ARTIKEL BIOLOGI
SISTEM REPRODUKSI
Di Susun Oleh :
Nur Mustika Aji Nugroho
XI IPA 1
SMA N 2
WONOSARI
KABUPATEN GUNUNGKIDUL
2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat
Tuhan yang Maha Esa, yang atas rahmat-Nya maka kami dapat menyelesaikan
penyusunan artikel yang berjudul “Sistem Reproduksi”. Penulisan artikel adalah
merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan tugas mata
pelajaran Biologi Semester II di SMA N 2 WONOSARI.
Dalam penulisan artikel ini, kami
merasa masih banyak kekurangan-kekurangan, baik pada teknis penulisan maupun
materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu kritik dan saran
dari semua pihak sangat diharapkan demi penyempurnaan pembuatan artikel ini.
Akhirnya kami berharap semoga
artikel ini membantu teman-teman mengetahui secara garis besar tentang Sistem
Reproduksi. Terimakasih kami ucapkan atas waktunya untuk membaca artkel kami.
Wonosari,
13 Januari 2014
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
.............................................................................................. 2
Daftar Isi ......................................................................................................... 3
A. Sistem Reproduksi pada Manusia ......................................................... 4
B. Gangguan Pada Sistem Reproduksi ..................................................... 15
C. Teknologi Yang Berhubungan Pada Sistem Reproduksi ....................... 20
D. Gaya Hidup Sehat ................................................................................. 23
A. Sistem Reproduksi pada Manusia ......................................................... 4
B. Gangguan Pada Sistem Reproduksi ..................................................... 15
C. Teknologi Yang Berhubungan Pada Sistem Reproduksi ....................... 20
D. Gaya Hidup Sehat ................................................................................. 23
Daftar Pustaka ............................................................................................. 25
Sistem Reproduksi
A. Sistem
Reproduksi Pada Manusia
Sistem reproduksi adalah suatu rangkaian interaksi organ dan zat
dalam organisme yang dipergunakan untuk berkembang biak. Sistem reproduksi pada
manusia berbeda antara pria dan wanita. Pria menghasilkan gamet jantan atau
spermatozoa yang dibentuk di dalam testis. Spermatozoa berukuran sangat kecil
dan berbentuk menyerupai berudu, sedangkan wanita menghasilkan sel telur (
ovum) yang dibentuk di dalam ovarium. Semenjak lahir, manusia memang telah
dilengkapi alat (organ) reproduksi. Alat-alat reproduksi akan berfungsi ketika
mencapai kematangan, di mana seseorang telah menginjak masa subur. Namun
demikian, alat-alat reproduksi ini akan berfungsi serta berproses secara baik
jika seseorang dalam keadaan sehat.
1. Organ Reproduksi Pria
Alat
kelamin atau alat reproduksi pada pria memiliki dua fungsi yaitu untuk
menghasilkan sel-sel kelamin dan menyalurkan sel-sel kelamin tersebut ke saluran
kelamin wanita. Alat reproduksi pria dibagi menjadi dua bagian utama, yaitu
alat kelamin bagian dalam dan alat kelamin bagian luar. Alat kelamin bagian
dalam terdiri atas testis, saluran reproduksi, dan kelenjar-kelenjar kelamin,
sedangkan alat kelamin bagian luar hanya terdiri dari satu bagian, yaitu penis.
Berikut
ini akan diuraikan masing-masing bagian tersebut.
1.
Alat Reproduksi Bagian Dalam
Alat
kelamin bagian dalam terdiri atas sepasang testis, saluran reproduksi, dan beberapa
kelenjar kelamin.
a)
Testis
Testis
atau yang lazim dikenal dengan sebutan buah zakar merupakan suatu alat dengan
fungsi ganda, selain sebagai penghasil sel kelamin jantan (spermatozoa) juga
merupakan organ hormon endokrin. Hormon yang dihasilkan testis adalah hormon testosteron, yaitu hormon kelamin
jantan yang utama. Disebut demikian, karena hormon inilah yang suatu saat
bertanggung jawab memperlihatkan ciri-ciri kelamin sekunder pada pria.
Ciri-ciri kelamin sekunder, tersebut antara lain adanya janggut, suara membesar,
dan bentuk badan yang akan tampak pada saat seorang pria yang mencapai masa
pubertas (masa kematangan seksual).
Testis
berbentuk bulat telur yang jumlahnya sepasang dan terdapat pada suatu kantong pelindung
disebut skortum. Setiap testis dilengkapi
dengan saluran-saluran halus yang disebut tubulus
seminiferus. Tubulus seminiferus ini apabila direntangkan dari ujung yang
satu ke ujung yang lain berukuran lebih dari 200 m. Pada dinding-dinding
tubulus seminiferus terdapat bakal sperma yang disebut spermatogonia dengan jumlah kromosom diploid. Spermatogonia ini
suatu saat akan berubah menjadi spermatozoa.
Proses perubahan spermatogonium menjadi sperma (spermatozoa) terjadi melalui
dua proses pembelahan sel yang berlangsung secara meosis. Dengan demikian,
setiap spermatogonium suatu saat akan menghasilkan empat sel sperma.
