untuk menstruasi. Ada dua jenis amenorrhea amenore primer dan sekunder. Amenore primer adalah keterlambatan siklus menstruasi abnormal, sedangkan amenore sekunder terjadi pada wanita yang belum mencapai usia premenopause.

17.     Impotensi
Impotensi adalah ketidakmampuan mempertahankan ereksi penis. Impotensi dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain gangguan produksi hormon testosterone, kelainan psikis, penyakit diabetes mellitus, kecanduan alcohol, obat-obatan, dan gangguan sistem saraf

18.     Infertilitas
Infertilitas atau ketidaksuburan dapat terjadi pada pria atau wanita. Pada pria infertilitas terjadi karena adanya penyakit, seperti impotensi, ejakulasi dini, adanya sumbatan pada saluran sperma, adanya kelainan gerak sperma dan kerusakan testis. Sedangkan, pada wanita disebabkan oleh kelainan lendir leher rahim, adanya tumor, adanya sumbatan pada saluran telur, menstruasi tidak teratur dan karena obesitas.

19.     Condiloma accuminata
Penyakit condiloma accuminata disebabkan oleh virus Human papilloma. Penyakit ini ditandai dengan timbulnya kutil yang dapat membesar dan akhirnya dapat menimbulkan kanker mulut rahim.

20.     Infeksi Vagina
Gejalanya berupa keputihan dan timbul gatal-gatal. Infeksi ini menyerang wanita usia produktif terutama yang menikah. Penyebabnya adalah akibat hubungan kelamin.

C.     Teknologi yang Berhubungan dengan Sistem Reproduksi
Untuk membantu mengatasi masalah reproduksi, berbagai pengetahuan tentang teknologi telah berkembang sangat pesat. Teknologi tersebut antara lain:
1.    Pengontrolan kehamilan
Pengontrolan kehamilan merupakan suatu terapan teknologi untuk mengontrol kehamilan. Pengontrolan kehamilan dapat dilakukan dengan cara menggunakan alat kontrasepsi (alat pencegah kehamilan). Untuk mencegah kehamilan, meski tidak 100% tingkat keberhasilannya, beberapa ibu menggunakan obat-obatan pencegah kehamilan. Reaksi obat tersebut meliputi rintangan mekanis terhadap lintasan sperma. Beberapa jenis spermisida dalam bentuk busa, jeli, atau tablet merupakan bahan kimia yang dapat mematikan sperma.

2.    Aminosentesis
Amniosentesis merupakan teknik pengambilan cairan amnion untuk dianalisis secara genetik. Pengambilan cairan ini dimaksudkan agar penyakit genetik dan penyakit bawaan yang lahir saat fetus dalam uterus dapat terdeteksi. Sama seperti teknik ini adalah pengambilan sampel vilus korion (chorionic villus sampling).

3.    Intracytoplasmic Sperm Injection
Intracytoplasmic Sperm Injection merupakan terapan teknologi dengan metode dan prosedur yang lebih canggih. Satu sel sperma disuntikkan langsung ke sebuah sel telur. Metode tersebut lebih efektif pada seorang laki-laki yang mempunyai beberapa masalah kesuburan.

4.    Bayi Tabung
Bayi Tabung merupakan terapan teknologi biasa dilakukan terhadap perempuan (istri) yang sel telurnya tidak dapat turun ke dalam oviduk. Hal tersebut kemungkinan disebabkan oleh infeksi atau kelainan bawaan sehingga saluran tersebut tersumbat. Pada bayi tabung, proses pembuahan terjadi di luar kandungan, yaitu di dalam cawan laboratorium. Telur yang belum matang diambil dari ovarium dengan suatu alat, kemudian dimatangkan dalam cawan dengan obat penyubur. Selanjutnya, sel telur yang sudah matang direaksikan dengan sperma. Setelah dua sampai empat hari, embrio siap diimplantasi ke rahim.

5.    Iseminasi Buatan
Inseminasi buatan merupakan terapan teknologi yang dilakukan dengan cara memasukkan sperma ke dalam vagina oleh seorang ahli kesehatan. Sperma biasanya berasal dari pasangannya (suami). Inseminasi buatan dilakukan terhadap perempuan yang suaminya mempunyai jumlah sperma yang sedikit. Sebuah variasi dari inseminasi buatan adalah penggunaan obat-obatan yang dapat merangsang ovari. Selanjutnya, sperma donor ditempatkan di dalam uterus, dekat vagina.

6.    Kloning
Kloning menjadi istilah paling populer setelah lahirnya domba Dolly hasil kloning. Kloning merupakan salah satu cara reproduksi buatan yang memanfaatkan teknologi manipulasi sel telur. Jika umumnya sel telur dibuahi oleh inti sel sperma, pada proses kloning ini inti sel telur yang haploid dipindahkan dengan teknik khusus. Setelah itu, posisinya digantikan oleh inti sel dari bagian tubuh lainnya, seperti kulit atau otot yang diploid. Pada domba Dolly, inti sel donor yang digunakan adalah inti sel kelenjar susu domba.