Di
samping spermatogonia, pada tubulus
seminiferus terdapat pula sel-sel berukuran besar yang disebut sel sertoli. Sel sertoli inilah yang
berperan sebagai penyedia makanan bagi spermatozoa-spermatozoa tersebut.
b) Saluran Reproduksi
Saluran
reproduksi pada pria terdiri atas duktus
epididimis, duktus deferens (saluran
sperma), vesikula seminalis (kantung
sperma), dan duktus ejakulatorius
(saluran pemancaran).
Saluran-saluran tersebut saling berhubungan satu sama lain membentuk satu
kesatuan saluran reproduksi. Duktus epididimis berjumlah sepasang terdapat
bersama-sama testis di dalam skrotum yang merupakan tempat terjadinya proses
pematangan sperma. Saluran ini terletak di sebelah belakang atas dari testis
dan tampak berkelokkelok. Saluran lanjutan dari epididimis, dikenal sebagai vas deferens, jumlahnya sepasang,
berupa saluran lurus untuk mengangkut spermatozoa dari duktus epididimis ke kantong
sperma yang dikenal sebagai vesika
seminalis. Vesika seminalis ini berupa sepasang kantong yang
dinding-dindingnya menghasilkan suatu cairan untuk makanan bagi spermatozoa.
Letak vesika seminalis, yaitu di belakang vesika urinaria (kantong kemih).
Vas
deferens yang arahnya ke atas, kemudian melingkar dan salah satu ujungnya
berakhir di kelenjar prostat. Di belakang kandung kemih vas deferens ini
bersatu membentuk suatu saluran yang dikenal sebagai duktus ejakulatorius. Duktus
ejakulatorius ini berjumlah sepasang yang fungsinya untuk memancarkan semen
(mani) dan vesika seminalis. Uretra dan duktus ejakulatorius bersamasama berakhir
di ujung penis.
c)
Kelenjar
Kelamin
Saluran-saluran
kelamin dilengkapi oleh tiga macam kelenjar kelamin yang fungsinya menghasilkan
sekret. Kelenjar-kelenjar yang melengkapi saluran kelamin itu terdiri atas vesikula seminalis, kelenjar prostat, dan kelenjar boulbouretral yang lebih
dikenal sebagai kelenjar cowper. Ketiga kelenjar tersebut memiliki peranan yang
berbeda-beda.
Vesikula
seminalis merupakan kelenjar yang jumlahnya sepasang terletak di bagian atas
dan bawah kandung kemih. Kelenjar ini sebagai penghasil semen yang terbesar,
yaitu sekitar 60% dari volume total semen. Cairan yang dihasilkan kelenjar ini berwarna
jernih, kental karena mengandung lendir, asam amino, dan fruktosa. Cairan ini
berperan sebagai makanan bagi sperma. Selain cairan tersebut, kelenjar ini
mengekskresikan prostaglandin yang berguna untuk merangsang otot uterin
berkontraksi sehingga semen dapat terdorong mencapai uterus.
Kelenjar
boulbouretral yang disebut juga sebagai kelenjar cowper, merupakan kelenjar
yang menghasilkan lendir pelindung pada saat ejakulasi terjadi.
Kelenjar
ini bermuara di pangkal uretra dan jumlahnya sepasang. Kelenjar prostat
memiliki ukuran yang lebih besar jika dibandingkan dengan ukuran kedua kelenjar
kelamin lainnya. Sekret yang dihasilkan oleh kelenjar prostat ini berupa cairan
encer yang menyerupai susu dan bersifat alkalis, sehingga dapat berperan
sebagai penyeimbang (buffer) bagi keasaman residu urin di uretra dan derajat
keasaman vagina. Cairan ini suatu saat akan berkumpul di uretra melalui
saluran-saluran kecil.
2.
Alat Reproduksi Bagian Luar
Alat
kelamin luar hanya terdiri dari satu bagian saja, yaitu dikenal dengan nama penis.
Penis ini berfungsi sebagai alat kopulasi atau organ persetubuhan, yaitu organ
atau alat untuk memasukkan cairan semen ke dalam alat kelamin wanita.
Di
dalam penis terdapat uretra yang merupakan muara bagi saluran kencing dan
saluran kelamin. Di samping itu, di dalam penis juga terdapat korpus kavernosum
atau badan rongga, yaitu dua korpus kavernosum penis di sisi uretra dan satu
korpus kavernosum penis di bawah uretra. Apabila terjadi rangsangan rongga ini
akan terisi darah, sehingga dapat menyebabkan penis membesar dan memanjang
serta menegang yang dikenal sebagai proses ereksi.
Selain
itu, pada penis terdapat bagian yang disebut kepala penis (glans penis). Bagian
ini merupakan ujung penis tempat terdapatnya lubang uretra (urifisium uretra)
dan ujung-ujung saraf perasa. Pada kepala penis terdapat kulit penutup yang
dapat melipat disebut kulup
(preputium).
3.
Mekanisme Pembentukan Gamet
Sel
sperma (spermatogonium) dalam tubulus seminiferus akan mengalami pembelahan
membentuk spermatosit primer yang selanjutnya akan membelah secara meiosis
pertama untuk menghasilkan dua
spermatosit sekunder. Tiap spermatosit sekunder melakuakan pembelahan meiosis
kedua menghasilkan 2 spermatid. Spermatid akan berkembang
menjadi sperma yang matang dan akan menuju epididimis. Proses spermatogenesis
memerlukan waktu 65 – 75 hari.
2. Organ Reproduksi Wanita
Seperti
halnya alat reproduksi pada pria, alat reproduksi pada wanita juga terbagi menjadi
alat reproduksi bagian dalam dan bagian luar. Untuk lebih jelasnya, berikut ini
akan dijelaskan lebih rinci.
1.
Alat Reproduksi Bagian Dalam
Alat
reproduksi bagian dalam wanita terdiri atas ovarium (kandung telur), tuba
fallopi atau oviduk (saluran telur), dan vagina (saluran kelamin).
a)
Ovarium
Ovarium berjumlah
sepasang yang terdapat di rongga perut, yaitu tepatnya di sebelah kiri dan
kanan daerah pinggang. Fungsi ovarium ini untuk menghasilkan sel telur atau
ovum dan hormon-hormon kelamin wanita, seperti progesteron dan estrogen.
Ovarium dilindungi oleh suatu kapsul pelindung yang mengandung folikel-folikel.
Setiap folikel berisi sebuah sel telur yang diselubungi satu atau lebih lapisan
sel-sel folikel. Folikel merupakan suatu struktur yang berbentuk bulatan-bulatan
dan terdapat di sekeliling oosit, berguna sebagai penyedia makanan dan
pelindung bagi sel telur yang sedang mengalami pematangan.
b) Tuba Fallopi
Tuba
fallopi yang lazim disebut sebagai oviduk berjumlah sepasang. Tuba fallopi ini
merupakan suatu saluran yang menghubungkan ovarium dengan rahim (uterus). Tuba
fallopi terbagi menjadi tiga bagian, yaitu ismus
yang merupakan bagian tuba fallopi yang terletak dekat uterus atau rahim, ampula, yaitu daerah yang berbentuk
lengkungan yang terletak di atas ovarium, dan infudibulum, yaitu daerah pangkal tuba fallopi yang berbentuk
corong (fimbria).
Pangkal
tuba fallopi yang berbentuk corong disebut pula infudibulum. Infudibulum
mengandung tonjolan-tonjolan seperti kaki cumi-cumi yang berjumbai-jumbai
disebut fimbriae. Fimbriae ini berperan untuk menangkap ovum. Ovum yang telah
ditangkap fimbriae, kemudian diangkat oleh tuba fallopi. Dengan adanya gerak
peristaltik serta dinding tuba fallopi yang bersilia, ovum kemudian diangkat
menuju rahim.
Dengan
demikian, tuba fallopi memiliki beberapa fungsi, yaitu untuk menyalurkan ovum
menuju uterus dan menyediakan lingkungan yang cocok bagi proses pembuahan dan
perkembangan telur sebelum fertilisasi terjadi.
c)
Uterus
Uterus lazim disebut
rahim, pada manusia hanya terdiri dari satu ruang yang disebut simpleks. Uterus ini berbentuk seperti
buah pear dan berotot cukup tebal. Pada wanita-wanita yang belum pernah
melahirkan, ukuran panjang rahimnya adalah 7 cm dengan lebar antara 4 cm sampai
5 cm.
Pada
rahim bagian bawah bentuknya mengecil dan dinamakan serviks uterus, sedangkan
bagian yang lebih besar disebut badan rahim atau corpus uterus. Rahim pada
manusia dan mamalia tersusun atas tiga lapisan, yaitu perimetrium, meiometrium,
dan endometrium. Pada lapisan
endometrium dihasilkan banyak lendir, serta terdapat banyak pembuluh darah.
Lapisan endometrium ini mengalami proses penebalan dan akan mengelupas setiap
bulannya apabila tidak terdapat zigot yang terimplantasi (tertanam). Uterus ini
merupakan tempat untuk pertumbuhan dan perkembangan janin.
Di
samping itu, rahim juga terbagi atas tiga bagian, yaitu fundus, bagian paling atas yang berdekatan dengan saluran telur, ismus bagian tengah rahim, dan serviks
yang sering kali disebut sebagai leher rahim adalah bagian paling bawah dan
tersempit, yang memanjang sampai vagina.
d) Vagina
Vagina merupakan bagian
dalam kelamin wanita yang berbentuk seperti tabung dilapisi dengan otot yang
arahnya membujur ke arah bagian belakang dan atas. Bagian dinding vagina lebih
tipis dibandingkan dengan dinding rahim dan terdapat banyak lipatan-lipatan.
Lipatan-lipatan tersebut berguna untuk mempermudah jalannya proses kelahiran
bayi. Di samping itu, pada vagina juga terdapat lendir yang dikeluarkan oleh
dinding vagina dan sepasang kelenjar yang dikenal sebagai kelenjar bartholi. Vagina ini merupakan organ persetubuhan (kopulasi)
pada wanita.
2.
Alat Reproduksi Bagian Luar
Alat
reproduksi bagian luar pada wanita disebut vulva, terdiri atas labia mayora, mons
pubis, labia minora, organ klitoris, orificium uretra, dan himen (selaput
dara).
Labia mayora adalah bibir bagian luar dari
vagina yang tebal dan berlapiskan lemak, sedangkan mons pubis merupakan bagian
tempat bertemunya dua bibir vagina dengan bagian atas yang terlihat membukit.
Labia minora atau bibir kecil, yaitu sepasang lipatan kulit pada vagina yang
halus dan tipis serta tidak mengandung lapisan lemak.