Kasus kloning masih menjadi polemik berkepanjangan karena teknologi tersebut sangat mungkin dilakukan pada manusia. Jika terjadi pada manusia, dikhawatirkan akan terjadi penyimpangan terhadap tujuan utama dari kloning. Misalnya, dengan melahirkan manusia yang digunakan untuk alat kejahatan. Percobaan kloning pada manusia masih merupakan pelanggaran terhadap undang-undang yang berlaku di seluruh duniaSperm Injection merupakan terapan teknologi dengan metode dan prosedur yang lebih canggih.

7.    Pencintraan Ultrasound
Pencitraan ultrasound atau pindai bunyi ultra merupakan salah satu teknologi yang digunakan untuk menampilkan keadaan kesehatan bayi dalam rahim ibu. Selain itu, adanya alat ini menjadikan dokter mampu mengetahui jenis kelamin bayi.

D.     Gaya Hidup Sehat untuk Menghindari Gangguan pada Sistem Reproduksi
Banyak yang dapat kita lakukan untuk hidup secara sehat supaya dapat terhindar dari berbagai macam penyakit pada sistem reproduksi. Gaya hidup sehat yang dapat kita lakukan diantaranya:
1.    Kebersihan Pakaian Dalam
Seharusnya dalam sehari, minimal mengganti pakaian dalam sebanyak dua kali untuk menjaga kebersihan. Selain itu, pilihlah bahan celana dalam yang dapat mudah menyerap keringat, karena jika tidak jamur bisa menempel di alat kelamin. Hindari untuk saling bertukar pakaian dalam dengan orang lain bahkan itu keluarga sendiri, karena setiap orang memiliki kondisi kelamin yang berbeda.

2.    Menghindari Menggunakan Celana Dalam dan Jeans yang Ketat
Memakai celana dalam dan celana jeans yang terlalu ketat di wilayah selangkangan dapat menyebabkan kulit susah untuk bernafas dan akhirnya dapat menyebabkan daerah tersebut berkeringat, lembab, mudah terkena jamur dan teriritasi. Pemakaian celana ketat itu bagi pria dapat membuat peredaran darah yang tidak lancar dan membuat penis serta testis dalam keadaan panas. Panas yang berlebihan oleh suhu, keringat dan pakaian yang terlalu ketat, dapat menurunkan kualitas sperma.

3.    Membersihkan Kelamin Setelah Buang Air Kecil dan Besar
Usahakan untuk selalu membersihkan bagian luar alat kelamin dengan air dan sabun. Untuk wanita, siramlah dengan air dengan arah depan ke belakang dan bukan sebaliknya. Hal ini untuk mencegah masuknya kuman dari dubur ke vagina. Untuk pria, cukup hanya membersihkan dengan air bersih.

4.    Mengganti Pembalut Secara Teratur
Bagi para wanita yang sedang menstruasi atau haid untuk supaya tidak malas mengganti pembalut karena ketika menstruasi kuman-kuman mudah untuk masuk dan pembalut yang telah ada gumpalan darah merupakan tempat berkembangnya jamur dan bakteri. Usahakan untuk mengganti setiap 4 jam sekali, 2-3 kali sehari atau sudah merasa tidak nyaman. Jangan lupa, bersihkan vagina sebelum mengganti pembalut.

5.    Merawat Rambut Yang Tumbuh di Sekitar Kelamin
Perawatan bulu disarankan untuk dirapikan saja dengan memendekkan, dengan gunting atau dicukur. Namun sebelumnya menggunakan busa sabun terlebih dahulu dan menggunakan alat cukur khusus yang lembut, dan sudah dibersihkan dengan sabun dan air panas. Rambut-rambut tersebut berfungsi untuk kesehatan alat kelamin, yaitu berguna untuk merangsang pertumbuhan bakteri baik yang melawan bakteri jahat serta menghalangi masuknya benda asing kecil ke dalam vagina. Sehingga perlu rajin menjaganya agar tidak menjadi sarang kutu dan jamur.

6.    Berhenti Merokok
Merokok akan merusak ovarium, mengganggu produksi hormon estrogen dan membuat sel telur wanita rentan menggalami kelainan genetik.

7.    Menjaga Berat Badan yang Ideal
Jika terlalu kurus maka akan kekurangan hormon estrogen dan sistem reproduksi tidak akan berfungsi. Sebaliknya, jika terlalu gemuk menyebabkan kelebihan hormon estrogen dan mengganggu evulasi serta bisa  menghentikan menstruasi.


D.A Pratiwi, dkk.2006.Biologi untuk Kelas XI.Jakarta:Erlangga
Suwarno. 2009. BSE. Jakarta: PT Sunda kelapa pustaka.
Irman Soemantri.2008.Sistem Pencernaan Makanan.Jakarta:Salemba Medika.
Suwarno. 2009. BSE. Jakarta: PT Sunda kelapa pustaka.



0 comments:

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Affiliate Network Reviews