Organ klitoris, merupakan bagian vagina yang
berbentuk tonjolan kecil yang sering kali disebut klentit. Adapun orificium
uretra adalah muara saluran kencing yang letaknya tepat di bawah organ
klitoris. Di bagian bawah saluran kencing yang mengelilingi tempat masuk ke
vagina, terdapat himen yang dikenal dengan nama selaput dara.
3.
Mekanisme Pembentukan Gamet
Berbeda dengan sel sperma yang diproduksi
seumur hidup oleh pria, sel telur pada wanita terbatas jumlahnya. Jumlah sel
telur wanita, pada usia tujuh tahun adalah sekitar 300.000. Akan tetapi, jumlah
tersebut berkurang seiring waktu. Selama masa reproduksi, sel telur yang akan
dilepaskan hanya sekitar 400–500 buah sel telur (Starr and Taggart, 1995: 780).
Sel telur tersebut diovulasikan setiap bulan mulai dari masa aktif reproduksi
saat menstruasi kali pertama. Jadi, kurang lebih wanita akan mengalami masa
subur dalam waktu 33 hingga 41 tahun atau dalam rentang usia 12 hingga 45–63
tahun. Oosit primer telah dibentuk pada saat organogenesis bayi di dalam rahim
dan telah mencapai tahap profase I. Setelah oosit terbentuk, oosit mengalami
masa penantian (arestasi) hingga akhirnya wanita tersebut mulai memasuki masa
subur yang ditandai dengan menstruasi. Kemudian, oosit melanjutkan pembelahan
meiosisnya menjadi dua buah oosit sekunder. Salah satu dari oosit tersebut,
akan mengalami degenerasi sehingga hanya ada satu oosit yang akan berkembang.
Oosit degeneratif (badan polar) hasil meiosis
I tidak akan ikut dalam meiosis II. Oosit sekunder, lalu akan mengalami
pembelahan meiosis kedua menghasilkan satu buah oosit fungsional. Oosit
fungsional tersebut kemudian yang akan diovulasikan setiap bulan (dalam periode
lebih kurang 28 hari) selama masa subur wanita.
4.
Siklus Menstruasi
Siklus menstruasi pada wanita terdiri adri tiga
fase, yaitu :
a. Fase
aliran menstruasi, terjadi saat pendarahan menstruasi (hilangnya sebagian besar
lapisan fungsional endometrium. Hal ini disebabkan oleh hormone progesterone
dan estrogen berhenti diproduksi, sehingga endometrium mengalami degenerasi.
b. Fase
Poliferasi, sisa endometrium yang tipis akan mulai mengalami regenerasi dan
menebal selama satu atau dua minggu.
c. Fase
sekresi, endometrium terus menebal,
mengandung lebih banyak pembuluh, dan mengembangkan kelenjar yang mensekresikan
cairan yang kaya akan glikogen. Perubahan endometrium dipengaruhi oleh hormone
estrogen dan progesterone. Jika tidak terjadi kehamilan, korpus luteum
berdegenerasi sehingga progesterone dan estrogen menurun bahkan hilang.
5.
Proses Pembuahan Dan Perkembangan Embrio
Sel telur yang telah dibuahi akan membentuk zigot. Zigot yang terbentuk menuju rahim (uterus),
kemudian membelah diri menjadi dua, empat, delapan, enam belas, dan seterusnya.
Sementara itu, lapisan dalam dinding rahim terus menebal untuk memberi makanan bagi embrio. Embrio memperoleh makanan dari
tubuh induknya melalui plasenta (ari-ari) yang akan masuk ke embrio melalui tali pusar. Melalui tali pusar pula, sisa-sisa metabolisme dan zat yang tidak berguna dialirkan kembali ke
plasenta dan akhirnya ke tubuh ibunya.
Embrio di dalam rahim
akan dilindungi oleh selaput pembungkus,
yaitu antara lain sebagai berikut :
a.
Amnion,
merupakan selaput yang membatasi ruangan tempat terdapatnya embrio. Dinding
amnion mengeluarkan getah berupa air ketuban yang berguna untuk menjaga embrio
agar tetap basah dan melindungi embrio dari guncangan.
b.
Korion,
merupakan selaput yang berada di sebelah luar amnion. Korion dan alantois akan
tumbuh membentuk jonjot pembuluh darah yang berhubungan dengan sistem peredaran darah induknya melalui plasenta.
c.
Sakus
vitellinus (kantong kuning telur) merupakan pemunculan sel-sel dan pembuluh
darah yang pertama yang terletak di antara amnion dan plasenta.
d.
Alantois terletak
di dalam tali pusat. Alantois berfungsi untuk respirasi, saluran makanan, dan
ekskresi. Waktu embrio berkembang, jaringan epitelnya menghilang dan tinggal
pembuluh darah yang berfungsi sebagai penghubung embrio dan plasenta.
Embrio
yang terus tumbuh selanjutnya akan keluar dari tubuh ibu melalui mekanisme
kelahiran. Bayi yang telah lahir memerlukan ASI (air susu ibu) sebagai sumber
makanan dan nutrisi untuk pertumbuhannya. ASI memiliki manfaat yang tidak
diragukan lagi, karena :
a.
Kandungan gizi pada ASI sangatlah banyak
sesuai dengan kebutuhan bayi seperti laktosa.
b.
ASI mengandung zat kekebalan tubuh,
sehingga bayi akan terhindar dari penyakit.
c.
ASI sangatlah aman dikonsumsi, peluang
untuk terjadinya alergi sangatlah kecil.
d.
Suhu dari ASI sesuai dengan suhu tubuh
bayi.
Selain
itu ASI juga mengandung kolostrum yang sangat baik untuk dikonsumsi bayi yang
baru saja lahir. Kolostrum merupakan air susu yang pertama kali keluar dari
payudara seorang ibu yang baru saja melahirkan.
6.
Alat Kontasepsi
Kontrasepsi adalah suatu cara yang bertujuan mencegah
terjadinya pembuahan. Kontrasepsi memiliki beberapa metode, antara lain:
a)
Tanpa alat bantu
Kontrasepsi dengan cara
tidak melakukan koitus pada masa subur wanita (hari 12 – 16 siklus haid). Cara
ini dikenal dengan nama sistem kalender atau abstinensi.
b)
Menggunakan alat bantu
Pada
cara ini, mencegah pertemuan ovum dengan spermatozoa, dapat dilakukan dengan berbagai
alat bantu, misalnya: kondom, spiral, jelly, dan lain-lain.
Kontrasepsi
dengan menggunakan alat bantu dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:
o
Secara mekanik, yaitu dengan cara
mencegah bertemunya sperma dengan ovum. Pada lakilaki menggunakan kondom,
sedangkan pada wanita bisa menggunakan diafragma, spiral, IUD (Intra Uterine
Device).
o
Secara kimiawi, yaitu dengan menggunakan
spermisida senyawa kimia yang dapat membunuh sel-sel sperma. Misalnya bisa
berbentuk jelly, busa, dan lain-lain.
o
Secara hormonal, yaitu dengan cara
memengaruhi kesuburan wanita, misalnya dengan KB suntik, susuk dan pil KB.
Bahkan kini juga sudah dikembangkan teknik hormonal (pada laki-laki).
c)
Sterilisasi
Sterilisasi
dilakukan dengan mengikat/me motong saluran vas deferens dikenal dengan istilah
vasektomi, atau mengikat/memotong tuba fallopii dikenal dengan istilah
tubektomi.
B. Gangguan
pada Sistem Reproduksi Manusia
Kelainan pada sistem
reproduksi manusia dapat disebabkab oleh berbagai faktor, yaitu faktor dari
luar maupun dari dalam. Yang dari luar misalnya karena masuknya bakteri atau
virus. Berikut ini beberapa kelainan yang terjadi pada sistem reproduksi
manusia.
1.
Gonorrhea
Gonorrhea disebabkan
oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae. Di masyarakat, penyakit kelamin ini dikenal
juga dengan nama raja singa. Bakteri penyebab gonorrhea tidak dapat hidup di
luar tubuh sehingga hanya akan menular melalui kontak hubungan seksual.
Penderita gonorrhea akan mengalami rasa sakit yang luar biasa pada saat buang
air kecil (kencing), yaitu rasa pedih dan terbakar. Seringkali disertai dengan
urine yang bernanah. Biasanya, penyakit ini tidak cepat dirasakan oleh wanita
sehingga jarang sekali wanita yang mengalami keluhan terserang gonorrhea. Pada
wanita, infeksi tersebut menyebabkan pembentukan selaput lendir di tuba Fallopi
yang mencegah pergerakan sperma menuju sel telur sehingga mengakibatkan kemandulan.
2.
Sindrom
Premenstrual
Sindrom Premenstrual
adalah keadaan dimana terjadi gangguan emosi, lesu, sakit kepala, bengkak pada
tungkai, rasa pedih, dan nyeri payudara yang terjadi beberapa hari sebelum
menstruasi. Penyebabnya diduga adalah kadar estrogen tinggi, progesterone
rendah, gangguan metabolisme karbohidrat, kadar prolaktin tinggi, dan gangguan
psikis.
3.
Herpes
Herpes merupakan penyakit yang
disebabkan oleh virus herpes. Gejalanya tidak tampak secara langsung. Umumnya,
ditandai dengan timbulnya bintik-bintik merah, rasa sakit ketika urinasi, dan
(buang air kecil) gatal-gatal di sekitar alat kelamin. Lama-kelamaan, penyakit
ini dapat membuat kelelahan pada otot dan menyerang jaringan saraf pusat.
4.
Kanker
Leher Rahim
Kanker leher rahim
adalah kanker yang menyerang leher rahim perempuan melalui tahap-tahap
pra-kanker (displasia ringan), displasia berat, kanker yang belum menyebar dan kanker
yang akan menyebar. Pada stadium lanjut, kanker ini memiliki gejala pendarahan
setelah senggama, pendarahan setelah menopouse dan keputihan atau keluar cairan
kekuningkuningan, berbau dan bercampur dengan darah.
5.
Vulvovaginitis
Vulvovaginitis adalah peradangan
pada vulva dan vagina yang sering menimbulkan gejala keputihan (flour albus)
yaitu keluarnya cairan putih kehijauan dari vagina. Penyakit ini disebabkan
oleh bakteri Gardnertella vaginalis. Dapat pula disebabkan oleh protozoa,
misalnya Trichomonas vaginalis atau oleh jamur Candida albicans.
6.
Sifilis
Sifilis termasuk
penyakit kelamin cukup berbahaya. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri dari
jenis Treponem pallidum. Bakteri ini dapat tertular dari seorang ibu penderita
kepada anaknya yang masih dalam kandungan. Penularan penyakit ini disebabkan
oleh hubungan kelamin yang tidak sehat. Penyakit ini baru terlihat pengaruhnya
pada seseorang yang tertular setelah 30 hari penularan. Penyakit ini jarang
sekali tertular melalui benda-benda bekas penderita. Pengobatan penyakit ini
dapat dilakukan dengan menggunakan antibiotik. Namun demikian, seseorang yang
menderita penyakit ini sebaiknya ditangani oleh dokter, tidak mengobati sendiri.
7.
Hamil
Anggur
Hamil anggur merupakan
suatu kehamilan yang tidak berisi janin, tetapi berisi gelembung-gelembung mola
dan bekuan darah. Hamil anggur dapat menyebabkan kesakitan atau kematian karena
pendarahan, tembusnya dinding rahim oleh proses mola dan infeksi.
8.
AIDS
AIDS merupakan kepanjangan dari Acquired Immune Deficinecy Syndromyang artinya
penurunan sistem kekebalan tubuh. Penyakit ini disebabkan oleh jenis virus yang
diberi nama HIV (Human Immunodeficiency Virus).
Struktur HIV memiliki dua molekul
RNA di dalam intinya. Virus ini awalnya berasal dari virus kera di Afrika yang
telah mengalami mutasi. Meskipun penyakit yang ditimbulkan oleh virus HIV ini
sangat berbahaya dan mematikan, tetapi dalam proses penularannya tidak semudah
penularan virus jenis yang lainnya. Virus HIV tidak menular melalui kontaminasi
biasa, seperti berjabat tangan, berpelukan, atau melalui batuk, bersin,
peralatan mandi, dan makanan. Melainkan harus dengan media berupa cairan tubuh
melalui luka di kulit atau selaput lendir, dengan kata lain harus melalui
penetrasi cairan tubuh dari penderita ke orang yang tertular. Beberapa proses
penularan penyakit dapat melalui hubungan seksual, penggunaan jarum suntik
bekas penderita, atau melalui transfusi darah.
Indikasi awal dari penyakit ini,
yaitu penderita akan mengalami pembesaran organ limfa. Penyakit-penyakit yang
umum diderita oleh orang yang mengidap penyakit AIDS, yaitu pneumonia, kanker,
diare, penurunan berat badan, dan gagal jantung. Virus HIV banyak
terkonsentrasi di dalam darah penderita dan cairan mani. Apabila seseorang
telah terinfeksi virus ini, maka seumur hidupnya virus ini akan tetap ada.
Mengapa demikian? Karena virus ini tidak mudah untuk diobati, kalau pun sembuh
tidak mungkin sembuh total.
9.
Demam
Panas Karena Baru Melahirkan
Demam panas karena baru melahirkan
dikenal sebagai demam nifas seperti itu terjadi dalam waktu 10 hari melahirkan
atau keguguran. Plasenta baku menjadi sangat rentan terhadap luka dan infeksi
setelah pemisahan. Hal ini ditandai dengan demam yang sangat tinggi, dan
memerlukan perhatian medis.
10.
Cervicitis
Cervicitis adalah peradangan serviks
uterus. Kelenjar lendir banyak terbentuk di wilayah ini yang menjaga vagina
dilumasi. Meskipun demikian, ini menciptakan lingkungan yang kondusif bagi
pertumbuhan mikroba dan bakteri lainnya. Dengan demikian, infeksi pada vagina
dapat ditularkan ke servik uterus yang pada akhirnya menyebabkan peradangan
leher rahim.
11.
Erosi
Serviks
Erosi
serviks adalah kondisi di mana borok terbentuk di daerah leher rahim. Hal ini
ditandai dengan bintik-bintik merah dan pink cerah, sekitar pembukaan serviks.
Selama awal penyakit, potongan lendir dibuang oleh tubuh. Hal ini kemudian
ditindaklanjuti dengan berbagai tingkat tindakan perbaikan.
12.
Sindroma
Ovarium Polikistik
Sindroma ovarium polikistik (PCOS)
mengacu pada kondisi ovarium wanita. Penyakit ini, menyebabkan ovarium membesar
dan ditutupi oleh sejumlah kista kecil. Jenis penyakit ini adalah gangguan
hormonal yang umum pada wanita usia reproduksi. Hal ini ditandai dengan periode
menstruasi yang abnormal dan pertumbuhan rambut yang berlebihan. Jika tidak
terdiagnosa pada tahap awal dapat mengakibatkan komplikasi jangka panjang dan
berisiko.
13.
Prostatis
Prostatis adalah peradangan pada
prostat yang sering disertai dengan peradangan uretra. Gejalanya berupa
pembengkakan yang dapat menyumbat uretra sehingga timbul rasa nyeri dan sulit
buang air kecil.
14.
Endometriosis
Endometriosis adalah keadaan di mana
jaringan endometrium terdapat di luar rahim, yaitu dapat tumbuh di sekitar
ovarium, oviduk, atau jalur di luar rahim. Gejalanya berupa nyeri perut,
pinggang terasa sakit, dan nyeri pada saat menstruasi. Jika tidak ditangani
akan menyebabkan sulit terjadinya kehamilan. Penanganannya dengan pemberian
obat-obatan, laparoskopi, atau bedah laser.
15.
Oligomenore
Oligomenore adalah
kondisi yang ditandai oleh celah yang berkepanjangan antara dua menstruasi.
Biasanya seorang wanita menstruasi setiap 25-30 hari, meskipun dalam
oligomenore, perempuan hanya mengalami menstruasi selama 4 sampai 9 kali dalam
setahun. Kondisi ini disebabkan karena kekurangan estrogen dan dapat
mengakibatkan kemandulan.
16.
Amenore
Penyakit ini mengacu
pada suatu kondisi di mana seorang individu gagal untuk menstruasi. Ada dua
jenis amenorrhea amenore primer dan sekunder. Amenore primer adalah
keterlambatan siklus menstruasi abnormal, sedangkan amenore sekunder terjadi pada
wanita yang belum mencapai usia premenopause.
17.
Impotensi
Impotensi adalah
ketidakmampuan mempertahankan ereksi penis. Impotensi dapat disebabkan oleh
berbagai faktor, antara lain gangguan produksi hormon testosterone, kelainan
psikis, penyakit diabetes mellitus, kecanduan alcohol, obat-obatan, dan
gangguan sistem saraf
18.
Infertilitas
Infertilitas atau
ketidaksuburan dapat terjadi pada pria atau wanita. Pada pria infertilitas
terjadi karena adanya penyakit, seperti impotensi, ejakulasi dini, adanya sumbatan
pada saluran sperma, adanya kelainan gerak sperma dan kerusakan testis.
Sedangkan, pada wanita disebabkan oleh kelainan lendir leher rahim, adanya
tumor, adanya sumbatan pada saluran telur, menstruasi tidak teratur dan karena
obesitas.
19.
Condiloma
accuminata
Penyakit condiloma
accuminata disebabkan oleh virus Human papilloma. Penyakit ini ditandai dengan
timbulnya kutil yang dapat membesar dan akhirnya dapat menimbulkan kanker mulut
rahim.
20.
Infeksi
Vagina
Gejalanya berupa
keputihan dan timbul gatal-gatal. Infeksi ini menyerang wanita usia produktif
terutama yang menikah. Penyebabnya adalah akibat hubungan kelamin.
C. Teknologi
yang Berhubungan dengan Sistem Reproduksi
Untuk membantu mengatasi masalah reproduksi, berbagai
pengetahuan tentang teknologi telah berkembang sangat pesat. Teknologi tersebut
antara lain:
1.
Pengontrolan
kehamilan
Pengontrolan
kehamilan merupakan suatu terapan teknologi untuk mengontrol kehamilan.
Pengontrolan kehamilan dapat dilakukan dengan cara menggunakan alat kontrasepsi
(alat pencegah kehamilan). Untuk mencegah kehamilan, meski tidak 100% tingkat
keberhasilannya, beberapa ibu menggunakan obat-obatan pencegah kehamilan.
Reaksi obat tersebut meliputi rintangan mekanis terhadap lintasan sperma.
Beberapa jenis spermisida dalam bentuk busa, jeli, atau tablet merupakan bahan
kimia yang dapat mematikan sperma.
2.
Aminosentesis
Amniosentesis
merupakan teknik pengambilan cairan amnion untuk dianalisis secara genetik.
Pengambilan cairan ini dimaksudkan agar penyakit genetik dan penyakit bawaan
yang lahir saat fetus dalam uterus dapat terdeteksi. Sama seperti teknik ini
adalah pengambilan sampel vilus korion (chorionic villus sampling).
3.
Intracytoplasmic
Sperm Injection
Intracytoplasmic
Sperm Injection merupakan terapan teknologi dengan metode dan prosedur yang
lebih canggih. Satu sel sperma disuntikkan langsung ke sebuah sel telur. Metode
tersebut lebih efektif pada seorang laki-laki yang mempunyai beberapa masalah
kesuburan.
4.
Bayi Tabung
Bayi Tabung
merupakan terapan teknologi biasa dilakukan terhadap perempuan (istri) yang sel
telurnya tidak dapat turun ke dalam oviduk. Hal tersebut kemungkinan disebabkan
oleh infeksi atau kelainan bawaan sehingga saluran tersebut tersumbat. Pada
bayi tabung, proses pembuahan terjadi di luar kandungan, yaitu di dalam cawan
laboratorium. Telur yang belum matang diambil dari ovarium dengan suatu alat,
kemudian dimatangkan dalam cawan dengan obat penyubur. Selanjutnya, sel telur
yang sudah matang direaksikan dengan sperma. Setelah dua sampai empat hari,
embrio siap diimplantasi ke rahim.
5.
Iseminasi
Buatan
Inseminasi buatan
merupakan terapan teknologi yang dilakukan dengan cara memasukkan sperma ke
dalam vagina oleh seorang ahli kesehatan. Sperma biasanya berasal dari
pasangannya (suami). Inseminasi buatan dilakukan terhadap perempuan yang
suaminya mempunyai jumlah sperma yang sedikit. Sebuah variasi dari inseminasi
buatan adalah penggunaan obat-obatan yang dapat merangsang ovari. Selanjutnya,
sperma donor ditempatkan di dalam uterus, dekat vagina.
6.
Kloning
Kloning
menjadi istilah paling populer setelah lahirnya domba Dolly hasil kloning.
Kloning merupakan salah satu cara reproduksi buatan yang memanfaatkan teknologi
manipulasi sel telur. Jika umumnya sel telur dibuahi oleh inti sel sperma, pada
proses kloning ini inti sel telur yang haploid dipindahkan dengan teknik
khusus. Setelah itu, posisinya digantikan oleh inti sel dari bagian tubuh
lainnya, seperti kulit atau otot yang diploid. Pada domba Dolly, inti sel donor
yang digunakan adalah inti sel kelenjar susu domba.
Kasus
kloning masih menjadi polemik berkepanjangan karena teknologi tersebut sangat
mungkin dilakukan pada manusia. Jika terjadi pada manusia, dikhawatirkan akan
terjadi penyimpangan terhadap tujuan utama dari kloning. Misalnya, dengan
melahirkan manusia yang digunakan untuk alat kejahatan. Percobaan kloning pada
manusia masih merupakan pelanggaran terhadap undang-undang yang berlaku di
seluruh duniaSperm Injection merupakan terapan teknologi dengan metode dan
prosedur yang lebih canggih.
7.
Pencintraan Ultrasound
Pencitraan
ultrasound atau pindai bunyi ultra merupakan salah satu teknologi yang
digunakan untuk menampilkan keadaan kesehatan bayi dalam rahim ibu. Selain itu,
adanya alat ini menjadikan dokter mampu mengetahui jenis kelamin bayi.
D. Gaya
Hidup Sehat untuk Menghindari Gangguan pada Sistem Reproduksi
Banyak
yang dapat kita lakukan untuk hidup secara sehat supaya dapat terhindar dari
berbagai macam penyakit pada sistem reproduksi. Gaya hidup sehat yang dapat
kita lakukan diantaranya:
1.
Kebersihan Pakaian Dalam
Seharusnya
dalam sehari, minimal mengganti pakaian dalam sebanyak dua kali untuk menjaga
kebersihan. Selain itu, pilihlah bahan celana dalam yang dapat mudah menyerap
keringat, karena jika tidak jamur bisa menempel di alat kelamin. Hindari untuk
saling bertukar pakaian dalam dengan orang lain bahkan itu keluarga sendiri,
karena setiap orang memiliki kondisi kelamin yang berbeda.
2.
Menghindari Menggunakan Celana Dalam dan Jeans yang Ketat
Memakai
celana dalam dan celana jeans yang terlalu ketat di wilayah selangkangan dapat
menyebabkan kulit susah untuk bernafas dan akhirnya dapat menyebabkan daerah
tersebut berkeringat, lembab, mudah terkena jamur dan teriritasi. Pemakaian
celana ketat itu bagi pria dapat membuat peredaran darah yang tidak lancar dan
membuat penis serta testis dalam keadaan panas. Panas yang berlebihan oleh
suhu, keringat dan pakaian yang terlalu ketat, dapat menurunkan kualitas sperma.
3.
Membersihkan Kelamin Setelah Buang Air Kecil dan Besar
Usahakan
untuk selalu membersihkan bagian luar alat kelamin dengan air dan sabun. Untuk
wanita, siramlah dengan air dengan arah depan ke belakang dan bukan sebaliknya.
Hal ini untuk mencegah masuknya kuman dari dubur ke vagina. Untuk pria, cukup
hanya membersihkan dengan air bersih.
4.
Mengganti Pembalut Secara Teratur
Bagi para
wanita yang sedang menstruasi atau haid untuk supaya tidak malas mengganti
pembalut karena ketika menstruasi kuman-kuman mudah untuk masuk dan pembalut
yang telah ada gumpalan darah merupakan tempat berkembangnya jamur dan bakteri.
Usahakan untuk mengganti setiap 4 jam sekali, 2-3 kali sehari atau sudah merasa
tidak nyaman. Jangan lupa, bersihkan vagina sebelum mengganti pembalut.
5.
Merawat Rambut Yang Tumbuh di Sekitar Kelamin
Perawatan
bulu disarankan untuk dirapikan saja dengan memendekkan, dengan gunting atau
dicukur. Namun sebelumnya menggunakan busa sabun terlebih dahulu dan
menggunakan alat cukur khusus yang lembut, dan sudah dibersihkan dengan sabun
dan air panas. Rambut-rambut tersebut berfungsi untuk kesehatan alat kelamin,
yaitu berguna untuk merangsang pertumbuhan bakteri baik yang melawan bakteri
jahat serta menghalangi masuknya benda asing kecil ke dalam vagina. Sehingga
perlu rajin menjaganya agar tidak menjadi sarang kutu dan jamur.
6.
Berhenti Merokok
Merokok akan
merusak ovarium, mengganggu produksi hormon estrogen dan membuat sel telur
wanita rentan menggalami kelainan genetik.
7.
Menjaga Berat Badan yang Ideal
Jika terlalu
kurus maka akan kekurangan hormon estrogen dan sistem reproduksi tidak akan
berfungsi. Sebaliknya, jika terlalu gemuk menyebabkan kelebihan hormon estrogen
dan mengganggu evulasi serta bisa
menghentikan menstruasi.
D.A Pratiwi,
dkk.2006.Biologi untuk Kelas XI.Jakarta:Erlangga
Suwarno. 2009. BSE. Jakarta: PT Sunda kelapa pustaka.
Irman
Soemantri.2008.Sistem Pencernaan Makanan.Jakarta:Salemba Medika.
Suwarno. 2009. BSE. Jakarta: PT Sunda
kelapa pustaka.
0 comments:
Post a Comment